Pergilah jika itu keputusan terbaikmu,jangan mengkhawatirkanku dan jangan minta maaf atau hatiku akan terbakar.
Setelah menghabiskan malam yang panjang bersama Taehyung,keesokan harinya Taehyung langsung mengajakku pulang,mungkin terlalu terburu-buru tapi tak apa,dia memiliki kesibukan pada pekerjaannya.
Aku duduk pada sisi ranjang,menggenggam selembar kertas terkutuk yang baru saja aku terima,bahkan tanganku mati rasa saat memegang selembar kertas ini.
Ya surat perceraian.
Entah bagaimana sesaknya dada ini jika Taehyung menandatanganinya,sejujurnya aku ingin merobek bahkan membakar ini,namun semuanya harus aku selesaikan secepatnya sebelum semuanya terlambat.
Aku terus terisak disisi ranjang dengan surat perceraian yang aku lemparkan begitu saja.
Stress? pasti.
Tapi mau bagaimana,ini sudah skenario terbaik dari Tuhan.
Aku meraih ponselku yang bergetar,sebuah pesan masuk dengan nomor telfon yang belum aku simpan.
"Kuperingatkan kau sekali lagi untuk segera meminta tanda tangan Taehyung,jika kau lambat semuanya akan selesai."
Aku menutup mulutku,tangisku pecah karena selalu ada perasaan tidak enak untuk Taehyung disana.
Dia ada dalam lingkaran yang berbahaya karena aku.
Aku tidak tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat sehingga dengan tiba-tiba rumah tanggaku hancur karenanya,dengan ancaman-ancaman yang selalu membuatku ketakutan setengah mati.
Ponselku kembali berdering,kini panggilan masuk dari Taehyung,aku berdehem untuk menormalkan suaraku agar tidak terdengar serak saat berbicara dengannya.
"Halo Tae?"
"Kau belum tidur? Apa kau menungguku?"
Aku tersenyum. "Ya aku menunggumu"
Kudengar ia terkekeh.
"Aku membawakanmu ayam goreng kesukaanmu,kita akan berpesta malam ini,jadi... Ahk! Sialan!"
BRAK!
Senyum yang sedari tadi merekah dari bibirku kini tergantikan oleh kecemasan yang langsung bergemuruh didadaku karena terdengar beberapa decitan ban mobil dan suara dentuman yang sangat keras seperti mobil Taehyung menabrak sesuatu.
"Tae? Kau mendengarku? Kau tidak apa-apa??... Kim Taehyung!!"
Tut tut tut tut
Ponselku terjatuh,seluruh otot pada tubuhku melemas,aku melihat jam dinding yang menunjukkan angka 11 malam.
Mataku menerka semua yang ada dikamar ini sampai terhenti pada sebuah bingkai besar yang terpasang pada dinding kamar,seorang pria tanpa senyuman mengenakan tuxedo dan seorang wanita berwajah muram mengenakan gaun cantik.
Aku menatap wajah pria itu dengan seksama,pria menyebalkan yang berhasil membuatku jatuh cinta.
"Tae... Kau tidak apa-apa kan?" ucapku dengan nada bergetar menatap foto Taehyung dengan air mata yang sudah menggenang.
Aku kebingungan sampai kini posisiku duduk dilantai dan memeluk lutut erat,terus berdoa kepada Tuhan untuk melindunginya,ponsel yang selalu berdering tidak aku pedulikan karena aku tahu itu bukan dari Taehyung.
Aku tidak mau mendengar apapun hari ini,ia mengatakan bahwa malam ini Taehyung membawakanku ayam goreng dan akan berpesta bersamanya.
Aku gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband - Part One [COMPLETED] [PROSES EDITING]
RomanceDijodohkan untuk melunasi hutang? Padahal umurnya baru 18 tahun Genre: Married life (NC 17+),school,romance Happy Reading guys~