Sudah 4 bulan berlalu,ketika aku mengetahui fakta bahwa manusia yang membawa harapan palsu itu hanya menganggapku sebagai adik saja.
Aku sudah melupakan itu.
Sungguh! Namun hanya sedikit sulit karena Jungkook satu kelas denganku.
Tapi aku berterimakasih kepada Tuhan,karena pertunjukkan menyayat hati itu membuat mataku terbuka lebar dan hati ini tepat memilih seseorang.
Kim Taehyung,lelaki itu selalu memberikan kebahagiaan hingga aku lupa jika ada sesuatu yang membuatku merasa lelah.
Ia selalu menyempatkan diri untuk sesekali mengajakku berkencan seperti remaja yang baru saja mengenal cinta.
Sungguh,dia sangat menggemaskan untukku.
Dan aku akui,fakta bahwa pacaran setelah menikah itu memang menyenangkan,tidak ada kata bosan untuk memberikan beribu kasih.
Dan kuharap hari ini dan selamanya,aku bahagia bersama manusia ciptaan Tuhan yang indah itu.
"Aku pulang..."
"Oh kau sudah pulang? Baru saja aku akan menjemputmu" ujar Taehyung dan kulihat ia juga sudah memakai mantel cokelatnya.
Aku hanya tersenyum dan terkekeh didepannya,aku merentangkan tanganku dan langsung memeluknya erat.
"Ya... Ada apa hm? Apa ada yang membuatmu senang?"
Aku mengangguk mantap dengan wajahku yang masih menempel pada dadanya dan sesekali menghirup aroma parfume nya yang membuatku selalu menggila.
"Aku merindukanmu." ucapku tanpa rasa malu sedikitpun,entah karena saking cintanya atau saking seringnya kami seperti ini,jadi dalam kamus hidupku tidak ada kata malu untuk mengucapkan sebuah rindu.
Taehyung tertawa renyah,ia mengusap rambut sepunggungku,dan mencium pucuk kepala hingga menghirup aroma rambutku yang sering ia katakan,baunya seperti keringat kuda.
Aku tidak tahu ia bercanda atau serius,tapi yang pasti Taehyung menyukainya juga.
"Kau sudah makan?" katanya sembari melonggarkan pelukan kami.
Reflek aku memajukan bibirku tanda aku tidak suka jika ia melonggarkan pelukan ini. Taehyung terkekeh kembali dan merapatkan pelukan ini.
"Kau sungguh merindukanku? Padahal aku hanya meninggalkanmu untuk 5 hari" ucapnya dan tak henti-hentinya ia mengayunkan badanku kekanan dan kekiri.
Ya,Taehyung baru saja pulang semalam, ia pergi ke Newyork untuk urusan bisnis,walaupun Seokjin oppa yang kini memimpin perusahaan,tapi ia selalu membutuhkan tangan adiknya ini.
"Kau tahu? Dengan ukuran tempat tidur yang sebesar itu,aku seperti tidur di pulau tak berpenghuni" ujarku dengan nada yang sedikit melemah.
"Benarkah itu?? Ahhh aku juga merindukan Istriku inii" Taehyung mengangkat tubuhku dan ia berputar-putar.
"Yak! Taehyung! Turunkan akuuu!"
Taehyung menurunkanku,ia melepaskan pelukannya dan kini tangannya menangkup kedua pipiku.
"Yeo Jin-ah..." ucapnya,manik cokelatnya terus merasuk kedalam pandanganku.
"Hm?"
Keheningan mulai menyelimuti kami,tatapan Taehyung benar-benar membuatku terhipnotis sehingga aku hanya diam mematung didepannya.
"Ayolah Tae,katakan sesuatu! Atau lakukan sesuatu! Aku tidak mau mati konyol didepanmu."
Taehyung mendekatkan wajahnya hingga kening kami bersentuhan,ia menggosok-gosokan hidung mancungnya ke hidungku,nafasnya juga kini menyapu lembut kulit wajahku,ia memiringkan wajahnya dan otomatis aku menutup mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband - Part One [COMPLETED] [PROSES EDITING]
RomansaDijodohkan untuk melunasi hutang? Padahal umurnya baru 18 tahun Genre: Married life (NC 17+),school,romance Happy Reading guys~