1

633 13 0
                                    

(Bisma, Rangga, Risa dan Ramanda)

"Ada hal yang aku sembunyikan tentang sebuah bongkahan berlian yang berkelip mengalahkan bintang."

Sebuah perjalanan yang teramat panjang yang ditempuh oleh seorang pemuda tampan pewaris kekayaan keluarga Bastian Baskoro. Dia adalah Bisma Karisma, dengan segudang cerita menarik dalam kehidupannya. Bisma tidak pernah menginginkan terlahir dari keluarga yang kaya raya, bukan karena alasan orangtuanya sibuk bekerja atau pun alasan basi anak-anak yang terlahir dari keluarga berada. Bisma bukan anak tunggal, ia memiliki satu Kakak laki-laki, bernama Rangga. Sifat Rangga teramat jauh lebih cuek, senang menyendiri, dan tidak mudah bergaul dengan siapa pun. Rangga cenderung lebih senang melakukan semua hal hanya dengan sendirian, seperti tidak membutuhkan orang lain dalam hidupnya.

Berbeda dengan Bisma.

Meskipun Bisma terbilang cuek, namun setidaknya Bisma jauh lebih mudah bergaul daripada Rangga. Keluarga Bastian Baskoro hanya memiliki dua putra. Dua putra yang memiliki sifat bertolakbelakangan.

Terkadang, hal yang paling menyedihkan di antara Bisma dan Rangga adalah; meskipun mereka tinggal dalam satu atap, mereka sangat jarang bertegur sapa. Terlebih, saat ini Bisma akan segera melangsungkan acara pertunangan sekaligus lamaran---yang secara tidak langsung, Bisma akan melangkahi Kakaknya untuk menikah. Jelas mungkin itu akan membuat hati Rangga tersinggung. Entahlah.

"Bis? Kamu udah siap untuk mengikat Risa?"
Seorang wanita paruh baya lantas bertanya begitu lembut pada Bisma. Bisma hanya melemparkan senyumnya dengan santai.

"Iya, Mah. Aku sama Risa sudah sepakat mau segera menikah. Aku kan sama Risa udah lama pacaran. Bisma bosen juga kalau harus lama-lama pacaran," katanya.

"Tapi gimana sama perasaan Kakakmu?"

"Rangga?"

"Iya."

"Bisma udah males, Mah. Bisma bener-bener udah males sama Rangga. Udah berulangkali juga kan Bisma peringatin dia buat nyari pacar atau calon istri, tapi apa buktinya? Sampai sekarang dia cuek-cuek aja."

"Tapi ..."

"Udah, Mah. Mamah gak usah kuatir. Nanti Bisma yang ngomong sama Rangga. Bisma juga gak mau kali Mah jadi bujangan terus. Bisma butuh pendamping hidup."

"Sebenernya, Mamah seneng kamu punya niat untuk segera menikah. Tapi di sisi lain Mamah kepikiran Rangga."

Tanpa disadari oleh Bisma dan Ibunya yang sedang bicara dalam kamar, terdapat Rangga yang sebenarnya tidak sengaja melewati pintu kamar Bisma dan mendengar percakapan antara Bisma dan Ibunya. Terlihat wajah Rangga yang nampak datar-datar saja mendengar percakapan tersebut. Rangga benar-benar dingin, bahkan mengalahkan dinginnya kulkas dan tebalnya salju kutub.

Kemudian, Rangga memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Bisma---yang sebenarnya memang sudah terbuka sedikit. Rangga pun masuk ke kamar Bisma hanya beberapa langkah saja. "Mah, Rangga gak apa-apa. Mamah gak usah kuatir sama Rangga. Rangga menyetujui Bisma untuk lebih dulu menikah," katanya datar.

Bisma pun tersenyum pahit dan matanya tersorot pada Rangga. Dua Kakak beradik ini seperti dua orang musuh bebuyutan yang sama sekali dan tidak akan pernah mungkin bisa bersahabat.

"Bagus, kalau emang lo ngizinin gue buat nikah duluan. Lagipula, gue bosen membujang," cetus Bisma.

"Bis ..." Sang Ibu menyentuh bahu Bisma pelan, agar Bisma tidak mengeluarkan perkataan yang tidak mengenakkan untuk Rangga.

Sementara Rangga hanya terdiam saja dengan wajah cueknya. Berselang beberapa detik, tanpa basa-basi lagi Rangga pun meninggalkan Bisma dan Ibunya. Entah, sebenarnya apa yang terjadi dengan dua Kakak beradik ini.

DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang