Chapter 2

1.3K 180 52
                                    

"There is never a time or place for true love. It happens accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment."

:: Sarah Dessen









"Doy, kita sudah sampai." ujar Jaehyun lembut sambil menyentuh bahu Doyoung.

Lelaki itu tetap bergeming. Jaehyun menghela napas seraya turun dari mobil. Dia berjalan mengintari mobil lalu membuka pintu jok penumpang. Pria itu hendak menggendong Doyoung ala bridal seperti yang pernah dia lalukan waktu itu. Tapi sayang, mata Doyoung sudah terbuka lebih dulu dan kini wajah keduanya hampir tak memiliki jarak. Doyoung hanya mampu terdiam sedangkan Jaehyun segera sadar dan menjauhkan diri dari Doyoung. Namun memang kesialan sedang tertuju pada Jaehyun, kepalanya terbentur atap mobil saat dia mencoba menjauh.

"Jaehyun-ah!" Doyoung memekik kemudian keluar dari mobil mengikuti Jaehyun.

Jaehyun tampak memegangi kepalanya yang baru saja terbentur. Pasti sangat sakit rasanya. Doyoung mendekati Jaehyun dan hendak memeriksa bagian kepala Jaehyun yang sakit namun pria itu menghindar, "Aku tidak apa-apa, Doy."

"Tidak apa-apa bagaimana? Banturanmu itu keras. Kau tidak hati-hati, sih. Lagipula-"

Doyoung tiba-tiba terdiam dan tidak melanjutkan perkataannya. Lelaki itu merasakan semilir angin yang berbeda dan dia pun mendengar suara ombak. Apa? Ombak? Doyoung membalikkan badan dan pada akhirnya dia sadar bahwa kini mereka sedang berada di pantai.

"Jaehyun-ah! Kau membawaku ke pantai!"

"Ya, tentu saja. Sebenarnya aku-woa, Doyoung."

Pelukan Doyoung yang tiba-tiba itu membuat Jaehyun tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Tampaknya Doyoung amat senang karena pelukan yang lelaki itu berikan sangatlah erat. "Terima kasih. Terima kasih karena telah membawaku ke pantai. Aku sangat merindukan suasana seperti ini."

Awalnya Jaehyun hanya mampu diam, tapi ketika mendengar kata-kata yang baru saja diucapkan Doyoung, pria itu membalas pelukan Doyoung dengan perlahan. "Kau menyukainya?"

"Sangat!!!"

"Lalu mengapa kau tidak bermain?"

Doyoung melepaskan pelukannya kemudian tersenyum pada Jaehyun, "Ayo bermain bersama!"

Tidak ada kesempatan bagi Jaehyun untuk menjawab ajakan Doyoung. Lelaki itu segera menarik tangan Jaehyun dan membawanya berlari menuju tepi pantai. Doyoung segera membuka sepatunya kemudian tersenyum pada Jaehyun, "Kau juga harus membuka sepatumu."

"Tidak, terima kasih. Kau saja yang bermain."

Doyoung mengerucutkan bibirnya, "Waeyo??"

"Aku tidak terlalu suka air laut."

Doyoung langsung berkacak pinggang setelah mendengar jawaban Jaehyun, "Kau sudah membawaku ke sini, ke pantai, tempat yang paling aku suka. Itu berarti, kau juga harus bermain bersamaku. Dan, hey, kau keterlaluan!! Air laut itu ciptaan Tuhan, dan kau tahu bahwa semua ciptaan Tuhan itu memiliki banyak sekali manfaat. Jika kau tidak menyukai air laut, maka kau tidak mengindahkan nikmat Tuhan yang telah Dia berikan padamu!"

Jaehyun terkekeh. Doyoung kembali dibuat terkejut dengan sikap Jaehyun yang menurutnya aneh. Doyoung baru tahu jika orang sedingin Jaehyun bisa tahu caranya terkekeh.

"Ke-kenapa reaksimu seperti itu?" tanya Doyoung heran.

Jaehyun menggeleng kecil. "Tidak apa-apa. Mulai sekarang aku akan menyukai air laut."

The Destiny of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang