Amandelvin (41)

3.1K 202 6
                                    

Pulang kampus, Delvin langsung mengajak Amanda menemui Wulan di cafe yang telah ditentukan. Delvin berdalih pada Amanda jika ingin memperkenalkannya dengan seseorang. Di perjalanan Delvin dan Amanda masih sama-sama bungkam.

Dibutuhkan waktu 30 menit agar sampai di cafe. Kini mobil Delvin telah terparkir sempurna. Delvin membuka kan pintu mobil untuk Amanda, ia menggandeng pundak Amanda masuk ke dalam cafe. Dalam benak Amanda tentunya masih bertanya-tanya. Delvin mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut restoran guna mencari keberadaan Wulan. Gerakan matanya terhenti saat melihat sosok Wulan duduk seorang diri.

Jantung Amanda berdetak kencang, ia gugup tiba-tiba saja tangannya terasa dingin. Amanda tidak menyangka jika Delvin akan mengajaknya untuk bertemu Wulan-sosok masa lalu suaminya itu. Ketika Delvin menyeret pelan tangan Amanda untuk melangkah, ia mencegahnya dan menghentikan langkahnya.

"Maksud kamu apa?" tanya Amanda menautkan alisnya tajam.

Delvin mengambil tangan Amanda, ia menatap lurus ke arah manik mata istrinya itu, "sebentar lagi kamu juga akan tahu," katanya.

Amanda masih tak mengerti, ia menghempaskan tangan Delvin menolak menemui Wulan. Amanda membalikkan badannya dan dicegah oleh Delvin.

"Percaya sama aku, tidak akan terjadi apa pun," ujar Delvin meyakinkan.

Amanda menghela napasnya perlahan, ia kemudian mengikuti langkah Delvin. Wulan mendongakkan kepalanya saat Delvin berdiri di depannya. Matanya memicing tatkala melihat sosok wanita berada di samping Delvin yang menundukkan kepalanya, gerakan matanya perlahan turun ke genggaman tangan Delvin dan Amanda.

Delvin tersenyum miring, ia melirik ke arah Amanda yang menundukkan kepalanya. Delvin mendorong pelan pundak Amanda menuntun gadis itu duduk di kursi. Amanda merasa risih sekaligus canggung, Delvin mengambil kursi kosong tepat di samping Amanda.

Wulan masih memasang wajah bengongnya, setelah mengamati lebih dekat wajah Amanda, Wulan merasa pernah bertemu dengan Amanda. Dan orang yang ia temui di pesta pernikahan teman SMAnya waktu itu adalah Amanda dan wanita yang di cium Delvin adalah Amanda.

Delvin menangkap kegugupan dan kegelisahan Amanda, tanpa canggung Delvin mengambil tangan Amanda menggenggamnya erat dan memamerkannya pada Wulan. Ekspresi wajah Wulan semakin berubah, kini wajah itu mengisyaratkan ketidak sukaannya serta risih melihat pemandangan di depannya.

"Kenalin, ini Manda, istri gue," kata Delvin memperkenalkan Amanda membuat Wulan terkejut bukan main.

Wulan menegang, tangannya meremas tangannya sendiri hatinya sakit mendengar pengakuan dari Delvin. Kekasihnya sudah memiliki istri dan hal itu sudah sangat jelas. Harapan Wulan pupus lah sudah, kini hidupnya semakin tak tentu arah tujuannya kembali ke Indonesia hanya sia-sia saja. Wulan menahan air matanya mengalir, walau hatinya begitu sakit dan rasanya sesak menahan semua itu.

"Sekarang lo mau ngomong apa? Gue gak punya waktu banyak," ucap Delvin enggan berbasa-basi apalagi dengan situasi canggung seperti ini.

Pikiran Wulan menjadi tak karuan, lidahnya pun menjadi keluh sulit untuk mengeluarkan sepatah kata. Wulan melirik sekilas ke arah Amanda yang tertunduk setelah itu beralih pada genggaman tangan Delvin yang membungkus tangan mungil Amanda.

Wulan menahan napasnya sesak, ia memejamkan matanya singkat untuk menahan gejolak air matanya. Wulan menegakkan badannya mencoba merilekskan pikiran dan suasan hatinya. Ia harus menahan rasa sakit sekaligus kesedihannya. Wulan menghela napas dalam-dalam.

"Hi, aku, Wulan,"

Wulan mengulurkan tangannya ke arah Amanda.

Amanda mendongakkan kepalanya melihat uluran tangan itu. Amanda tak langsung membalasnya ia menatap terlebih dulu wajah Wulan yang tersenyum padanya namun Amanda tahu jika senyum itu tak setulus apa yang Wulan coba tunjukkan. Amanda mengangkat tangannya membalas uluran tangan Wulan dan memaksa senyum ramahnya.

AmanDelvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang