Amandelvin (37)

4K 191 31
                                    

Di kelas, Delvin memerhatikan penjelasan dosennya. Delvin melirik arloji di pergelangan tangannya menunjukkam pukul 10.45 siang, kurang lebih 15 menit lagi mata kuliahnya selesai dan Delvin akan menjemput Amanda. Keduanya memiliki jadwal kuliah yang sama serta waktunya pun sama maka dari itu mereka akan memutuskan untuk nonton di bioskop selama ini keduanya belum pernah nonton bioskop bersama seperti pasangan lainnya ketika pacaran.

Di kelas yang berbeda, Amanda sama seperti Delvin tengah fokus mendengar penjelasan materi dari Gusti. Hari ini, Gusti mengajar di kelas Amanda sepanjang penjelasan Gusti beberapa kali melirik ke arah Amanda yang sedang fokus namun begitu ketika mata mereka beradu maka Amanda secepatnya mengalihkan pandangan.

"Saya harap kalian mengerti dan memahami penjelasan saya," Gusti melirik jam, "saya rasa hari ini cukup kita lanjutkan minggu depan. Berhubung kurang dari sebulan lagi semester sudah berakhir itu artinya 3 minggu lagi kalian final dan ujiannya lisan,"

"Yah pak tulisan aja dong,"
"Iya pak,"
"Lebih gampang tulisan,"
"Pak ganteng tulisan aja dong,"

Beberapa mahasiswa berseru tak setuju. Sebagian dari mereka berpikir jika ujian lisan adalah salah satu hal yang menyiksa karena mereka sulit untuk menyontek. Untuk menyisahkan waktu menghapal materi saja untung kalau ada kalau ujiannya tulisan mereka bisa menyontek catatan tapi kalau tulisan sangat mustahil.

Amanda diam saja tak bersuara. Ia sama sekali tidak masalah jika ujian lisan hanya saja Amanda pikir akan canggung bila berdekatan secara langsung dengan Gusti apalagi dosennya itu secara terang-terangan mulai mendekatinya. Amanda tidak bisa seperti itu walau berulang kali ia menghindar bahkan bersikap seolah tak suka dengan Gusti-pria itu, terus saja mendekati Amanda.

"Gelasehhhh, jangan kali pak, ujian tulis aja lebih bagus," celetuk Jane.

"Iya pak, lagian kalau lisan waktunya lama," tambah Hani.

"Siapa bilang lama? Nanti saya bakal memanggil nama kalian sesuai absen dan 5 orang sekaligus naik untuk lisan, jadi menurut saya waktu akan lebih cepat," balas Gusti.

Para mahasiswa hanya bisa mendesah pasrah tak berani membantah lagi. Amanda merasakan getaran kecil di dalam tasnya, satu tangannya merogoh tas mengambil ponsel. Tertera lah nama Delvin di layar, Amanda mengangkat panggilan itu.

"Aku udah selesai, tapi dosen aku belum keluar, udah yah aku tutup dulu," Amanda mengecilkan suaranya agar tidak mengganggu yang lain.

Amanda meletakkan kembali ponselnya ke atas meja. Amanda melirik ke arah sampingnya, Disha terlihat tersenyum sendiri melihat layar ponsel. Dahi Amanda mengernyit, tangannya sengaja menyenggol lengan Disha agar gadis itu sadar.

"Lo ngapain senyum-senyum sendiri? Gila lo?"

Disha memanyunkan bibirnya, "ih ganggu aja sih," kesalnya.

Amanda mendongakkan kepalanya hendak mengintip ponsel Disha namun secepat kilat Disha menjauhkan ponselnya sehingga Amanda tidak bisa melihatnya.

"Kepo lo!" timpal Disha.

Amanda berdecih, "songong banget dah,"

Disha mengangkat bokongnya dari kursi, "gue duluan yah ada janji sama doi," pamitnya berlenggang pergi. Jane dan Hani pun ikut pamit karena keduanya memiliki acara penting. Kelas pun berangsur-angsur sepi, Amanda menangkap sosok Gusti masih berada di kelas. Amanda segera merapikan mejanya memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

Tanpa kata Amanda berlalu hingga melewati Gusti. Tak tinggal diam, Gusti segera berdiri dan berlari kecil menyusul Amanda.

"Amanda," seru Gusti mengejar Amanda.

AmanDelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang