7. Misterius

9.5K 300 17
                                    

[Part 7 : Misterius]

******

Alaska mengangguk, "tapi gak apa-apa, Lo lebih lucu kaya gini" Ia mengacak-acak rambut Megan.

"ALASKA!!"

******

"Nyebelin banget, sih! rambut aku jadi berantakan!"

"rambut berantakan gak mengurangi kecantikan lo, sans aja." Alaska menyelipkan helaian rambut perempuan yang barusan Ia acak-acak kebelakang telinga.

"udah! aku bisa sendiri kok." Megan menggantikan aktivitas tangan Alaska.

"BTW aku gak nyangka, ternyata kita udah saling kenal, Al." lanjutnya.

"iya anjir, gua udah agak lupa sama kegiatan kita dulu, tapi yang lucu-lucu masih, muka lo juga gua agak familiar."

"kalo aku nggak nyadar, malahan. Alaska sekarang ganteng!" jawab Megan yang membuat Alaska menaikkan kedua alisnya.

"ganteng?"

"iya, kenapa?"

"ooh, gak apa-apa, bagus"Alaska senyum-senyum sendiri.

"Alaska masih inget gak? dulu kita ngehabisin kue nastar dirumah kamu diem-diem dan berserakan dimana-mana? terus, waktu ketahuan orang tua kamu, yang dimarahin malah asisten rumah tangga."

"hm... masih." sindrom ini bisa membunuh Alaska. apa yang barusan disebut Megan membuat nafasnya memburu.

"Meg, udah ya flashback nya? bicarain aja masa depan."

Megan yang mendengar mengangguk, Ia lupa tentang apa yang ayahnya dan Alaska bicarakan semalam.

"kenapa sih kamu dikasih nama Alaska?"

"kenapa nanya gitu?"

"Alaska itu negara beku di benua Amerika, seharusnya sifat kamu sama, dong."

"maksud lo kenapa sifat gue gak beku? gak dingin?" Megan mengangguk.

"Apa hubungannya nama dan sifat? sebenarnya sih sifat asli gue dingin, berbahaya malah terkadang, kaya Elsa frozen. tapi, sama sepelintir orang gue baik, kaya sifat gue ke lo, baik kan?" Jawabnya.

melihat Megan yang hanya manggut-manggut, Alaska melanjutkan, "sifat gue baik cuma ke sahabat dekat, orang yang emang gue mau ajak bicara, dan sama orang yang lebih tua   pastinya." seketika Alaska teringat sikapnya ke abangnya, Brayden.

gak semua sih, batinnya.

"berarti, aku termasuk 'orang yang mau kamu ajak bicara?'" tanya Megan lagi.

"iya, harapan gue sih lebih"

"maksud kamu?"

"ya.. ntah kita jadi sahabat atau-"

"silahkan turun," ucapan petugas yang mengoperasikan bianglala membuat omongan Alaska terpotong.

"eh, udah dibawah aja." Alaska dan Megan turun dari bianglala.

"Meg, gua anter lo pulang ya? udah malem."

"pulang? PULANG! ASTAUGHFIRULLAHALADZIM! ASTAUGHFIRULLAHALADZIM! LUPA NGABARIN ORANG RUMAH!"

*siapa yang keinget lagu Ramayana? ciee ngaku lo.*

"sans woi! udah gua izinin kok sama bokap lo"

"seriusan? terus? papa ngasih?" tanya Megan.

"nggak, bokap lo marah-marah, tapi gue gak peduli."

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang