Chapter 8 End

1.6K 153 57
                                    

Jika kau berharap ada kisah menarik selepas kepergian Jaehyun, kau salah besar. Hanya ada kisah menyedihkan seorang Kim Doyoung yang tersisa. Ya, hanya ada aku yang tidak pernah bisa melupakan seorang pria menyebalkan bernama Jung Jaehyun. Setelah kami resmi bercerai, aku tidak pernah melihatnya lagi. Dia bagai lenyap ditelan bumi, dan itulah yang membuat hidupku kacau.

Tiga hari sebelum ujian semester, aku memutuskan untuk berhenti kuliah, lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah dengan isak tangis yang tidak berguna. Semua orang khawatir padaku, tentu saja. Namun, aku tidak menghiraukan mereka — mengunci diri dan tidak membiarkan seorang pun mengganggu. Sampai akhirnya Taeyong berhasil membobol pintu rumah, menerobos masuk ke kamar, dan menenangkanku dengan caranya sendiri.

Kau benar, kehadiran Taeyong tidak akan pernah menyembuhkan luka yang telah diberikan Jaehyun padaku sehingga aku memutuskan untuk mulai melupakan Jaehyun dengan caraku sendiri. Berubah menjadi pribadi yang buruk—serta berbanding terbalik dengan kepribadianku sebelumnya—dan meninggalkan seluruh tempat kenangan bersama Jaehyun untuk sesaat, merupakan cara yang ampuh untuk melupakan pria tengil yang pernah menjadi suamiku tersebut.

Namun, usahaku berakhir sia-sia. Karena sampai saat ini, hari ini, menit ini, dan detik ini, aku belum bisa melupakannya.

***

Seven Years Later        

Daily Seoul merupakan koran harian yang memuat berita aktual dan akurat berdasarkan ilmu jurnalistik. Berita yang disajikan pun hanya seputar ekonomi, politik, kebudayaan, olahraga, dan ilmu pengetahuan, yang membuat kantor redaksi Daily Seoul hanya didatangi oleh para politisi, ekonom, dan profesor terkenal yang berpenampilan rapi sekaligus resmi.

Maka dari itu, tak heran jika orang-orang yang berada di kantor redaksi Daily Seoul langsung dibuat heboh ketika pria manis beralas kaki sneakers merah dengan hanya mengenakan kaos putih ditutupi jaket kulit serta celana jeans ketat, berjalan masuk dan menghampiri meja resepsionis. Ini cukup lucu, tetapi kenyataannya Daily Seoul tidak pernah kedatangan tamu selebriti—atau minimal tamu yang berpakaian seperti selebriti seperti pria beralas kaki sneakers merah tersebut.

“Apa Lee Taeyong ada?”

Alis sang resepsionis wanita itu terangkat. Lee Taeyong adalah atasannya dan beberapa menit sebelumnya atasannya itu menitipkan pesan bahwa ada seseorang yang akan menemuinya hari ini. Apakah seseorang yang dimaksud atasannya itu adalah pria manis berpenampilan model yang kini sedang berdiri tegap di hadapannya?

“Hey, kau mendengarku?”

Resepsionis itu tersadar kemudian tersenyum kaku. Untuk memastikan apakah lelaki di hadapannya adalah seseorang yang dimaksud oleh atasan Lee, ia harus menanyakan nama lelaki itu. Nama yang sebelumnya juga sudah diberitahu oleh atasan Lee. “Anda Kim Doyoung, bukan?”

“Ya, saya Kim Doyoung dan saya ingin segera bertemu dengan Lee Taeyong!”

Sang resepsionis langsung membeku ketika menerima jawaban Doyoung yang penuh dengan penekanan dan ketidaksabaran. Ia pun langsung berucap, “Ada rapat evaluasi yang harus dihadiri tuan Lee. Anda sebaiknya menunggu di ruang kerja tuan Lee saja.”

Doyoung memerhatikan raut wajah resepsionis wanita yang tampak ketakutan. Doyoung pun segera berkacak pinggang karena hal itu, “Kau tidak usah menampakkan wajah kaku dan ketakutan seperti itu. Kau tahu, aku tidak akan membunuhmu!”

“Maaf, tuan.” Resepsionis tersebut terus meminta maaf kepada Doyoung sambil membungkuk hormat berkali-kali. Hal yang dilakukan resepsionis itu sama sekali tidak membuat hati Doyoung luluh, malah membuat kejengkelan Doyoung bertambah.

The Destiny of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang