AmanDelvin (53)

3K 197 16
                                    

Amanda melambaikan tangan memanggil sebuah taksi agar singgah. Amanda membuka pintu mobil dan masuk secara terburu-buru. Sopir taksi melirik wajah Amanda dari cermin. Sopir itu menukik alisnya tatkala Amanda sedang menangis.

"Maaf, rumah mbak di jalan mana?" tanya supir itu.

Amanda memberikan sebuah alamat yang akan ia tuju. Tapi bukan lah menuju rumahnya. Amanda tidak ingin pulang dengan kondisi seperti itu, ia tidak mau membuat Ajeng bertanya-tanya dan cemas padanya.

****
"Terima kasih," kata Wulan sembari tersenyum senang.

Delvin mengarahkan wajahnya melihat Wulan. Ia menganggukkan kepalanya, satu sudut bibirnya terangkat. Wulan merasa hatinya tenang melihat segaris senyum terukir di bibir Delvin. Rasanya sudah sangat lama ia tidak melihat senyum itu walau dulunya hampir setiap saat ia bisa menikmati senyuman Delvin tanpa batas dan jauh lebih indah dari segaris senyuman itu. Wulan harus menerima kenyataan yang ada. Itu dulu dan sekarang sudah berbeda.

Delvin mengambil ponselnya, ia akan mengecek baterai ponselnya telah terisi atau belum. Delvin menyalakan ponselnya, sesampainya di rumah sakit tadi ponselnya tiba-tiba saja mati padahal pada saat itu Amanda sedang meneleponnya. Ketika Delvin hendak mengangkat telepon itu ponselnya langsung mati.

Delvin menepuk jidatnya, ia lupa akan janjinya pada Amanda. Hari ini, Amanda harus chek up ke dokter.

"Sial!" umpatnya.

Wulan mengerutkan dahi melihat Delvin. Ia meletakkan secangkir teh di atas meja lalu ikut bergabung dengan Delvin di sofa.

"Ada apa?" tanyanya.

"Gue harus pulang. Harusnya gue gak lupa,"

"Maksud kamu?"

"Hari ini Amanda check up ke dokter dan gue lupa itu. Gue harus pulang," Delvin mengangkat bokongnya dari sofa empuk milim Wulan. Delvin pun tidak sempat meminum teh buatan Wulan karena begitu terburu-buru. Wulan memberi pesan pada Delvin agar berhati-hati mengendarai mobil.

Di perjalanan, Delvin tak hentinya menelepon Amanda tapi istrinya itu tidak mengangkatnya. Delvin menjadi cemas, pria itu kemudian menghubungi Ajeng menanyakan keberadaan Amanda tapi nyatanya Amanda tidak ada di rumah. Delvin menjadi bingung sekarang. Jika Amanda tidak berada di rumah lalu di mana Amanda berada sekarang?

Delvin akhirnya memutuskan untuk melacak GPS hp Amanda. Delvin mendapatkan alamatnya. Ia segera menuju lokasi yang ditunjukkan oleh maps.

Sementara itu, Amanda berada di rumah Disha. Amanda sangat membutuhkan Disha. Ia akan mencurahkan segalanya kepada Disha-gadis itu, tentunya kaget dengan kehadiran Amanda secara tiba-tiba di rumahnya apalagi kondisinya terlihat kacau. Disha tak henti menenangkan Amanda yang sedang menangis tersendu-sendu.

"Gue nggak tau apa yang terjadi sama gue. Hati gue sakit liat dia sama Wulan padahal dulu gue yang ngotot buat bantu Wulan terus sekarang kenapa jadi gini? Sha, seharusnya Delvin bilang sama gue dan gak seperti ini seakan dia nyembunyiin hal itu sama gue,"

"Mand,"

"Nggak Sha, gue tau ini kemauan gue dulu tapi-gue cuma mau dia jujur itu aja. Dan hari ini dia jauh lebih memilih Wulan dari pada gue. Istri dia sebenarnya siapa? Gue atau Wulan? Dia jahat Sha,"

"Manda, siapa tau Delvin lupa," Disha sangat berhati-hati dalam berucap. Di sini, ia ingin bersikap netral tidak memihak siapa pun karena berbahaya bila itu terjadi. Yang Disha mau hanya lah yang terbaik untuk rumah tangga Amanda dan Delvin.

AmanDelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang