Boneka Hello Kitty

4.5K 274 5
                                    

"Oke.. sampai disini saja mata kuliah kita hari ini dan sampai jumpa lagi lusa," ucap Kintari dengan tegas dan berjalan bak foto model menuju kursinya untu membereskan laptop. Banyak mahasiswa yang melihat Kintari seperti kucing kelaparan, tapi beda halnya dengan sebagian mahasiswi yang melihatnya dengan sinis

Mahasiswa yang ada di kelas ricuh karena berakhirnya jam mata kuliah Kintari. "Yah.. bu kok sebentar amat sih?. Panjangin aja bu jam mata kuliahnya," teriak laki-laki yang memakai kemeja flannel kotak-kotak merah.

Disambung oleh anak laki-laki berkaos kerah putih, "iya bu masa udah lagi. Kita kan belum ngerti."

"Apa sih?. Kalau loe mau sama Bu Kintari lebih lama gak usah bawa-bawa kita. Minta private sana, modal dikit." Sewot seorang mahasiswi yang memakai dress selutut bling-bling. Dia tidak suka laki-laki lebih tertarik pada dosen mereka daripada dirinya, walaupun harus dia akui dosennya satu ini memang beda dan cantik.

"Takutnya ada yang belum ibu jelasin juga kan," timpal anak laki-laki yang lain. Keadaan yang sudah biasa dihadapi oleh Kintari, dia hanya tersenyum sembari terus membereskan laptopnya.

"Oke... kalau gitu kita panjangin waktunya, tapi tolong keluarkan kertas kosong. Kita tes sampai dimana kalian belum paham mata kuliah saya." Seru Kintari tenang. Dan benar saja tebakannya, mahasiswa yang tadi berkata ingin lebih lama dengan mata kuliahnya langsung membereskan buku dan keluar dari kelas. "Kita ada mata kuliah selanjutnya bu, maaf ya bu."

Kintari menghembuskan nafas lega. "Fiuh.."
Duduk sebentar dan merogoh tasnya untuk mencari ponsel dan menekan call di kontak sahabatnya, Dea.

"De.. lo dimana?." Tanya Kintari tanpa basa-basi.

"Gue lagi beres-beres baru selesai," jawab sahabatnya Dea Lukmina dengan lemas. Pekerjaan seorang perawat membuatnya terkadang lelah bukan main.

"Oke.. gue tunggu di café Orange."

"Hem.., gue capcus sekarang." Kintari langsung menutup paggilannya.

Saat berdiri akan meninggalkan kelas, langkah Kintari terhenti ketika mendengar suara anak laki-laki di depan kelasnya.

"Ayo dong maafin aku, yang. Aku kemarin harus kerja kelompok jadi gak bisa jemput kamu."

"Ah... boong. Emang gue gak tau kemaren loe sama siapa?. Loe lagi jalan sama si Winda yang anak kampus Nusantara kan?. Asal loe tau ya, dia itu temen SMA gue dan sekelas lagi. Jadi jangan pikir gue gak tau dia. Pokoknya gue minta putus."

"Aduh aku cinta banget sama kamu, yang. Aku gak bisa hidup tanpa kamu. Hampa kering kerontang pokoknya." Gombal receh laki-laki itu.

"Cinta tapi selingkuh. Udah jangan panggil gue yang lagi, Yang yang kepala loe peyang. Udah ah bye."

Kintari tertawa dalam hatinya, lucu perkelahian anak usia 20 awal itu. Dia jadi teringat masa pacarannya jaman kuliah dulu. "Gue juga pernah gitu" ucapnya dalam hati.

Setelah agak lama tidak terdengar suara Kintari berjalan keluar. Di kira sudah tidak ada orang ternyata anak laki-laki itu masih ada didepan kelasnya sedang menelepon seseorang.

"Win.. jalan yuk sore sekarang."

Kintari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dasar anak jaman sekarang."

KINTARI JADI LOE NGAKU KALAU LOE UDAH TUA? . STOP BILANG KAYA GITU! Peringat hati Kintari pada dirinya sendiri.
**

Membuka pintu café Orange dengan anggun, Kintari yang berambut panjang agak bergelombang dengan lisptik merah meronanya menarik perhatian beberapa pria yang berada didalam café. Sambil mengibaskan rambutnya ala iklan shampoo, Kintari mencari tempat duduk kosong dan akhirnya pilihannya jatuh di meja pojok dekat kaca.

Temptation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang