PROLOG

327 70 68
                                    

Rumput bergoyang seirama dengan angin yang berembus. Terlihat seorang wanita sedang menggandeng gadis kecil berkuncir dua. Gadis kecil tersebut tak bergeming melihat bianglala dengan takjub. Mendadak ia melonjak kegirangan sambil bertepuk tangan.

"Mama! Mama! Lihat! Aku mau naik!" Jeritnya girang. Lalu ia mengamati keluarga kecil yang menaiki bianglala tersebut. "Mama... Papa mana?" Lirihnya.

Wanita tersebut sedikit tersentak. Segelayut rindu menjalar di hatinya. Ia tersenyum getir. "Karena Papa berasal dari Jepang, kamu juga harus mempelajari bahasa Papa,"

Gadis kecil itu terlihat kecewa, "apa aku akan bertemu Papa jika aku tahu Bahasa Jepang?"

Wanita itu mengangguk terpaksa. Sejenak ia menatap binar mata bintang kecilnya itu. Sangat mirip dengan binar mata suaminya.

"Mama akan mengajakmu bertemu Papa saat kamu sudah bisa berbahasa Jepang," ucap wanita tersebut tersenyum.

Bibir gadis kecil itu tertarik pada dua sisinya. Memperlihatkan senyum polosnya. Wanita itu menyesal telah mengatakannya.

Bohong.
Jelas ia berbohong.

"Aku akan belajar bahasa Jepang! Kita bisa menaikinya bersama Papa!" Ujar gadis itu penuh harap.

Wanita itu lagi-lagi terpaksa mengangguk dan mengucapkan satu kata yang sangat sulit untuk diucapkan, "ya."

"Kau ingin menaikinya? Mama akan menemanimu,"

"Tapi kita harus bersama Papa. Karena mereka juga bersama Papa," gadis kecil itu menunjuk keluarga kecil yang ia perhatikan dari tadi.

"Aku pasti dapat menaikinya bersama Papa!"

Bulan tersenyum menaungi tekad gadis kecil tersebut.



Hey! This is my first story
Kalo ada kekurangan kasi kritik dan saran, ya! Udah itu aja.
Lafyu😘

Is This Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang