fell broke

2.6K 192 15
                                    

Aku sudah bekerja kembali dikantor Reyhan selama satu minggu.Sebenarnya Itu masih waktu yang singkat,tapi aku merasa itu adalah waktu terpanjang dalam hidupku.

Reyhan benar-benar menganggapku hanya sebatas karyawan dan dia bos.Dia mengabaikanku,bahkan  setiap aku bertanya apa dia sudah makan?kenapa ada lingkaran hitam dibawah matanya?mengapa dia selalu pulang larut dan datang pagi sekali?Dia tidak menyahutiku sedikitpun.

Seharusnya aku senang,aku tidak perlu menjaga jarak lagi agar tidak menyakiti pihak lain misal jhack dan seren.Tapi bukan rasa senang dan kelegaan yang kurasakan,tapi rasa sakit.Seakan jantungku diremas dan dicabut secara paksa.

Sedangkan seren entah mengapa aku merasa dia semakin dekat dengan Reyhan.Setiap hari dia dia menelpon reyhan,menanyakan sudah makan apa belum?jangan terlalu lelah ya!dan banyak lagi yang dikatakannya lewat telpon.

Dan kadang dia akan datang kekantor,menemui Reyhan.Berbicara sebentar disofa yang ada ditengah ruangan reyhan,lalu mereka akan pergi keluar entah itu mau makan atau yang lain aku tidak tahu.

Disaat itu lah aku benar benar merasa hancur,aku seperti tidak terlihat diruangan ini.Mereka berbicara,saling bercanda,lalu pergi makan keluar tanpa menghiraukanku.Bahkan berbasa-basi saja mereka tidak mau denganku.

Pernah sekali aku bertanya mereka mau kemana tapi mereka tidak menjawabnya,hanya menatapku sekilas lalu pergi berlalu.Padahal aku sudah menurunkan harga diriku untuk menyapa mereka,tapi yang kudapatkan hanya itu.

Rasanya aku sudah tidak tahan lagi berada diruang yang sama dengan Reyhan.Hanya saja aku tidak tahu bagaimana caranya agar ruanganku dan reyhan dipisah saja.

Aku kini bolak balik didekat mejaku,memikirkan bagaimana caranya supaya aku bisa pindah kedepan saja dekat pintu masuk.

"Bisakah kau duduk diam,mataku sakit melihatmu bolak-balik dari tadi?"suara bariton Reyhan menyadarkanku.Aku baru sadar kalau dia juga ada disini dari tadi.

" maaf!"aku langsung duduk ditempat dudukku.Aku mengetuk ngetukkan bolpenku kemeja memikirkan alasan apa yang paling tepat untuk mengatakanya.
"Tadi bolak balik sekarang kau mengetuk-ngetuk meja,bisa tidak kau jangan berisik?"mendengar teguran reyhan,aku jadi punya ide.

" Pak,bapak terganggu ya?"tanyaku.
"Iya,kalau tidak aku tidak akan bertanya dan melarangmu tadi!"jawabnya ketus, lalu kembali ke pekerjaanya.
"Pak,bagaimana kalau saya pindah ruangan saja kedepan?supaya bapak tidak terganggu?"tanyaku,lalu dia mengernyitkan dahinya.
" yasudah kau pindah saja!"bukan senang,malah aku merasa sedih dan kecewa.Dia bahkan tidak membutuhkan waktu untuk berpikir mengijinkanku pindah ruangan atau tidak.Dia langsung mengijinkan saja,seperti mengatakan 'tidak masalah,pindah saja sana aku tidak keberatan kok!'.

Ternyata reyhan benar benar sudah tidak peduli lagi.Dengan langkah lemas,aku membereskan semua berkasku dan pindah kedepan.

"Kenapa kau lemas begitu,bukankah seharusnya kau senang sudah kuijinkan pindah ruangan?"
"Tidak apa-apa pak,saya hanya kurang enak badan!"jawabku lesu,aku hanya menatapnya sekilas lalu berjalan dengan langkah gontai keluar dari ruangan reyhan.
"Kalau ada yang mau masuk,kamu tanya saya dulu jangan asal kau biarkan  masuk masuk saja!"

"Baik pak!"jawabku,lalu menutup pintu dibelakangku.

" argh..hiks..hiks...hiks!"kenapa harus sesakit ini sih?.Rasanya air mataku sudah tidak mampu kubendung lagi.Aku ingin menangis dan berteriak sekeras-kerasnya.Supaya bebanku bisa berkurang.

"Kenapa kita berdua harus begini sih rey?" aku menatap photo kami berdua yang ada diponselku.Rasanya photo ini masih baru,saat aku lulus SMA.Diphoto itu kami berdua tertawa lepas,dia merangkulku erat dan mencium puncak kepalaku.

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang