Part Flashback
Don't forget to play the music!🎹🎶
------
"Whoa! Lihat, Ma! Dia berputar!" gadis kecil tersebut berlarian tanpa menggunakan alas kaki di rerumputan, sedangkan seorang wanita menatapnya tak jauh dari sana dengan senyumnya.
Setelah puas berlari, ia menghampiri wanita tersebut sambil tertawa kecil. "Papa harus melihat ini!" ungkap gadis kecil tersebut sambil menyodorkan kincir angin ke arah wanita itu.
Wanita tersebut tidak memperdulikan ungkapan jujur gadis kecil itu, ia mencoba mengalihkan pembicaraan. "Apa kau tahu? Kincir angin ini tidak dapat berputar tanpa angin."
Gadis kecil itu mengangguk gembira, lalu ia menunjuk pedagang es krim yang sedang mengelilingi taman ramai itu.
"Aku suka rasa vanilla! Aku ingin memesan tiga!" ia tampak bahagia sekali saat berjalan bergandengan menuju pedagang es krim itu.
Ia kembali bersama wanita tersebut dengan membawa tiga es krim dengan rasa berbeda.
"Karena aku suka rasa vanilla, Mama boleh mengambil es krim stroberi ini, dan es krim coklat ini aku berikan untuk Papa," ia menyodorkan es krim rasa stroberi itu ke arah wanita tersebut.
"Karena Papa tidak ada, aku akan memakan untuknya! Suatu saat nanti, jika aku bertemu dengan Papa, aku akan memberikannya es krim coklat terlezat di dunia!"
Mereka berdua lalu berjalan pulang menuju arah matahari ketika hari sudah senja.
🎡🎡🎡
"Mama! Ikannya memakan lumut itu!" gadis kecil tersebut sedikit berteriak saat mengungkapkan keterkejutannya.
"Sstt ... jangan berteriak, banyak orang sakit disini."
Gadis kecil tersebut lantas menutup bibirnya dengan kedua tangannya yang mungil, lalu berlari ke arah Ibunya dari aquarium ikan hias tersebut.
"Mama, apa mencabut gigi itu terasa sakit?" tanyanya sedikit takut. Ia memang diajak ke sini untuk mencabut giginya yang goyang dari empat hari yang lalu.
"Tidak akan sakit," wanita tersebut tersenyum untuk membuatnya merasa lebih baik.
"Apalagi jika Papa mengetahui aku tidak menangis, ia akan bahagia! Benar kan, Ma?"
Wanita tersebut mengangguk dengan beribu perasaan bersalah di hatinya.
🎡🎡🎡
Dear Diary,
Aku tidak pernah bertemu dengan Papaku, tapi aku bahagia karena Mama selalu menemaniku! Walaupun aku melihat teman-temanku dijemput oleh Papanya sepulang sekolah, atau mereka berjalan-jalan dengan Papa mereka, atau mungkin diajak bermain terbang-terbangan oleh Papa mereka, aku tidak iri, karena aku akan menemukan Papaku suatu saat nanti, dan aku akan memberikannya kejutan berupa es krim cokelat yang banyak dan Papa akan menemukanku sebagai anak perempuan yang tidak cengeng! Apa Papa tahu? Sekarang aku sudah masuk Sekolah Dasar!
🎡🎡🎡
Dear Diary,
Papa, di kelas dua ini, Mama memasukkanku ke tempat les Bahasa Jepang. Aku senang sekali, akhirnya sebentar lagi aku bisa menemui Papa. Aku penasaran dengan rumah Papa di Jepang. Kata guru lesku, orang Jepang biasanya tidur dengan kasur gulung. Hmm, aku tidak tahu namanya, tapi mereka selalu digulung 'kan jika tidak digunakan? Apa Papa tidur menggunakan itu? Pasti sangat menyenangkan menggulung diri pada saat salju turun di Jepang!
🎡🎡🎡
Dear Diary,
Hai Papa! Aku sudah kelas tiga sekarang. Aku bingung mengapa Mama tidak pernah menghubungi Papa. Aku juga tidak pernah melihat wajah Papa. Papa? Apa kau tahu? Aku ingiiiiin sekali bertemu. Pasti Papa tampan seperti pangeran di kaset barbieku.
🎡🎡🎡
Dear Diary,
Papa! Aku sudah besar sekarang! Aku baru saja lulus dari Sekolah Dasar. Aku tidak pernah menulis Diary karena Mama melarangku. Sekarang aku harus menyembunyikan diaryku tentang Papa. Mama berubah. Ia tidak lagi baik padaku. Papa, aku ingin Papa di sini. Aku yakin Papa bisa merubah segalanya. Bagaimanapun juga, aku harus bertemu dengan Papa!
🎡🎡🎡
Dear Diary,
Papa, Mama sudah benar-benar berubah. Sudah tidak ada lagi yang manyayangiku. I think I'll give up.
🎡🎡🎡
Vanessa menghentikan permainan pianonya ketika pintu ruangan tersebut berdecit. Ia segera menghapus air matanya dengan kedua tangannya. Ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu.
"Hentikan itu," ucapnya dingin di ambang pintu. Ia membawa pisau dapur yang kecil, namun terlihat cukup untuk melukai.
Vanessa terlonjak seketika, "Ma-Mama?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love?
Teen FictionVanessa, gadis remaja yang rapuh jiwanya. Terjerat dalam pedihnya kenyataan dunia. Ia hanya bisa menangis dalam diam. Hingga ia menemukan seseorang yang mampu mengubah hidupnya, mampu membuatnya merasakan kehangatan yang sudah lama tak dirasakannya...