Bagi seorang artis seperti Sammy, tampilan fisik harus selalu dijaga dan dirawat dengan baik. Mulai dari bentuk dan berat badan sampai kesehatan kulit. Makanya selain menerapkan pola hidup sehat dengan cara menjaga asupan makanan dan rajin berolahraga, ia pun rutin mengunjungi klinik kecantikan setidaknya sebulan sekali untuk melakukan perawatan kulit, terutama kulit wajah.
Selagi ada waktu luang seperti sekarang ini Sammy menyempatkan diri untuk melakukan facial di sebuah klinik kecantikan langganannya yang juga milik dokter Rahma. Pijatan-pijatan lembut di wajahnya ditambah aroma chamomile yang berasal dari lilin aroma terapi di atas meja kecil di sisi ruangan membuatnya menjadi rileks, lalu rasa kantuk menyerang. Lama kelamaan ia tertidur tapi tidak pulas, hanya tidur ayam.
Setelah ritual facial selesai, perlahan-lahan Sammy membuka kedua mata lalu bangkit dari posisi berbaring. Sebelum turun dari ranjang ia sempatkan untuk melihat wajahnya di cermin, terlihat lebih cerah dan segar dari sebelumnya. Saat akan keluar dari ruang perawatan, ia mendengar getaran ponselnya dari dalam tas. Segera tangannya meraih benda pintar tersebut lalu satu nama terbaca di layar. Arya.
'Sam, lagi sibuk, nggak? Makan siang bareng, yuk!'
Begitulah isi pesan dari lelaki yang baru semalam Sammy kenal. Ia agak terkejut dan berpikir tindakan Arya cukup agresif, namun justru ia suka. Dari pertemuan semalam, Arya mampu memberikan kesan positif padanya. Tanpa pertimbangan lagi, ia langsung membalas dengan mengiyakan ajakan itu.
'Aku lagi free hari ini. Oke. Di mana?'
Usai mendapat jawaban dari Arya yang menyebutkan sebuah nama restoran, Sammy kembali bercermin sebelum akhirnya melangkah keluar dengan senyuman samar menghiasi wajahnya yang berseri-seri.
***
Arya memasuki sebuah gedung restoran yang tatanan interiornya dibuat seperti hotel bintang lima dengan dominasi perabotan berwarna gelap dan terkesan vintage. Satu sisi dindingnya dipenuhi dengan bingkai jendela kotak-kotak dari bawah hingga mencapai atap. Lalu sisi dinding yang satu lagi terbuat dari batu-batu alam tersusun rapi.
Baru beberapa langkah kaki Arya menapaki lantai restoran yang berwarna coklat gelap itu, matanya langsung menangkap seorang perempuan yang melambaikan tangan padanya. Ternyata Sammy datang ledih dulu. Ia membalas lambaian tangan perempuan itu sambil tersenyum.
"Hai! Udah lama?"
"Enggak kok. Aku juga barusan datang," balas Sammy.
Mereka sama-sama mengulurkan tangan kanan lalu saling berjabat erat, dari bibir mereka tersungging seulas senyum. Sementara itu mata mereka saling menatap. Dalam hati Arya memuji kecantikan paras Sammy. Ternyata perempuan yang kini rambutnya diikat menyerupai ekor kuda itu tetap terlihat menawan meski tanpa riasan wajah seperti semalam.
Tangan Sammy terasa halus dan lembut membuat Arya enggan melepasnya tapi ia segera tersadar. Ia tak boleh menjabatnya lama-lama karena bisa meninggalkan kesan tak baik di mata Sammy. Ia tak ingin itu terjadi. Mereka belum sehari saling mengenal.
Tak hanya kulit, suara Sammy pun bak red velvet cake – terdengar lembut dan enak didengar oleh telinga.
"Lagi nggak ada syuting?" Arya memulai obrolan.
"Iya, lagi off dulu sampai awal tahun."
"Pengen istirahat dulu, ya?"
Sammy mengiyakan lantas pelayan datang membawa buku menu. Setelah mereka memesan makanan dan minuman masing-masing, obrolan berlanjut. Mereka berbincang hal-hal ringan saja, seputar keluarga misalnya. Mereka sama-sama terlihat santai, tidak canggung sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Sang Mantan
RomanceSetelah tahun-tahun berlalu, akhirnya waktu mempertemukan lagi Laras dengan Arya, lelaki yang telah menghancurkan hatinya dulu. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Laras memutuskan untuk membalas perbuatan lelaki itu. Ia ingin Arya merasakan apa ya...