21. Missing You

4.1K 612 85
                                    

Miss me? (๑•́ ₃ •̀๑)










































Apa merindukan seseorang itu berat?

Jisoo menatap lamat gelas kopi yang dipegangnya. Seolah mengabaikan Wonwoo yang berada di hadapannya dengan tatapan penuh kekhawatiran. Pikirannya penuh akan berbagai spekulasi. Siapa yang akan mati konyol malam ini?

Aku sangat merindukan laki-laki itu. Sangat merindukannya.

Jisoo berteriak di dalam hati. Ingin rasanya ia menceritakan banyak hal pada Wonwoo. Tentang Lee Seokmin yang sudah berhasil merebut hatinya, dan juga tentang Lee Seokmin yang semakin jauh dari jangkauannya. Berhari-hari tidak bertemu, walaupun hanya sekedar bertukar kabar, hal itu selalu berhasil membuat Jisoo tidak dapat tidur dengan nyenyak.

Tapi, Wonwoo tidak perlu tahu. Jisoo pikir, temannya itu pasti mempunyai masalah pribadi yang sedang ia pendam sekarang. Jisoo tidak boleh merepotkan dan menambah beban lebih banyak untuk orang sekitarnya.

Wonwoo juga sedikit kikuk ketika pandangan Jisoo hanya terfokus pada gelas kopi itu dengan tangan mengepal erat di sana. Apa dia menemukan racun itu dan menyadari semuanya?

"Kau pernah merasakan rindu?"

Ucapan kecil itu mengagetkan Wonwoo. Dia lantas mengangguk kuat ketika mendengarnya. Jisoo masih belum menemukan tanda-tanda racun di gelasnya. Apa racun itu ada di gelas kopi milik Wonwoo? Wonwoo memang bodoh untuk saat ini.

"Kau sedang merindukan seseorang?" tanya Wonwoo. Dia memainkan telunjuknya di bibir gelas. Memainkan matanya untuk mencoba menggoda Jisoo dan menyembunyikan ketakutannya akan racun.

Ya, aku sedang merindukan seseorang.

"Entahlah. Hahaha, aku bicara apa tadi?"

"Kau sedang merindukan seseorang, hyung."

"Ehm? Jangan bercanda, oke?" Jisoo mengangkat gelasnya hendak meminum kopi. "Aku baik-baik saja."

"Baiklah, aku percaya padamu."

Wonwoo pun langsung peka akan kode Jisoo saat laki-laki manis itu memberikan kode untuk bersulang. Menikmati kopi panas di tengah jadwal kerja mereka, sambil berharap mendapat suntikan energi dari minuman ini.

Jantung Wonwoo berdegup amat kencang ketika melihat Jisoo langsung meneguk kopinya dengan cepat, tanpa sisa. Lalu, menghela napas panjang untuk memberitahu betapa leganya hati saat ia baru saja selesai meneguk kopi.

Wonwoo meminum kopi dengan amat pelan. Dia harus tahu, apa racun itu bekerja pada tubuh Jisoo atau tidak. Mengingat tubuh ramping hyung-nya itu tidak memberikan reaksi apapun. Jisoo bahkan sedikit meregangkan otot-ototnya dengan suara yang bisa di dengar jelas. Jisoo tampak baik-baik aja sama seperti sebelumnya. Berarti racun itu ada di-

"Aku izin ke belakang, hyung!"

Mata Wonwoo mulai berkunang-kunang. Panas mulai menjulur ke seluruh tubuhnya, seperti terbakar. Dia berjalan dengan amat terburu-buru. Jisoo sedikit khawatir, namun Wonwoo memintanya untuk menjauhkan diri. Wonwoo tidak ingin Jisoo tahu yang sebenarnya.

Wonwoo langsung muntah begitu sampai di toilet belakang. Darah segar keluar dari bibirnya, memuntahkan darah itu di wastafel toilet dengan wajah yang mulai membiru. Wonwoo terus menerus memuntahkan darah yang semakin lama semakin banyak.

Tangannya dengan gemetar meraih ponsel di saku baju. Sebuah pesan masuk ia dapatkan di sana.

J
Bagaimana? Kau sudah melakukannya dengan baik?

Chasing the Master | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang