2. Papan Misterius

56 25 44
                                    

Setelah sampai di Basecamp, Woojin, Daewhi, Baejin, Jihoon, dan Ong langsung duduk mengelilingi papan misterius yang ditemukan Woojin.

Sebenarnya Basecamp mereka itu terletak di halaman belakang rumah keluarga Lai. Rumahnya Guanlin itu gede banget, maklum keluarganya adalah insvestor asing perusahaan-perusahaan Indonesia yang berasal dari Taiwan.

Jadi gimana ceritanya mereka bisa masuk sedangkan nyonya Lai tahu bahwa tadi anaknya itu pergi bersama Jihoon dan Baejin? Itu semua karna Woojin.

Tadi sewaktu nyonya Lai bertanya kenapa Guanlinnya nggak ada Woojin segera menjawab kalau anaknya itu sedang makan sate di depan komplek, dan nyonya Lai langsung percaya aja sama omongannya Woojin.

Padahal mah masih sembunyi didalem tong :))

"Apaan Jin? Catur kali ya?" Ong yang kepo langsung mengambil papan itu, dia goyang-goyang dengan sedikit kencang.

Bunyi klotak-klotak terdengar dari dalam papan misterius itu, menandakan kalo ada sebuah benda kecil yang berada di dalamnya.

"Itu pasti mutiara deh, bunyinya klotak-klotak gitu, kaya kelereng iya ga? Pasti isinya bagus soalnya papannya juga bagus." kata Daewhi menerka-nerka.

"Atau jangan-jangan itu cincin emas lagi?" kata Baejin dengan matanya yang berbinar, membayangkan cincin dan perhiasan lain.

"Uang dari kerajaan jaman dulu? Bisa kaya nih kita!" tambah Jihoon semangat.

"Kalo cuma gigi nenek-nenek yang di kubur di dalem tanah biar giginya tumbuh lagi gimana?"

Perkataan Ong itu langsung menghancurkan khayalan Daewhi, Jihoon, dan Baejin. Ruangan itu seketika berubah jadi suram.

"Iya kan katanya kalo gigi atas copot terus di kubur ke dalem tanah bakalan tumbuh lagi." tambah Woojin, lalu merebut kembali papan itu.

"Dasar manusia MITOS! Udahlah buruan buka Jin, mati penasaran nih gue lama-lama!"

Mendengar ucapan Daewhi yang sedikit ketus Woojinpun langsung membuka papan itu. Sekarang mereka tau dari mana bunyi klotak-klotak itu berasal.

Bukan dari mutiara, perhiasan, koin, apalagi gigi nenek-nenek, tapi dua buah dadu berwarna coklat. Khayalan Daewhi, Baejin, dan Jihoon tentang barang-barang bernilai itu benar-benar pupus.

Model dari papan itu nggak beda jauh sama Monopoli, di pinggirnya ada petak-petak, bidak untuk bermain, dan dadu. Yang membedakan cuma gambar yang ada di petak, dan bagian tengah di papan itu, nggak ada kartu atau apapun cuma ada gambar pemandangan dari sebuah hutan.

"Anjir anjir apa ini? Bidaknya ada yang bentuknya babi, kaya lo nih Hun." kata Ong, tangannya mengambil bidak babi yang tersimpan di tempat khusus.

"Sialan lo."

Jihoon nggak terima disebut mirip babi, dia langsung menendang lututnya Ong dengan kakinya. Korban kekerasan itu cuma bisa meringis kesakitan, sadar kalau membalas dia nggak akan mampu, Jihoon kan udah gendut tenaganya gede juga.

Daewhi mengangkat sebuah bidak yang memiliki bentuk menyerupai monyet, Jihoon mengambil bidak yang menyerupai anjing laut, dan Woojin mengambil bidak yang bentuknya menyerupai harimau.

"Dadunya keren nih."

Baejin mengambil dadu yang tergeletak gitu aja. Menurut dia mata dadunya itu cantik banget, ada cloves yang ngewakilin angka di tiap sisi dadu itu. Woojin yang kepo langsung merebut dadu itu dari tangan Baejin. Niat awalnya cuma mau melihat bentuk dadu itu, tapi Woojin dengan cerobohnya malah melempar dadu itu dan menghasilkan angka tiga.

Bidak yang berada di tangan Ong, Woojin, Jihoon, ada Daewhi seketika jatuh. Bidak-bidak itu langsung berdiri di atas petak start.

Mereka jelas kaget. Papan itu bener-bener misterius. Dan seketika pemandangan hutan dibagian tengah papan itu hilang, bikin kelima orang itu bergidik ngeri.

Tulisan muncul gitu aja, perasaan mereka berlima tiba-tiba jadi nggak enak. Tapi Ong selaku orang yang paling tua mencoba berfikir positif, harus tenang man, da hirup mah kudu tenang.

"Ada batrenya kali yak?"

Ong langsung mengankat papan itu, dia balik dan coba raba bagian bawah, takut-takut ada tempat untuk menyimpan batre. Tapi nihil, papan itu bener-bener mulus, semulus pahanya Yoona SNSD.

"Loh, kok dadu sama bidaknya nggak jatuh?"

"Lawan gravitasi?!"

"Gue pikir ada batrenya! Nggak ada ternyata. Tapi kok bisa kaya gitu?"

Praduga mereka bikin mereka jadi takut sendiri. Baejin udah melukin tangannya Jihoon. Daewhi langsung menepuk tangan Ong dengan keras, otomatis papan itu jatuh, yang bikin mereka heran harusnya papan itu jatuh dengan keadaan menelungkup bukan terbuka.

"Jangan-jangan ini peninggalan Gajah Mada lagi?" kata Daewhi.

"Hah? Kita kan daerah Sunda Padjajaran dong! Je-"

Ucapan Baejin harus terpotong gitu aja karna bagian tengah papan itu tiba-tiba menampilkan sebuah tulisan.

Benda ini peninggalan kolonial Belanda.

Mereka berlima menganggukan kepalanya sambil ber-oh ria setelah membaca tulisan itu.

Peninggalan om Jaewhan Daendles kali ya? -Baejin

Tulisan yang tadi hilang, dan berganti dengan tulisan yang baru.

Halo tolol people!

Selamat kalian telah menjadi pemain dari permainan ini! Hehehe

Teruntuk kalian yang udah memilih atau memegang bidak otomatis dianggap sebagai pemain di permainan ini.

Cara dan peraturan dari permainan ini cukup mudah di mengerti untuk orang-orang kaya kalian ehe :))

1. Pemain hanya bisa memiliki satu bidak.
2. Urutan bermain di sesuaikan dengan urutan pemain mengambil bidak.
3. Pemain hanya diperbolehkan melempar dadu 1x, dan jiga dadu muncul dengan angka yang sama kalian diberi kesempatan melempar 1x lagi.
4. Tiap petak memiliki kejutan masing-masing, entah itu keberuntungan atau kesialan.
5. Pemain harus menyesaikan misi yang diberikan.
6. Dilarang curang, terdapat sanksi bagi pemain yang melalukan kecurangan.
7. Pemain tidak bisa berhenti di tengah permainan, jiga ingin cepat selesai para pemain harus bisa sampai ke titik start.

So have fun yes cyinnn~ muach ;*
-mr.JaewhanD

"Kok ngeselin si?! Secara nggak langsung si Jae Jae ini bilang kita bego gitu?" kata Jihoon waktu dia selesai baca.

"Emang kita bego kan?" tanya Ong.

"Masa? Yang benul?" kata Jihoon yang nggak yakin kalau dia bego.

"Kemarin waktu kita ke kantor ayah lo buat nganterin dokumen, bukannya naik lift kita malah cape-cape naik tangga darurat Ji."

"Gob-"

"Woy bidak lo jalan Ong!"

Suara teriakan Daewhi berhasil bikin atensi keempat cowo yang lagi beragumen itu teralih ke sebuah bidak berbentuk Babi yang maju dengan sendirinya.

♤♡♢♧

Aku nggak tau bisa dapet ilham dari mana buat nulis cerita gaje kaya gini wkwkwk gajelas banget kaya yang nulis.

Karna tiap bikin cerita dan kepiran Woojin sebagai tokohnya, otak aku langsung berubah dan selalu muncul ide-ide konyol gitu :(

Tapi gapapa deh baca aja, sekonyol-konyolnya cerita ini aku harap tetep ada faedah didalamnya wkwkwkwkwkwkwkwk.

JumanjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang