Chapter 3

1.1K 172 62
                                    

So it’s not gonna be easy. It’s going to be really hard; we’re gonna have to work at this everyday, but I want to do that because I want you. I want all of you, forever, everyday. You and me… everyday.”

:: Nicholas Sparks, The Notebook


















9 Elements of Journalism

1. Kewajiban pertama jurnalisme adalah kebenaran,
2. Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga masyarakat,
3. Inti dari jurnalisme adalah disiplin melakukan verifikasi,
4. Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang dia liput,
5. Wartawan harus mengemban tugas sebagai pemantau yang bebas terhadap kekuasaan,
6. Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik,
7. Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan,
8. Wartawan harus menjaga agar berita itu proposional dan komprehensif,
9. Wartawan itu memiliki kewajiban utama terhadap suara hatinya.


Doyoung menutup buku tebal tentang Jurnalistik kemudian meletakkannya kembali di atas meja kecil sebelah tempat tidur. Dia menggaruk rambutnya frustasi karena tidak bisa berpikir dengan benar sehingga pertanyaan yang ada di kepalanya tak kunjung mendapat jawaban.

“Sembilan elemen itu sulit untuk dimengerti, jadi elemen mana yang menjadi alasan Taeyong mempelajari jurnalistik, ya? Aish… membingungkan, biar nanti saja akan kutanyakan padanya,” ujar Doyoung pada dirinya sendiri.

Pintu kamar dibuka, Doyoung melihat Jaehyun memasuki kamar dan berjalan menghampirinya. Lelaki itu segera membaringkan tubuh dan segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Dia terlalu malas untuk berbicara dengan Jaehyun.

***

Jaehyun menghela napas berat ketika Doyoung memutuskan untuk tidak berbicara padanya. Jaehyun tahu semua ini akibat dari kebodohannya. Awalnya Jaehyun berpikir bahwa Doyoung tidak ingin status mereka diketahui publik—apalagi seniornya. Tapi ternyata dia salah, Doyoung marah besar padanya karena dia telah berbohong sebagai sepupu Doyoung.

Jaehyun berbaring di samping Doyoung. Pria itu tidak bisa tidur. Perhatiannya hanya tertuju pada sosok Doyoung yang tertutup oleh selimut. Tak lama, Jaehyun mendengar suara dengkuran halus, dia tersenyum kecil karena yakin Doyoung sudah tertidur. Dengan perlahan, Jaehyun menurunkan selimut yang dipakai Doyoung sehingga dia kini bisa melihat wajah Doyoung yang sedang tertidur pulas.

“Maaf sering membuatmu kesal.”

Ponsel Jaehyun bergetar, pria itu segera mengambilnya dari saku. Ada pesan masuk dari rekan kerja sekaligus sahabatnya.

From: Johnny Seo

Jihoo bertanya di mana tempat tinggalmu. Dia juga terus saja menanyakan tentang kehidupanmu. Aku harus jawab apa, Jae? Apa aku beritahu dia saja bahwa kau telah menikah? Pertanyaannya membuatku repot. JAEHYUN! Cepat selesaikan masalahmu!!!!!!

Jaehyun menghela napas kemudian mengetik balasan.

To: Johnny Seo

Jangan dijawab dulu. Biar aku saja yang menjelaskan.

From: Johnny Seo

Tapi dia sedang bersamaku sekarang. Dia juga menuntutku untuk cepat menjawab pertanyaannya. Ayolah, Jae, aku bingung. Dan aku tidak mau berlama-lama mengurung diri di kamar mandi 

To: Johnny Seo

Bilang pada Jihoo aku akan menemuinya besok dan menjelaskan semuanya.

From: Johnny Seo

The Destiny of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang