6. Siapa?

3.3K 130 8
                                    


Sepanjang makan malam, Rena hanya mengobrak-abrik nasinya. Napasnya tampak tercekat, masa depan yang selalu diimpikannya kini telah pergi bersama angin.

"nak," ibunya menyentuh tangannya dengan lembut.

"Eh— ibu.." Rena tergugup.

"kamu sakit?"

Ibunya tidak boleh tahu, Rena menggeleng dengan cepat. lalu ia tersenyum seperti biasanya.

"banyak tugas bu, Rena hanya pusing mikirin itu aja kok bu." Rena memakan nasinya dengan lahap.

Setelah beberapa saat. Ibu dan ayahnya masih bercerita lelucon seputar di pekerjaan mereka. Rena menahan rasa gelisah, frustasinya di meja makan mereka.

Beberapa jam kemudian Rena telah di kamar menatapi kalendernya dikamar tepatnya di kursi. Dia positif hamil tapi tidak tahu siapa yang menghamilinya. tapi feeling nya mengatakan kalau Ryan adalah ayah biologis yang dikandungannya saat ini.

Rena mengelus perut ratanya. apa ia akan menggugurkannya? ia tidak paham seperti apa ibu hamil.

bertanya pada ibu nya?

itu sungguh tidak mungkin, ibunya akan sangat kecewa ditambah lagi ayahnya yang sangat mencintainya. Rena tak kuasa menahan air matanya sedari tadi dibendungnya dengan sekuat tenaga lalu ia meraih alat testpeck dari tas nya dan menggegamnya dengan erat, kenapa harus seperti ini? keluhnya menangis.

Lasmini yang seperti biasa selalu merapikan kamar tidur anaknya sebelum ia tidur. Rena pasti lelah pikir Lasmini yang tersenyum sendu menatap anaknya tertidur di meja belajarnya dengan posisi duduk di kursi. Lasmini merapikan buku Rena dengan pelan kemudian membangunkan Rena hati-hati.

"Nak," ucap ibu.

Tidak ada jawaban dari Rena. ibu membangunkan lagi.

"Ren,"

Rena terbangun, menatap ibunya kaget.

"Ibu?"

"ke tempat tidur gih, sampe ketiduran gitu." ucap Ibu tertawa kecil.

Rena ikut tertawa, tanpa sengaja ia menjatuhkan sesuatu tanpa ia ketahui tapi sang ibu melihatnya. dengan malasan, Rena menghempaskan tubuhnya di kasurnya yang mini. Lasmini menatap Rena yang sudah tertidur pulas, lalu ia menatap benda itu perlahan.

Semakin Lasmini mendekati dan meraih alat itu.

Testpack??

Lasmini merasa jantungnya berpacu dengan cepat, jelas di alat itu positif. itu artinya? anaknya hamil? Ya Tuhan, bagaimana mungkin? tidak mungkin anaknya seperti ini. Tangannya mulai gemetar, mulai basah.

Lasmini akhirnya menangis tanpa suara. ia akan menanyakkan anaknya langsung besok. ia harus tahu kepastian yang sebenarnya.

Keesokkan paginya, Lasmini menatapi Rena tanpa henti, menatap wajah anaknya yang akhir-akhir ini memang tampak pucat tidak bersemangat. di tengah keasyikkan mereka sarapan, Rena merasakan perutnya dililit dan ia mual membuat ayah dan ibunya menatpinya bergantian.

Rena mengepalkan tangannya mencoba menahan rasa mualnya, ia kemudian berlari menuju kamar mandi. sang ayah tampak curiga, lalu menatap istrinya dengan dalam.

"ada apa dengan Rena bu?"

"ehm— Rena sakit pak, dia mengatakan kalau banyak tugas dari sekolahnya." ucap Lasmini berbohong.

"tidak seperti biasanya bu," Santoso mulai curiga.

"iya pak, yaudah bapak diluan gih berangkat. Rena biar ibu yang anter." Lasmini meyakinkan.

RenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang