Flasback

386 1 0
                                    

Anyeong, guys!
Warning! ++
Ini gua bawain part flasback, ya! Yang tulisannya dimiringin itu Flashback ya! Dan ada part yang bikin dag-dig-dug juga. Yang bikin lo baper mungkin bacanya.

Sejak SMA, Alenia yang terlahir dari seorang pengusaha hebat itu, menjalani kehidupannya yang terlalu boros dan senang berfoya-foya. Bahkan, Alenia memiliki banyak teman yang terlihat seperti salah gaul. Tak jarang juga, beberapa teman Alenia sering mengajak Alenia untuk minum-minum di bar dan klab malam. Alenia tidak bisa menolak, ia menikmati kehidupannya yang senang berfoya-foya. Nyatanya, Alenia begitu polos, ia terlalu mudah dimanfaatkan beberapa temannya yang cukup matre—dan hanya ingin berteman dengan Alenia jika ia membutuhkan uang saja. Selebihnya, Alenia dibuang begitu saja ketika tidak memiliki uang.

"Al, bajumu mengapa murahan? Kau terlihat seperti bukan anak dari seorang pengusaha terkaya. Kau lihat pakaianku, modis kan?" ucapnya sambil meminum segelas demi segelas whine tersebut tanpa memerdulikan lingkungan sekitar yang tampak riuh dengan suara dugem.

"Pakaianmu terlalu terbuka," jelas Alenia.

Temannya itu tersenyum, dengan tingkat kesadaran yang semakin tipis efek dari minumannya tersebut. "Kau itu cantik! Jadi kau selalu pantas memakai baju apapun!" katanya, dengan nada yang seperti mengiri pada Alenia.

"Ras, sepertinya kau terlalu banyak minum."

"Kau yang seharusnya minum, Al. Kau harus minum. Ini sangat memabukkan, ini sangat terasa candu. Kau harus minum. Aku mengajakmu ke sini untuk bersenang-senang! Kau tau aku sedang patah hati!"

"Rasi! Kumohon, berhenti untuk minum. Kita pergi dari sini saja. Kau terlalu banyak minum. Aku takut kau kenapa-napa."

"Tidak usah pedulikan aku, Al. Kau penyebabnya! Kau yang membuat aku terluka, Al. Kaulah penyebabnyan!" Rasi semakin tak karuan, ucapannya tak bisa terkontrol, efek minumannya telah merenggut kesadaran Rasi.

"Kau bicara apa?" Alenia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Rasi—temannya yang kini sedang tak sadar karena mabuk berat.

"Kau cantik! Aku iri! Lihat, di sekolah pun kau menjadi sorotan. Kau memiliki banyak pengagum. Kau anak orang kaya, sementara aku bukan anak orang kaya! Kau punya segalanya. Kau juga yang merebut RAMA dariku! Kau licik Alenia! Kau perempuan licik! Aku tidak suka padamu. Aku juga ingin hidup seperti kau! Kau yang memiliki segalanya. Dan kau! Kau! Kau! Kau merebut Rama dariku! Hatiku hancur, Al!" ucapnya menjadi tidak beraturan. Alenia tersentak mendengar penuturan Rasi, yang selama ini Alenia menganggap Rasi baik-baik saja dalam berprasangka terhadapnya. Nyatanya, Rasi menaruh rasa dendam sekaligus iri pada Alenia.

"Maaf, Ras. Aku tidak tahu jika Rama menyukaiku!"

"Kau munafik!"

"Please, Ras! Kau berhenti minum. Kau terlalu banyak minum!"

Rasi tertawa meremehkan. "Kau tahu? Rama menyuruhku untuk mendatangkan kau ke klab ini. Dan, Rama memintaku agar kau mau tidur dengan Rama, dan memuaskan ranjangnya," ucap Rasi.

Alenia tersentak.

"Kau bicara apa, Ras? Aku tidak mengerti."

"Bodoh! Kau bahkan tidak mengerti, banyak lelaki yang ingin mendapatkanmu Alenia, termasuk Rama. Dan itu membuat hatiku sakit!"

"Please, Ras. Kita pulang saja. Kau semakin terlihat tidak baik." Alenia meraih tangan Rasi, dan hendak membawa Rasi pulang.

"Aku bukan anak kecil, Al! Jangan kau tarik tanganku untuk membawaku pulang! Jangan bertingkah seperti layaknya kau adalah ibuku! Aku benci kau!" Rasi menepis tangan Alenia.

DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang