areska dan aresha masih diam setelah perkataan aresha itu selama sisa perjalanan.
mereka sudah hampir sampai di perumahan aresha, tapi rasanya aresha ingin sekali menghentikan waktu.
bersamaan dengan lagu fiersa besari dan tantri - waktu yang salah mengalun dari radio mobil, keadaan semakin hening sewaktu lirik tersebut mulai dinyanyikan.
"jangan tanyakan perasaanku. jika kau pun tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantui mu. karena sungguh ini tidak adil."
aresha menelan salivanya kuat-kuat. merasa kalau lagu ini tidak cocok dengan suasananya. aresha hendak mematikan radio, tetapi tangannya kalah cepat dari areska yang sudah membesarkan volume radio lalu kembali menatap jalanan lewat jendela. aresha kembali diam.
"pergi saja engkau pergi dariku, biar ku bunuh perasaan untukmu. meski berat melangkah hatiku hanya tak siap terluka. beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untuk ku. kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah."
ada sensasi aneh yang menggelitik aresha saat bait demi baitnya ke luar, merepresentasikan perasaannya sekarang. dia yang sedaritadi kedinginan karena terpapar pendingin, merasakan dia tiba-tiba mulai berkeringat dingin.
"bukan ini yang ku mau ... lalu tuk apa kau datang. rindu tak bisa diatur. kita tak pernah mengerti. kau dan aku menyakitkan."
kau dan aku.
aresha dan areska.
menyakitkan.begitu ya?
"cha," tanpa penuh pikiran panjang, aresha menoleh ke arah areska.
"kenapa, res?" aresha menanggapi dengan suara pelan.
"apa kita seperti itu ya?" areska bertanya, penuh kebingungan dan keraguan.
"seperti apa?"
"did we hurt each other?"
aresha menggeleng, "you never hurt me, res."
"tapi karena aku terlalu egois saat itu, kita pisah. it hurts you."
"harusnya ku bisa sedikit aja nahan emosi saat itu. kalau ngga, i won't cursed at you, i won't ask you to broke up with me."
aresha menggeleng dan tersenyum tipis, "kita berdua egois waktu itu. kita sama-sama sakit, tapi kita milih untuk sakit sendirian, karena kita ngga mau sakit bareng-bareng. kita ngga mau saling berbagi sakit."
selanjutnya, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. benar. mereka egois. alasan mereka putus adalah karena masing-masing individu egois, bukan hanya areska saja.
tapi masih ada lubang tanda tanya menganga besar dalam hatinya. tangan ares memegang stir mobilnya dengan kencang. matanya mulai agak memburam, jantungnya berpacu cepat saat ia mulai mengatakan,
"cha, if i ask you to comeback home, would you comeback to me?"
——
one more chapter to an end ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night Drive
Fanfictionbukankah 6 bulan seharusnya cukup untuk menyelesaikan semua masalah hati ini? + local name, finished