dua tahun berjalan. awalnya baik-baik saja. pertengkaran memang kerap terjadi, tetapi sejam kemudian keduanya akan berakhir tertawa bersama-sama sambil menonton larva di rumah aresha atau saling mengejek satu sama lain lewat video call.
areska maupun aresha pikir, keduanya akan bahagia. areska bukan tipe lelaki yang posesif, manja ataupun romantis lewat pantun atau sajak-sajak membuai. aresha juga bukan tipe perempuan yang galak, manis atau heboh yang memiliki humor jongkok.
cukup dengan areska yang kadang suka membantu aresha dalam mengerjakan tugas sekolah, ataupun aresha yang terkadang selalu membagi dua bekalnya agar areska bisa makan, semua sesederhana itu.
tapi ada kalanya di mana yang sederhana, bisa berubah menjadi rumit.
layaknya benang kusut, areska dan aresha tidak bisa menemukan akhir dari benang kusutnya. alih-alih membereskan masalah pribadi masing-masing orang yang berdampak pada perasaan dan emosi mereka, mereka menjadi seolah saling tidak mengenal dan berdampak kandasnya hubungan singkat dua tahun itu.
aresha sibuk dengan kelas dua belasnya yang penuh dengan ujian sekolah dan tes masuk perguruan tinggi sebentar lagi, sementara areska yang sibuk dengan tugas kuliah dan masalah ayah dan ibunya.
——
"aku capek, kak. try out, ujian, tes di mana-mana. aku ngga bisa tiap hari nelfon kakak. aku capek."
aresha tiap kali marah akan memanggil areska dengan sebutan 'kak', dan lelaki itu tahu benar jika aresha memang sedang marah padanya.
"aku juga sama capeknya kayak kamu, cha. aku disuruh kompinku bantuin dia ta. aku ngambil banyak sks, diajak masuk hima juga. aku juga capek kayak kamu."
"ya udah, kenapa kita ngga istirahat dulu aja? kita sama-sama ngga ada waktu kan? kita bisa nyelesain masalah masing-masing satu-satu dulu. setelah itu, selesai. kita balik."
harusnya areska tidak marah saat aresha meminta istirahat dari hubungan mereka. tapi areska yang emosinya sedang tak terkontrol saat itu malah marah.
"kamu punya cowok baru ya di tempat bimbel?" tanya areska tiba-tiba.
"apaan sih, kak? cowok baru apaan?" aresha tidak paham, ia sangat tidak mengerti dengan omongan areska yang tidak masuk akal ini.
"terus, kenapa minta istirahat? biar makin enak berduaan sama cowokmu yang itu?"
"cowok apaan sih kak? aku ngga punya cowok lain. aku cuma punya kakak!"
bukannya puas dengan jawaban areshaーyang keadaannya sudah hampir menangis, areska hanya menatap tajam aresha sembari melangkah maju.
"you only told lies, aresha. i can't believe you."
dan saat itulah alasan mengapa bulir-bulir air mata aresha jatuh.
karena areska danuandra, lelaki yang bahkan sangat membenci perempuannya menangis.
areska benci melihat aresha menangis. itu menyakitkan hatinya. napasnya ikut tercekat tiap kali senggukan aresha terdengar.
ia tidak ingin merasakan sakit itu, jadi yang ia lakukan adalah,
"let's broke up, cha."
——
enam bulan dengan penuh perjuangan yang sulit bagi areska untuk menyelesaikan masalahnya tanpa aresha di sisinya.
orangtuanya bercerai. ayahnya menikahi wanita lain dan ibunya menjadi pendiam. saat itu, areska juga sedang dalam masa terpuruknya.
areska butuh seseorang di sebelahnya yang mampu menjadikan dirinya tempat bersandar kapanpun areska butuh.
ia tidak butuh kata semangat, dia hanya perlu kehadiran seseorang di sampingnya. dia butuh pundak di sampingnya saat dia ingin menangis.
aresha selalu ada di sisinya setiap saat, itu pasti. karena dari dulu, hanya aresha yang paham areska dengan baik. hanya aresha yang tahu benar soal areska.
bahkan areska sendiri tidak mengenal dirinya dengan baik, sebaik aresha yang tiap kali areska melukai dirinya sendiri dan dilanjut dengan ceramahan panjang aresha.
areska terpaksa melepas aresha, karena lelaki itu tahu. saat mereka telah kembali dari istirahat, semuanya takkan lagi sama.
mereka akan merasa jenuh. dan sebelum keduanya makin sakit saat harus berpisah, sekarang adalah waktu yang tepatnya.
——
aku nulis apaan kenapa telenovela banget ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night Drive
Fanfictionbukankah 6 bulan seharusnya cukup untuk menyelesaikan semua masalah hati ini? + local name, finished