Prolog

7.4K 374 13
                                    

Kantari Gardapatri Sastra melangkah dengan sangat pelan. Membuka sedikit kaca matanya dan mengintip secara elegan. Gayanya sudah mirip detective saja. "Bener, gak salah kalau dia itu si Makala"

"Ganteng parah pasti ya?" tanya Dea, sahabatnya itu dengan heboh.

Tari mengangguk dengan antusias. "Parah, banget, gila. Amazing...".

"Ah gue gak kebayang. Kenapa sih loe lagi dulu pake ada acara putus segala?"

"Pengen tau banget bu kayanya" bisik Kintari seraya terus mengintip-ngintip cantik ke dalam.

"Iyalah loe itu aneh mutusin dia yang cakepnya tujuh tingkat langit gitu"

Kintari menghela napasnya.

Selalu aja heboh kalau teleponan sama Dea, batinnya.

Percakapan Kintari langsung terhenti ketika satu tepukan terasa di bahunya. "Lagi apa kamu disini?" Jeda... "Didepan toilet laki-laki?"

Oke fix, Kintari sangat malu. Sudah ketauan mengintip di depan toilet laki-laki, dipergoki pacarnya sendiri lagi. Dan yang paling membuat Kintari merasa malu adalah dia mengintip mantannya sendiri yang sekarang ini terlihat lebih hot dari sebelum mereka putus.

"Halo Tari.." suara heboh Dea masih terdengar.

"Udah dulu ya De gue ketauan," bisik Kintari.

"Ketauan apa?," Dea memang selalu lambat dikeadaan genting.

"Nanti gue jelasin." Langsung Kintari memutuskan panggilan itu.

Kini Tari hanya bisa menutup matanya rapat-rapat, dia benar-benar malu. Menolehpun dia tidak berani. Saking terlalu lama diam, tubuh Kintaripun dibalikkan oleh Tara. "Aku ini udah mau persiapan buat terbang. Kamu mau pulang sekarang atau bagaimana?"

"Aku pulang sekarang aja ya" Kintari tersenyum dan mencium pacarnya itu sekilas. "Save flight sayang".

"Oke.. jangan lupa ya datang ke rumah ibu nanti malam"

"Iya sayang"

"Oke" Tara menarik pinggang Kintari dan menciumnya juga sedikit melumatnya.

"Udah ah nanti ada Mak Lambeh yang fotoin kamu" canda Tari kepada Tara. Hingga dia melihat Makalaa berjalan dari dalam akan keluar. Secepat kilat Tari memeluk Tara agar wajahnya tidak terlihat oleh Makala.

"Kamu kenapa?"

"Aku sedih banget mau ditinggal kerja sama kamu"

Tara menaikkan satu alisnya. "Gak biasanya. Udah sana kamu ada kelas ngajar kan pagi ini?"

"Aku bakal kanget banget sama kamu.." ucap Tari sambil mengintip apakah Makala masih dekat dengannya atau tidak.

"Jangan drama Kintari" jawab Tara dengan segala kebakuan yang dimilikinya.

Hingga ketika Makala sudah hilang dari segi penglihatannya Tari langsung melepaskan pelukannya. "Bye sayang" Tari meninggalkan kekasih tampannya itu dengan santai. Membuat Tara bingung bukan main. Dan Makala yang sudah berjalan cukup jauh tersenyum. "Gue pasti bisa jadi pacar loe lagi".

Temptation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang