Jiwoo terbangun karena suara ponselnya yang terasa begitu kencang. Ia mengerang sebal sebelum akhirnya meraba nakas di sampingnya, masih dengan mata yang terpejam.
Ntahlah, ia merasa begitu lelah.
"Yeoboseyo. Babe, kau sudah bangun?"
Jiwoo mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha memfokuskan pandangannya yang masih mengabur.
"Babe?" Suara Biem kembali terdengar, sedikit khawatir karena Jiwoo tidak merespon.
"Ne.." gumam Jiwoo.
"Apakah ini kau, Oppa?" erang Jiwoo masih dengan suara serak khas bangun tidurnya.
Diseberang sana Biem tertawa geli. Biem tahu pasti gadis manisnya setengah mengigau.
"Memangnya ada operator yang memanggil 'babe' dengan nada seksi sepertiku?"
Jiwoo mendengus sebal. Kali ini kesadarannya telah terkumpul semua berkat cheesy word Biem.
"Bangun Sayang, 1 jam lagi kau latihan bukan?"
Ah, Jiwoo memang pelupa! Gadis manis itu menepuk jidatnya, cukup membuat bekas kemerahan di sana.
Ia baru ingat. Apartemen, Jiwoo berada di apartemen Biem sekarang.
"Kenapa kau pergi tanpa membangunkanku, huh?" gerutu Jiwoo yang sudah turun dari kasur empuk Biem.
Ia kelimpungan sendiri, dia kan tidak bawa baju ganti.
"Ini kan sudah kubangunkan. Volume nada dering ponselmu aku maksimalkan lalu aku menelponmu agar kau terganggu. Lalu Jiwooku yang manis akan terbangun."
Oke, pertanyaannya terjawab. Kenapa suara ponselnya tadi terasa sangat kencang, ulah Biem ternyata.
"Wah, rencana yang sungguh matang!" cibir Jiwoo disambut tawa berat Biem.
"Cepat bangun dari tempat tidurku dan bersiap."
"Sedang kulakukan, Oppa. Tapi kenapa kau tidak membangunkanku 2 jam atau bahkan 3 jam lebih awal sih? Oppa tau kan aku tidak membawa baju ganti." gerutu Jiwoo yang mulai sibuk membongkar lemari Biem.
"Dalemanku juga bagaimana coba? Aish, dalam waktu segini mana sempat ke apartemenku dulu." gumam Jiwoo, takut-takut Biem mendengar.
"Sudah ku siapkan, Sayang. Yang penting kau datang dulu, aku tidak ingin kau kena marah."
Jiwoo menghentikan aktifitas membongkar lemari laki-laki kekar yang berada di panggilannya.
Merasa Jiwoo sedang berpikir keras mencerna ucapannya barusan, Biem kembali bersuara.
"Jiwoo listen to me. Sekarang mandi dulu dan pakailah hoodieku yang berada di sofa. Bajumu sudah ada di loker ruang latihan."
Kaki Jiwoo bergerak menuju sofa ruang tengah. Benar, ada hoodie tergeletak di atas sofa. Ia buru-buru mengambil hoodie hitam itu, ukurannya masih normal, tidak sebesar ukuran badan Biem sekarang.
"Oh? Jinjayo? Gomawo Oppa. Kau memang daebak!" pekik Jiwoo.
"Your pleasure, honey."
Jiwoo mencibir lagi cheesy word Biem, kali ini diiringi tawa merdunya.
Ia senang sih mendengar Biem dengan kata-kata kelewat gombalnya itu, tapi apa ya, aksen inggris Biem yang kental membuat ia bergidik geli sendiri.
"Aku tutup ya, Oppa."
"Wait, wait!"
"Apalagi Oppa, aku harus segera mandi."
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberry kiss ;kard bwoo/jwoo
RomanceDiantara 2 jurang, mana yang harus Jiwoo pilih? Jatuh ke jurang dengan Taehyung yang setia menunggu atau kembali ke jurang dengan Biem yang terus memanggilnya. Jiwoo hanyalah partner kerjamu! -Jseph Apa yang harus ku lakukan, Oppa? -Jiwoo Jadi kau m...