"kangen gue ngga?" tanya areska tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan.
aresha menaikkan sebelah alisnya, sedikit terkejut, "tiba-tiba banget, kaget!"
areska tertawa, sementara aresha menghela napas kecil, "apa tanggapan kamu kalau aku jawab?"
"tergantung jawaban kamu."
aresha mengulum bibirnya, "kangen sih, tapi ngga banget kok."
areska mengangguk, padahal pikirannya kacau. aresha biasa aja tanpa dia, tapi kenapa dia ngga bisa?
keduanya diam seiring lagu lain dari radio mengalun dengan tenang. areska ingin mengobrol lebih, tapi dia ngga tahu apa yang harus dibicarain.
"kuliah kamu gimana?" aresha bertanya sambil mencomot kue cubitnya.
"aku masuk hima, pusing," keluh areska.
"untungnya aku masih mikir-mikir mau masuk hima."
iya, areska dan aresha adalah senior dan junior, umur mereka cuma terpaut setahun.
sewaktu sedang melewati jalan adiparsa yang sedang berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah, ada seorang anak kecil terlihat sedang menjajakan tissue pack.
masih kecil, kira-kira berumur 7 atau 8 tahun, perempuan, pakaiannya lusuh dan masih banyak tissue pack yang belum laku. dia juga keliatan capek dan mengantuk banget.
areska merogoh saku celananya, membuka kaca jendela dan memberikan uang sebesar 50 ribu pada anak itu.
anak itu terlihat akan menangis saat tangannya memegang uang berwarna biru itu dan ketika areska mengatakan, "langsung pulang ya dek, udah larut banget. istirahat." sebelum lampu lalu lintas kembali berwarna hijau dan mobil areska melaju.
"res."
"ya?"
"kenapa kasihnya gede banget?" tanya aresha.
areska menoleh ke aresha dengan ekspresi tak terbaca, "biar dia istirahat, pulang ke rumah. udah larut malem, anak kecil perempuan kayak dia ngga baik keluar jam segini, apalagi untuk kerja."
"anak kecil pada dasarnya hidup untuk senang-senang, main, belajar hal-hal ringan yang bisa dia lakukan agar dewasa nanti hal itu berguna, bukan buat kerja kayak gitu."
"mereka ngga seharusnya kerja berat kayak gitu. masa kecil mereka harus dihabisin buat belajar hal-hal kecil di sekitar, bukan kerja begitu."
"jadi, itu salah orangtuanya dong ya?"
"ngga selalu. bisa itu karena kemauan si anak atau keterpaksaan, entah dipaksa orangtuanya atau menjadi tulang punggung bagi keluarganya karena ayah dan ibunya sakit atau udah ngga ada."
aresha mengangguk.
"masih suka anak kecil juga ya, res?" tanya aresha lagi.
"cowok mana sih cha, yang ngga gemes liat anak kecil. liat kamu aja gemes gimana sama anak kecil?" areska terkekeh kecil.
"aku slepet ya, res?"
aresha ngga tahu kalau areska punya sisi lain selain sifatnya yang suka menggoda orang.
diam-diam, terulas sebuah senyuman kecil dari wajah aresha.
"makan tuh kuenya, jangan ngelamun aja."
"ish, iya."
__
iya kak ini aku makan nih kuenya. jangan bawel ):

KAMU SEDANG MEMBACA
Late Night Drive
Fanfictionbukankah 6 bulan seharusnya cukup untuk menyelesaikan semua masalah hati ini? + local name, finished