***
Don't copast
Vot + vom (Maksa 😂😋)
Enjoy your story
***
Terkadang apa yang kita harapkan tidak seperti yang kita dapatkan
***
Author's POV
"Bwahaha. Papa ini ada-ada aja." Tawa gadis kecil itu geli ketika pria yang duduk membelakangi nya dengan PD mengatakan bahwa dirinya tampan.
Tapi iya sih, papa ku emang tampan. Tapi Kata nenek loh! Gumam nya dalam hati disertai dengan kekehan kecil yang tertahan.
Gadis kecil itu lalu kembali melanjutkan kegiatannya menatap pemandangan malam dari dalam jendela kaca mobilnya.
Jalanan tampak sepi, hanya beberapa mobil besar saja yang terlintas. Langit pun tampak muram tanpa sang rembulan yang menggantung cantik disana. Beruntungnya, bintang bintang kecil itu masih terlihat. Setidaknya malam harinya ini tidak terlihat begitu buruk sekali.
Gadis itu tersenyum sendiri tatkala mengingat mimpinya yang terbang mengambil bintang bintang itu. Ditemani bersama kupu kupu cantik yang berwarna warni, dia mulai berlarian di angkasa untuk mengambil bintang bintang itu, namun sayangnya itu hanyalah sebatas bunga tidur saja.
Jarum jam terus berputar, tak terasa saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Seharusnya gadis kecil itu sudah terlarut dalam buaian mimpinya. Tapi, karena suatu alasan dia tengah bertahan untuk tidak terlelap.
Hoaamm...
Suasana di dalam mobil yang sepi sepertinya membuat pertahanan gadis itu mulai berkurang. Perlahan lahan matanya mulai akan tertutup, sampai suara klakson sebuah mobil membangunkannya.
Tiiin..... tiiin....
Aduh, ngagetin aja sih! Eluhnya.
Akhirnya dia menyerah untuk tertidur kembali. Dia memutuskan untuk mendengarkan lagu barat kesukaannya yang dibawakan oleh pemuda tampan berdarah AS itu.
Rain's POV
"Pa, puterin musiknya Charlie dong pa" pintaku manja dengan menunjukkan wajah melas andalanku di kaca spion depan.
"Hm.." gumam papa yang masih setia menatap jalanan kosong di depan.
"Ish papa, ayolah pa. Apa susahnya sih, tinggal pencet aja kok" kali ini aku masih berusaha untuk membujuk papaku.
Emang sih kadang papa nyebelin, tapi mau bagaimanapun beliau kan tetap papaku, hehehe.
Yah malah dikacangin, au ah papa nyebelin. Oke, oke aku mau ngambek aja deh. Akhirnya aku memutuskan untuk diam daripada bicara terus tapi malah dikacangin, kan gaje juga.
Tapi kenapa ya, papa kok sepertinya sedang memikirkan sesuatu?
"Oke, oke papa puterin, tapi jawab pertanyaan papa dulu ya?"
Belum sempat aku memikirkan jawaban untuk pertanyaanku itu, tiba-tiba suara papa langsung menginterupsi diriku.
"Apa pa?!" Jawabku bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Rian
Ficção AdolescenteMulai detik ini, hari dan malam ini, aku mulai membenci mu. HUJAN *** Hujan tak selalu indah. Hujan juga tak selalu buruk. Ada saatnya dimana kau tertawa bersama hujan. Dan ada saatnya kau menangis bersamanya. Namun, adakah alasan untuk tertawa dis...