I hate you

3.1K 233 1
                                    

Hari ini tidak seperti biasanya,Reyhan berangkat pagi sekali kekantor.Banyak pekerjaan yang menumpuk dimeja kerjanya,belum lagi sekretarisnya harus cuti karena akan melahirkan.Dia memijit pelipisnya,terlalu banyak hal yang harus dipikirkanya.

Harusnya dari kemarin sudah ada sekretaris pengganti,tapi HRD nya entah tidak becus atau lupa,tidak ada sekretaris yang bekerja sampai hari ini.

Tok tok tok

Dia mengernyit ,siapa yang datang sepagi ini kekantor.
"Masuk"dia tidak mengangkat wajahnya saat mempersilahkan orang itu masuk,dia fokus dengan komputernya.
"Pagi pak?"dia kenal dengan suara ini,suara seseorang yang tak asing lagi baginya.suara seseorang yang telah hilang dari sejak enam tahun yang lalu.
"Pagi lily,duduk lah "dia mempersilah kan syelin duduk.
" apa kamu selalu datang sepagi ini kekantor?"
"Tidak juga,aku hanya lagi banyak pekerjaan."
Dia berdiri dari meja kebesaranya,dan ikut duduk dengan syelin disofa yang berada ditengah ruang kerjanya.Biasanya itu menjadi tempat duduk jika ada klien penting datang kekantornya.

Syelin sedikit gugup,sejak kejadian seren memukulnya baru hari ini lah mereka bertemu dan duduk sedekat ini.Tidak dipungkiri jika hatinya sangat senang,bisa melihat reyhan sedekat ini.Tapi tak dapat dibohongi jantungnya juga berpacu dengan sangat cepat.

" sebelumnya aku minta maaf soal yang kemarin,seren salah paham tentangmu"
"Sepenting itukah seren bagimu,sampai sampai kamu yang minta maaf bukan dia?" batinya.
"No problem,aku baik baik saja kok" lanjutnya.reyhan menatapnya lama,ada sedikit rasa bersalah dihatinya.Karena dirinya,syelin jadi kena imbas.

"Baiklah kalau begitu.ada apa kamu pagi sekali kekantor?"
Syelin memberikan sebuah amplop coklat.

Hari ini dia berniat,memberi surat pengunduran dirinya ,dia berniat akan menjadi model saja.
Mungkin itu akan membuat kehidupanya sedikit berwarna,dan dia tidak usah repot-repot menghindari Reyhan dan seren.
"Aku mau memberikan ini" reyhan mengernyit,melihat apa yang diberikan syelin.sebuah amplop,dan tanpa membukanya dia bisa menebak apa isi amplop itu.surat pengunduran diri.
"Sebelum membukanya,boleh aku tau apa isi dari amplop spesial itu"syelin menyadari perubahan raut wajah reyhan setelah melihat amplop itu.Entah mengapa dia merasa gelisah,ini bukanlah reyhan yang biasa atau yang enam tahun lalu dikenalnya.

Ini adalah reyhan si dominan, dan arogan.Dia menatap syelin tajam.
" itu surat pengunduran diriku"
"Benarkah?"Mendengar pertanyaan reyhan yang sangat datar,dan tenang itu membuatnya semakin kikuk saja,dia mengangguk." iya"

Tangan Reyhan bergerak membuka isi dari amplop itu,sekedar untuk memastikan.setelah melihat isi suratnya sesuai dugaanya dia mengeraskan rahangnya tanganya bergerak meremas surat itu menjadi tidak berbentuk.

"hay apa yang kau lakukan"syelin tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan reyhan dengan suratnya.

Reyhan tidak peduli dengan pertanyaan syelin.Tatapanya mengarah langsung pada syelin,tatapan yang setajam pisau itu berkilat marah.Setelah meremas surat itu menjadi tidak berbentuk,dia langsing membuangnya ketempat sampah yang ada didekat sopa.

" kau bertanya apa yang kulakukan?"dia berdiri mendekati syelin.syelin yang menyadari reyhan berdiri juga ikut berdiri.

Kini mereka saling berhadapan.
"Tentu saja membuang surat spesialmu,apa lagi?"syelin ingin sekali meneriaki reyhan tapi tidak bisa,karena rasa takutnya kini lebih besar dari pada rasa marahnya melihat reyhan.
"aku sudah repot repot membuatnya dan mengantarnya kesini tapi kau malah membuangnya" dia mencoba menetralkan gejolak emosinya,dia tidak mau dipagi yang indah ini dia akan memakan obat karena darah tinggi.
"Siapa yang menyuruhmu harus serepot itu,tidak ada kan??" dia mengangkat sebelah alisnya,dan tersenyum miring.ada rasa senang tersendiri dirasakan reyhan saat melihat syelin kesal.
"Oh ya Tuhan ,Rey please.aku sedang serius.?"

LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang