18: Decision

54.2K 2.9K 73
                                    

**Kelulusan sekolah

"Yeo Jin-ah! Hwang Yeo Jin!"

"Oh,Eunbi-ah,ada apa?" tanyaku seraya ia menatap wajahku aneh.

Selalu begitu.

Eunbi selalu saja penasaran padaku.

"Yak,kenapa kau menggunakan syal itu rapat-rapat? Kurasa hari ini cukup cerah dan tidak begitu dingin juga,kulonggarkan sedikit yaa..."

Tidak! Kumohon jangan melonggarkannya sedikitpun!

"A,tu,tunggu!" tanganku menahan pergerakan Eunbi yang hampir saja membuka syal ku.

"Eunbi,kurasa kita harus cepat-cepat turun kebawah,disana orang tuamu pasti sudah menunggu." ujarku dan langsung saja menyambar tangannya untuk segera turun ke lantai bawah.

Sambil berjalan keluar dari halaman sekolah,aku melihat kesekeliling,sekolah yang sudah kutempati selama 3 tahun untuk belajar kini mulai kutinggalkan dan melangkah ke kehidupan yang sebenarnya.

Berat memang jika harus meninggalkan semuanya termasuk teman-teman,suara bel tanda masuk dan pulang,suara gaduh teman-teman dikelas saat pelajaran kosong,atau tertidur saat guru menjelaskan.

Sungguh,itu momen paling tidak bisa dilupakan oleh siapapun.

Memoriku buyar seketika saat banyak para gadis di sekolah ini berteriak hingga berbincang-bincang seperti memuja idol nya sendiri.

"Kudengar lelaki tampan dan maskulin itu menunggu Yeo Jin dari kelas 12-2"

"Apa? Apa Yeo Jin yang kau maksud itu Hwang Yeo Jin?"

Bisa kupastikan dia siapa.

Lelaki yang terpaksa membuatku memakai syal tebal ini.

"Yak! Kenapa lama sekali!"

Lelaki dihadapanku itu telah meninggikan suaranya,T-shirt putih dipadukan dengan jas membuatnya begitu elegan dipandang mata.

Aku berbohong kalau dia tidak tampan hari ini.

Aku berbohong kalau hatiku tidak berteriak seperti mulut-mulut gadis yang mengelilinginya itu.

Aku menghampirinya,aku juga tidak melepaskan tangan Eunbi sama sekali.

"Aku mengering menunggumu disini" ucapnya sembari matanya melirik para gadis yang mengelilinginya.

Sedikit sebal,ia blak-blakan melakukan kontak mata seperti itu didepanku,didepan istrinya sendiri.

"Oh! Kau paman langganan kedai Ayahnya Yeo Jin? Aigoo ternyata kau masih muda" ucap Eunbi yang sukses membuat mataku ingin melompat keluar.

"Paman? Langganan?" Taehyung bertanya-tanya,matanya kini menyorot tajam padaku yang hanya kuberi senyuman masam.

"Iya,Yeo Jin selalu menceritakan kalau paman itu pelanggan setia di kedai Ayah Yeo Jin,tapi kurasa kau tidak pantas disebut paman" jelas Eunbi sambil menggaruk-garuk dagunya yang tidak gatal.

Taehyung menyeringai,taringnya kini memanjang,seperti ingin sekali menggigitku sampai kehabisan darah.

Eunbi,aku mohon hentikan!

"Oh! Tunggu sebentarrr,kalian memakai cincin yang sama?"

Mati kau Eunbi!

Taehyung bersandar pada mobilnya,mungkin sedang memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk menghabisi nyawaku dirumah,sedangkan aku hanya seperti anak kecil yang baru saja kena marah karena pulang terlalu sore.

My Perfect Husband - Part One [COMPLETED] [PROSES EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang