Sudah berjalan satu minggu sejak Arya dan Sammy memutuskan untuk saling dekat. Belum lama memang, tapi keakraban telah tercipta di antara mereka. Tak heran itu terjadi meski mereka belum bertemu lagi karena mereka intens berkomunikasi. Entah sekedar menanyakan kabar atau aktivitas yang sedang dijalani. Seperti malam ini.
Sammy sedang berganti pakaian saat ponselnya berdering. Ia baru saja menyelesaikan pengambilan gambar untuk iklan lipstick dari brand kosmetik ternama. Seperti tak ingin si penelepon menunggu lama, tangannya segera merogoh sebuah tas yang tergeletak di dekat wastafel. Lalu setelah smartphone itu berhasil ia ambil dan melihat nama si penelepon, seulas senyum terukir di wajahnya yang terlihat lelah.
Arya.
Ya, Sammy sudah menduga bahwa lelaki itu yang menelepon karena saat selesai syuting tadi ia sempat mengecek ponsel dan ternyata ada beberapa pesan dan panggilan tak terjawab darinya. Sepertinya Arya perlahan-lahan sudah berhasil masuk ke dalam perangkap. Terbukti dengan gencarnya lelaki itu menghubunginya dengan sejuta perhatian yang melenakan.
Benar apa yang dikatakan Laras. Arya sangat berbahaya. Lebih tepatnya berbahaya bagi hati yang hampa tanpa cinta dari seorang lawan jenis seperti hati milik Sammy. Juga ia termasuk perempuan yang sedikit sekali memiliki pengetahuan soal makhluk bernama lelaki. Pacaran saja baru satu kali dan itu pun hanya dalam waktu singkat. Ia hampir saja terbuai oleh pesona dan perhatian yang diberikan oleh lelaki itu padanya. Namun beruntung ia selalu ingat bahwa lelaki itulah yang membuat hati kakak sepupunya sakit hingga sekarang. Jadi ia tak mudah tergoda dan takluk begitu saja.
"Halo." Sammy menyapa seraya berusaha mengenakan hem lengan panjang untuk melapisi t-shirt pas badan di baliknya.
"Sammy, udah selesai syuting?"
"Udah. Ini aku lagi siap-siap mau pulang."
"Aku jemput, ya."
Tiba-tiba Sammy deg-degan, bukan karena khawatir akan ketahuan wartawan sebab memang ia dan Arya sudah sepakat tidak akan menutup-nutupi hubungan yang sedang mereka jalin. Bahkan atas persetujuan Arya, ia sudah melakukan klarifikasi lewat media sosial bahwa nama lelaki yang ditulis pada salah satu media on line adalah salah dan memberitahu nama sebenarnya lelaki yang makan siang dengannya. Selain itu ia juga sudah menjawab pertanyaan para wartawan perihal hubungannya dengan Arya. Ia jujur mengatakan bahwa ia dan Arya memang sedang dekat.
Jika Sammy sudah tidak mengkhawatirkan soal wartawan yang bisa saja akan memergoki kebersamannya dengan Arya, lantas apa yang membuat jantungnya berdebar-debar? Entahlah, ia pun tak tahu.
"Nggak usah, Arya," tolak Sammy dengan sopan. Selain untuk berbasa-basi, penolakan itu pun sesuai dengan kenyataan bahwa ia telah menghubungi sopir pribadinya untuk menjemput.
"Tapi aku udah ada di depan."
Sammy terkejut. Arya sudah ada di depan? "Di depan mana?" tanyanya polos.
"Di depan Ka'bah lagi ngedo'a minta jodoh yang baik," jawab Arya asal. "Ya di depan studio lah," lanjutnya lantas tertawa.
Tempat syuting iklan yang dijalani Sammy kali ini memang berlokasi di sebuah studio yang terletak di kawasan Jakarta Selatan. Ia mulai syuting sejak siang tadi dan baru selesai malam ini.
"Kamu udah di depan studio? Tapi aku udah minta jemput Pak Yuda."
"Pak Yuda itu siapa?"
"Sopir aku."
"Oh. Ya udah, telpon lagi aja Pak Yuda. Bilang, nggak jadi, gitu. Kamu pulang sama aku aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Sang Mantan
RomanceSetelah tahun-tahun berlalu, akhirnya waktu mempertemukan lagi Laras dengan Arya, lelaki yang telah menghancurkan hatinya dulu. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Laras memutuskan untuk membalas perbuatan lelaki itu. Ia ingin Arya merasakan apa ya...