Open heart

3.1K 244 4
                                    

Sekarang aku sedang duduk termenung didekat jendela apartemenku.Aku bingung, apakah aku akan melanjutkan pekerjaanku ini atau aku menyerah dan menjadi model saja??

Aku memang mencoba pekerjaan ini awalnya hanya untuk belajar, sebelum aku menjadi pimpinan perusahaan yang sekarang masih  dikendalikan Dady.

Disisi lain aku ditawari menjadi model utama sebuah perusahaan yang cukup terkenal dinegara ini.

Dari awal aku ingin menolak bekerja jadi model ini, tapi kejadian tadi saat dikantor Reyhan, membuatku harus berpikir ulang.

Flash back

"Apa-apaan kau? "Reyhan menatap tajam seren, yang berani beraninya menampar syelin.

Syelin menatap seren, dengan tanda tanya? tangan kirinya masih memegang wajahnya bekas tamparan seren.

Seren yang menampar syelin, tapi dia juga ikut menangis. Dia diam menatap tajam kedua manusia yang tadi berpelukan.
Air matanya merembes.

"Bisa kau jelaskan arti tamparan ini?? "Syelin menatap seren tak kalah tajam, matanya memerah marah.Dia mencoba menahan emosi yang kini sudah menumpuk di ubun ubun.

"Kamu masih bertanya?? "Seren menunjuk tepat kearah wajah syelin. Syelin mengernyit tak mengerti.

"Kamu tau?? Reyhan sebentar lagi akan tunangan sama aku, dan kamu seenaknya memeluknya??kamu memeluk calon tunangan aku syel sahabat macam apa kau ini hah?"Reyhan yang tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan seren, langsung menariknya. Kini mereka hadap hadapan.
"Aku sudah menjelaskanya pada mu seren, dan apa ini?? "

"Tapi aku tidak menyetujuinya rey! "Seren menghempas kasar tangan reyhan, yang memegang kedua lengannya.

"Aku tidak peduli, yang penting kita sudah merunding kan ini. Dan aku sudah memutuskan seperti yang aku bilang tadi pagi"mereka terus bicara, syelin yang tidak mengerti apa apa akhirnya memutuskan keluar. "Aku tidak tau apa masalah kalian!"mereka berdua menatap syelin.
"Dan apa salahku dalam hal ini?"dia menghembuskan nafas kasar, melihat dua orang itu hanya menatapnya datar,tak ada yang berniat untuk menjelaskanya. 
"Selesaikan masalah kalian, aku tidak akan mengganggu kalian!"dia berlalu dari ruangan itu. Dia bahkan tidak peduli dengan panggilan reyhan padanya, dan gerutuan seren.

Flash back of.

Sebentar lagi Seren dan Reyhana akan tunangan, bukan kah sebaiknya aku tidak berada dalam lingkungan yang masih menjangkau mereka berdua??
Dan aku yakin, tamparan seren tadi karena dia merasa aku memeluk kekasih dan calon tunangannya.
Bodoh, tapi bukan aku yang memeluk Reyhan.

Humh.... Mungkin aku harus cari udara segar dulu.Otak ku terlalu mumet.
****
Kini aku sedang duduk di subway,menuju taman kota.Sedikit hiburan mungkin akan membuatku merasa lebih baik dan bisa berfikir jernih.

kini aku duduk di salah satu kursi taman, sambil menikmati es cream ditanganku.Aku diam diam memperhatikan sepasang kekasih diujung sana.

Mereka terlihat bahagia,tapi ada kesedihan yang tak biasa pada pria itu dan dia mencoba untuk bisa menyembunyikannya.

Mereka sangat romantis, semua orang bisa melihatnya dari mulai perhatian  pria itu, menyuapi kekasihnya makan ice cream, membersihkan sudut sudut bibir wanita itu dengan ibu jarinya, hingga mengikat rambut hitam tembaga wanita itu.

Aku membayangkan aku diposisi wanita itu, betapa bahagianya memiliki dia orang yang dicintai berada disisimu.

Tapi kejadian selanjutnya menyadarkanku, dan membuatku tau apa rasa sakit yang coba disembunyikan pria itu.
Wanita itu  tiba tiba memegang kepalany, meringis kesakitan. Orang-orang  menatap mereka heran.Tapi tidak ada yang berniat membantu.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang