Chap 28

449 74 7
                                    

Sampai di sekolah Dahyun tidak menghiraukan tatapan mata yang memandangnya aneh, lagi pulatangannya masih menggenggam Daniel. Dan Daniel juga tidak terlihat terganggu dengan tatapan mata mereka, dia hanya bisa melihat Dahyun. "Jika membutuhkan sesuatu, datang ke kelasku." Kata Daniel mengusap rambut Dahyun dan Dahyun mengangguk menegerti, kemudian dia mendatangi teman-temannya.

"Selamat pagi." Kata Dahyun yang disambut oleh semuanya kecuali Momo yang masih mencoba untuk tetap tegar, "Selamat pagi Dahyun." Dahyun yang mendapati wajah melamun Momo mendatangi Momo dan berkata, "Momo... kenapa bersedih?" Momo yang terkejut dengan keberadaan Dahyun langsung menarik bibirnya ke atas agar terlihat baik-baik saja meskipun tidak.

"Ah...aku..". "Kakak sepupunya kecelakaan dua hari yang lalu, maaf kami tidak memberitahumu karena Jinyoung bilang keadaanmu masih lemah." Semuanya kecuali Dahyun melihat ke arah Sukjin dengan tatapan, apakah dia serius mengatakan itu pada orang yang baru saja sembuh? Sementara Dahyun yang mendengarnya hanya terdiam, lalu membuka tasnya untuk mencari sesuatu.

"ah, Dahyun, aku tidak apa-apa sungguh." Kata Momo melihat Dahyun yang sepertinya kesulitan mencari sesuatu. Lalu ketika Dahyun selesai menemukan benda yang sepertinya adalah permen tersebut, Dahyun memberikan benda tersebut pada Momo. "Ini, kata Kak Mingyu, ini dapat membatumu, meskipun sedikit." Kata Dahyun tersenyum lebar.

"Te-terimakasih." Kata Momo yang masih tidak percaya dengan perubahan sikap Dahyun, seperti kerasukan sesuatu karena berubah 180O. Tak lama kemudian, Mark datang dengan suara yang datang dari kegelapan, benar-benar seperti ingin merusak sesuatu. Dahyun yang polos memanggil Mark dengan suara yang senang, "Mark!"

Mark menengok ke arah Dahyun, kemudian pandangannya beralih ka arah Momo. Kejadian kemarin berulang di kepalanya, seperti tombol replay. Merasa bersalah, Mark memilih untuk menghindar dan tidak mengatakan apapun. Dia duduk sembari memakai headsetnya. Sukjin menatap Mark tajam seolah ingin menusukkan sesuatu di kepala Mark. Dahyun melangkah ke depan meja Mark dan kembali memanggil Mark, "Mark!"

Mark memandang Dahyun dingin, meskipun Dahyun masih asing apada tatapan seperti itu, entah kenapa hatinya seperti tertusuk es tajam secara langsung tanpa aba-aba. "Ah... aku, maaf aku tidak mengajakmu berbicara karena-" Mark bangkit dan pergi dari kelas, dia seolah tidak ingin berbicara dengan Dahyun meskipun Mark benar-benar mau.

"Mark!" Dahyun mengikuti Mark, semuanya langsung saling menatap satu sama lain, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Mark pada Dahyun nantinya. Terlebih lagi Taehyung, Yerim dan Sukjin. "Haruskah kita mengikuti mereka?" tanya Sana merasakan ada hal yang tidak baik terjadi nanti. Semuanya pun lansgung berdiri dan berlari mengikuti kedua insan yang menghilang dalam hitungan detik tersebut.

Mark masuk ke dalam ruang kosong dan membuka obat penenang ilegalnya tersebut, pikirannya tidak tenang dan tidak bisa berfikir dengan jernih. Dahyun melihat Mark yang tengah melakukan sesuatu, "Mark? Apa yang kau lakukan?" Mark menatap Dahyun dengan tatapan sedikit panik. "Tinggalkan aku sendiri." kata Mark berjalan pergi, mereka berjalan hingga berada di samping lapangan.

Dahyun berhasil menangkap tangan Mark, Mark langsung berbalik dan menarik tangannya hingga Dahyun sedikit terdorong. "Aku bilang berhenti mengikutiku!" kata Mark membuat Dahyun terpatung, pikiran Dahyun langsung kosong. "Pergi!" kata Mark melanjutkan perjalanannya lagi, Momo, Sana dan Yerim yang sudah menemukan kedua orang itu juga terkejut dengan perlakuan Mark yang lebih aneh.

"Ada apa Mark?" tanya Dahyun bertanya, "Sudahlah Dahyun, biarkan dia sendiri. Dia bukan Mark yang kau kenal lagi." Mark masih bisa mendengar perkataan Yerim merasa jika dia direndahkan, langsung kembali berbalik dan mencengkram kerah Yerim.

"Apa maksudmu berkata seperti itu?!" Yerim dapat merasakan amarah Mark yang melonjak sangat cepat seperti bipolar atau orang yang sensitif. "Jika kau mau merendahkanku bilang saja!" Momo dan Dahyun langsung mencoba untuk menghentikan perbiatan Mark, "Kau pikir kau lebih tinggi dariku?! Kau hanya pembantu Taehyung! Apa yang kau sombongkan?!"

"Mark Tuan!" Taehyung datang dan melepaskan tangan Mark dari kekasihnya, "Ada apa denganmu?!" tanya Taehyung yang lengsung melihat dengan tepat, dia mengerti apa yang dikatakan Jackson saat itu. Jadi ini Maksudnya, "Oh, lihat! Yerim! Tuan mudamu sudah datang! Kenapa kau tidak melayaninya? Seperti pelacur pada malam-"

Bugh! Taehyung meninju Mark dengan kepalan tangannya yang didasari dengan amarah yang menggambarkan dia tengah kecewa dengan sikap Mark. Mark terjungkal, namun dia tidak kalah begitu saja, dia bangkit dan memukul Taehyung. "Persetan kau!" kata Mark membiarkan pukulannya mengenai pipi Taehyung.

Dahyun yang panik berteriak, "Mark! Aku mohon berhentilah!" kata Dahyun yang membuat Mark yang ingin memukul Taehyung lagi terhenti dan membiarkan Taehyung tergeletak di tanah. Daniel yang mendengar teriakan Dahyung langung melihat ke arah tempat kejadian perkara, "Hei Daniel! Bukankah itu pacarmu? Oooooh... apakah dia lebih menyukai Mark?"

Daniel yang tadinya ingin membuat poin dalam permainan basket merasa berat dalam tubuhnya, dan melempar bola itu ke Seongwoo."Hei! Bagaimana bisa kau menghentikan permainan begitu saja."

"Tentu aku bisa." Kata Daniel santai dan pergi begitu saja. Entah kenapa pemandangan tersebut memuakan tanpa alasan yang pasti.

***

Dahyun dan yang lain makan di kantin seperti biasa, keadaan menjadi lebih tenang tanpa Mark dan Tzuyu. Hanya saja, pandangan Dahyun tak bisa berhenti mencari keberadaan Daniel, "Taehyung, maafkan aku." Kata Dahyun melihat Taehyung yang sedari tadi mengeluh kesakitan. "Bukan salahmu, hanya saja... Mark sedang dalam masa sulit. Dia akan mengatasinya dengan segera." Kata Taehyung menenangkan Dahyun.

"Oh, iya Dahyun. Kak Daniel berada di perpustakaan, jika kau mencarinya." Kata Jackson yang sebenarnya bertanya kepada Daniel terlebih dahulu dimana posisinya, karena dia sudah merasa ada yang tidak beres diantara mereka saat ini. "Oh, baiklah kalau bagitu. Aku pergi."

Semua menatap ke arah Jackson. "Ada apa? Aku hanya penasaran, apa yang kau sembunyikan Kim Taehyung." Kata Jackson menatap Taehyung,Taehyung merasa terpojokkan meskipun bukan hanya dia yang merasa terpojokkan saat itu. "Hah? Aku?"

"Kau terdengar seperti mencari alasan untuk Mark." kata Jackson. Membuat Taehyung sulit berkata-kata dan memilih menyerah, "Pulang sekolah, oke. Pulang sekolah dan aku akan memberitahu kalian bersama Sukjin dan Yerim." Kata Taehyung mengikut sertakan peserta yang sudah merasa terpojokkan itu.

Sementara itu, Dahyun mencari diberbagai lorong perpustakaan untuk menemukan Daniel. Satu penit mencari, Dahyun menemukan Daniel yang tengah terduduk bersila sembali membaca sebuah buku yang tebal. "Kak!" kata Dahyun sedikit memekik hingga mendapatkan peringatan berupa suara desisan. "Jangan berteriak disini!" kata Daniel menarik Dahyun yang terlihat sangat ceroboh.

"Kakak tidak makan?" tanya Dahyun berbisik, Daniel menggeleng meskipun matanya memperhatikan buku. "Tidak lapar?" Daniel kembali meneruskan gelengan tadi, masih belum melihat Dahyun. "Tidak haus?"

"Dahyun, aku sedang belajar, bisakah kau diam untuk sementara?" tanya Daniel yang membuat Dahyun memasukkan bibirnya ke dalam mulut dan diam. Daniel kembali meneruskan aksi membacanya meskipun dia tak sepenuhnya mengerti karena keberadaan Dahyun yang sepertinya masih mengamatinya. Daniel mencoba memokuskan dirinya karena dia harus mengerti.

Beberapa menit membaca, Daniel melihat ke arah Dahyun yang tengah mengangga dagunya karena mengantuk. Daniel yang tadinya agak marah mulai tersenyum karena tingkah imut Dahyun, "Ya ampun... bagaimana aku bisa membencimu?" tanya Daniel berisik, dia menggoyangkan kecil tubuh Dahyun hingga Dahyun terbangun. "Hmh... sudah selesai Kak?" tanya Dahyun.

"Eum, jangan tertidur disini. Nanti kau diusir." Kata Daniel mencubit pipi Dahyun yang tengah menguap. "Kembalilah, hari ini kelasku berada dijam kosong. Kau kembalilah, aku akan tetap disini." Kata Daniel yang diangguki oleh Dahyun. Dahyun pun kembali ke kelas setelah mendapatkan tidur siang yang cukup.

Perjalanan ke kelas, dia berpapasan dengan Mark. Namun Mark sama sekali tidak melihat ke arahnya. Dahyun tadinya juga mau melewati Mark begitu saja, tapi.. "Pergi dari hadapanku." Kata Mark dengan nada yang datar. Dahyun tidak ingin pergi begitu saja, lalu berkata, "Aku hanya... ingin mengatakan terimakasih. Karena sudah membuatku mencoba untuk sembuh. Dan terimakasih juga untuk datang ke ruanganku meskipun aku tau kau tidak sengaja. Jika kau tidak menyukai keberadaanku... aku akan kembali pergi." Kata Dahyun tidak berani menatap ke arah Mark.

"Kalau begitu pergi."

TBC

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang