Chapter 7

1K 138 50
                                    

"Goodbye may seem forev.er. Farewell is like the end. But in my heart is a memory, and there you'll always be."

:: Widow Tweed - Fox & The Hound



















Angin sore berhembus sehingga membuat Doyoung sedikit menggigil. Lelaki itu sesungguhnya tidak tahu harus melakukan apa berhubung dia sedang dibebaskan dari tugas oleh para dosen di pekan ini. Pada akhirnya yang bisa dilakukan oleh Doyoung adalah berdiri di balkon kamarnya sambil memandang langit sore.

"Doy?"

Doyoung berbalik kemudian tersenyum setelah mendapati kehadiran Jaehyun. "Hmm?"

"Kau tidak sedang sibuk, kan?"

"Tidak. Mengapa?"

"Mau pergi ke supermarket bersamaku? Ibumu menyuruhku membelikan bahan-bahan untuk memasak makan malam."

"Oh, seharusnya eomma menyuruhku saja untuk membelinya. Kenapa dia malah menyuruhmu, ya?"

Jaehyun tersenyum. "Mungkin lebih jelasnya dia menyuruh untuk mengantarmu belanja."

Doyoung mengangguk. "Ah, kau benar. Lalu, kita berangkat sekarang?"

Pertanyaan Doyoung pun dijawab oleh anggukkan kecil Jaehyun.

***

"Ibumu tidak memberitahu dia akan memasak apa untuk makan malam." ujar Jaehyun ketika mereka sudah sampai di dalam supermarket. Keduanya kini sedang berkeliling mencari bahan apa yang harus mereka beli.

Doyoung mengerucutkan bibirnya sehingga membuat Jaehyun tersenyum dengan spontan. Entah mengapa, di mata Jaehyun, Doyoung terlihat sangat lucu ketika sedang mengerucutkan bibir. Doyoung pun kemudian berkata, "Jika eomma tidak memberitahumu, itu tandanya dia menyuruh kita untuk memilih hidangan makan malam sendiri. Di rumah, eomma tinggal memasaknya saja."

"Benarkah? Kalau begitu bagaimana jika kita makan bibimbap saja?"

"Bibimbap? Bukankah itu terlalu sederhana untuk makan malam bersama kedua orangtuaku?"

Jaehyun menggeleng. "Justru karena malam ini kita makan malam bersama orangtua, bibimbap merupakan menu yang tepat. Bibimbap memang makanan sederhana, tetapi rasanya akan terasa sangat mewah jika dimakan bersama keluarga."

Doyoung mengerutkan kening. "Kenapa rasanya tiba-tiba menjadi mewah?"

Jaehyun tampak berpikir kemudian menjawab, "Hmmm mungkin bibimbap ini akan dibuat oleh tangan ibumu yang penuh cinta dan ketulusan untuk suami, anak, dan menantunya sehingga rasa bibimbap akan sangat mewah karena dibumbui oleh sebuah kasih sayang."

Doyoung hanya terdiam setelah mendengar jawaban Jaehyun. Lelaki kelinci itu sebenarnya heran karena jawaban manis itu keluar dari mulut Jaehyun, yang setahu Doyoung memiliki sifat yang dingin. Ah, bukan, jawaban Jaehyun tersebut dua kali lipat lebih aneh dari pesan-pesan singkat penuh emoticons yang pernah dikirimkan oleh pria itu. Entah sosok Jaehyun yang dingin telah berubah menjadi manis-and a little bit cheesy-, atau sebenarnya sifat Jaehyun memang manis-and creepy-tapi selama ini dia berpura-pura menjadi sosok yang dingin. Jika sudah menyangkut sifat Jaehyun, Doyoung benar-benar tidak tahu apa-apa.

"Doy?"

"Oh, ya?" ucap Doyoung yang baru saja tersadar dari lamunannya.

"Bagaimana? Kita beli bahan-bahan untuk bibimbap saja?"

The Destiny of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang