Chap 17

507 91 1
                                    

Semuanya menuju sumber suara, mereka langsung melihat seorang gadis dengan tinggi badan yang bisa dikatakan cukup tinggi dan mempunyai mata yang besar. Gadis itu melirik Mark dengan senyumnya yang memuakan menurut Mark, semuanya langsung mengetahui siapa orang itu. Namun yang lebih familiar lagi adalah Dahyun dan Sana.

"Namaku, Tzuyu, calon istri Mark. Salam kenal!" kata Tzuyu masih tersenyum, sementara itu, Sana yang berada disamping Dahyun langsung merasakan tangan Dahyun yang dingin. Ketika melihat Dahyun, Dahyun mulai pucat dan tangannya meremas tangan Sana. "Sana, bawa aku pergi." Kata Dahyun kepada Sana yang membuat Sana khawatir.

Sana langsung berdiri membawa Dahyun ke UKS dengan bantuan Momo. Daniel yang melihatnya langsung mengikuti kedua orang itu, setelah pergi dari daerah kantin Daniel menggendong Dahyun untuk menuju ke UKS, sambil menanyakan apa yang terjadi. "Apa yang terjadi? Dia memakan sesuatu? Kenapa dingin sekali?" tanya Daniel cepat yang tidak bisa dijawab oleh Sana dan Momo karena Sana bisa menceritakannya nanati, sedangkan Momo tidak mengetahui apa yang terjadi.

"Aku akan memberitahumu nanti." Kata Sana, kemudian setelah mereka sampai ke UKS, Dahyun langsung ditidurkan. Tidak adanya dokter UKS disana membuat mereka bingung harus melakukan apa, "Dahyun apa yang terjadi?" tanya Daniel, namun Dahyun tak mau menjawab apapun.

"Sebenarnya-" belum Sana mengatakan apa yang terjadi, Dahyun mulai menampar dirinya sendiri dan terus mengatakan jika dia meminta maaf, Daniel menghentikan gerakan tangan Dahyun yang menyakiti dirinya sendiri dan memeluk Dahyun. Setelah itu, Dahyun pingsan.

"Apa yang terjadi?" tanya Daniel. "Ini sedikit rumit." Kata Sana yang membuat Daniel tidak sabaran. "AKU TAK PEDULI!"

"Tzu-Tzuyu, dia adalah salah satu orang yang membully Dahyun pada saat SMP." Kata Sana mulai gugup karena Daniel langsung mengunci UKS dan berteriak didepan wajahnya. "Apa?" Momo tidak percaya.

"Saat SMP, aku melihat Dahyun menjadi bahan sasaran kelompok Tzuyu. Kepalanya dimasukkan kedalam ember pel, ditampar, dimaki dan pernah sekali mereka menghancurkan makan siang Dahyun dengan mencampurnya dengan sampah. Karena itu, Dahyun mengalami tekanan mental dan berakhir hidup tanpa emosi jika saja dia mengeluarkan emosi dia akan menyakiti dirinya sendiri. Sekarang kami bisa melihatnya tersenyum, sedih dan marah meskipun pada akhirnya dia kehabisan energi dan pingsan." Jelas Sana.

"Dan sekarang... aku melihat iblis kembali. Dula dia pernah merebut teman-temanku dan membuatku sendiri. Aku tau bagaimana perasaan takutnya Dahyun saat ini. Namun, mendengar dia adalah calon istri Mark, aku rasa dia sudah bisa menguasai sekolahini. Karena itu, Kak Daniel, tolong kami." Kata Sana menarik tangan Daniel dan duduk bertumpu pada lututnya.

Tzuyu dengan senang menuju ke bangku samping Mark yang sudah diisi oleh Sukjin sebelumnya, melihat itu Mark langsung melemparkan sendoknya dan keluar dari kantin. "Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Tzuyu yang entah kenapa membuat mereka terlihat muak dan akhirnya pergi dari sana juga. "Tidak juga, kesalahanmu adalah... Fake." Kata Taehyung.

Mereka semua sudah diberitahu Mark tentang Tzuyu dan kejelekannya, terang saja itu membuat Tzuyu kesal dengan siap teman-teman Mark. Namun, kali itu dia masih tersenyum dan berkata, "Baik, akan kutuntaskan kalian."

***

Bel pulang sekolah tiba, Jackson dan yang lain mengemasi buku-buku mereka. Dahyun masih terlihat lemas disana, tidak aada yang tahu jika Dahyun pingsan selain Momo dan Sana. Dikarenakan Sana tadinya izin untuk pergi ke toilet. "Untung saja gadis tadi tidak satu kelas bersama kita jika iya? Mungkin aku akan mencekiknya." Kata Jackson.

Mark melihat ke arah Dahyun, dia takut jika Dahyun tidak menyukai situasinya dan memilih untuk menjauh dari Mark, "Da-". "Dahyun! Ayo pulang!"Sebelum Mark mengatakan sesuatu, Daniel sudah muncul wajah datarnya membuat Mark muak, Dahyun berdiri dan membawa tasnya. "Aku-aku pulang terlebih dahulu."

"Hati-hati."kata mereka semua, Mark menatap kepergian Dahyun dengan tatapan yang kesal karena Daniel mendahuluinya, "Apa Daniel menyukai Dahyun?" tanya Yerin kepada Momoyang dapat didengar oleh Mark. "Persetan dengan menyukai." Kata Mark mengambil tasnya kasar dan pergi begitu saja.

Namun, seseorang datang dan berjalan mendekati Mark, "Mark! Ayo pulang!" kata Tzuyu. Mark tidak menjawab dan hanya terus berjalan.

"Aku juga pergi." Kata Taehyung melangkah pergi begitu saja tanpa menatap Yerin sekali pun, Yerin hanya bisa menghela nafas dan terduduk. Dia bingung bagaimana agar Taehyung mengerti keadaannya. "Apa kalian masih belum berbaikan?" tanya Sana kepada Yerin yang hanya diam karena Sana sudah tau apa yang akan dia katakan.

***

Dahyun hanya terdiam menatap kaca bus sedari tadi, Daniel yang tadinya tidak begitu peduli semakin tidak bisa mengalihkan pandangannya setelah kejadian siang tadi. Tangannya yang tadinya diam saja merangkul Dahyun dan membuat Dahyun terkejut. "Jangan memikirkan apapun, tidurlah. Aku akan membangunkanmu jika kita sudah sampai." Kata Daniel.

"Aku tidak mengantuk." Kata Dahyun yang menolaknya, namun Daniel tetaplah Daniel. Dia menarik tangan kiri Dahyun dan membuat Dahyun memeluknya, Dahyun sedikit terkejut namun dia mamang membutuhkan sebuah pelukan. Dan jadilah, Dahyun memeluk Daniel sambil menggenggam erat jas Daniel. "Aku takut.."

"Kalau begitu tetap disampingku." Kata Daniel mengelus lembut rambut Dahyun. Dahyun mengangguk, entah kenapa Daniel merasakan rasa yang aneh didalam dirinya. Dia cukup dewasa untuk mengetahui rasa apa itu. Namun, setidaknya dia harus mencoba untuk menyembunyikannya, karena dia tidak boleh membuat Dahyun kebingungan.

Beberapa menit kemudian, Daniel dan Dahyun sampai dijalan yang akan mengantarkan mereka ke panti asuhan tempat kakak-kakak mereka bekerja. Disepanjang perjalanan, Dahyun tidak melepas tangan Daniel. "Apa kau tidak merasa panas?" tanya Daniel yang merasa jika tangannya mulai berkeringat. Dahyun mengganti pengangannya menjadi ke lengan Daniel, sepertinya Dahyun memang tidak mau melepaskan Daniel.

"Kak, aku menyusahkan ya?". "Ada yang bilang seperti itu?" tanya Daniel yang dijawab gelengan oleh Dahyun. "Kalau begitu kau tidak perlu khawatir."

"Kau pasti menganggapku aneh setelah kejadian tapi siang bukan? Kau boleh mengatakan pada kakakku jika kau tidak-." Kalimat Dahyun terpotong karena Daniel menutup mulutnya, "Jangan mengatakan hal yang tidak inginku dengar, apapun yang kau pikirkan itu tidak benar." Kata Daniel yang mulai lelah dengan pertanyaan Dahyun yang seperti takut jika dia akan ditinggalkan.

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai. Dahyun masih tertidur dipundak Daniel, membuat Daniel mau tidak mau harus menggendong perempuan yang menurutnya kurang gizi karena tidak berat sama sekali.

Mingyu yang melihat adiknya digendong dilengan Daniel yang sung mencurigai sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, "Apa yang terjadi dengan adikku?" tanya Mingyu. "Dia hanya tertidur, dan ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepadamu."

Daniel menidurkan Dahyun ditempat tidur yang berada dikamar yang tidak terpakai. Lalu dia berjalan menuju ke arah Mingyu yang sepertinya tengah membersihkan ruang bermain anak-anak. "Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Mingyu menyadari adanya bayangan Daniel disampingnya.

"Dahyun, apa yang sebenarnya terjadi kepadanya?" tanya Daniel duduk dikursi dekat mingyu, Mingyu hanya tersenyum dan berkata, "Kau tidak sanggup membantuku?" mendengar pertanyaan itu Daniel dengan cepat menggeleng, dia tidak bermaksud membuat Mingyu mersakan hal yang seperti itu. "Lalu?"

"Tidak apa-apa, aku hanya.... ingin tau, jika sesuatu terjadi kepadanya mungkin aku bisa menjadi benteng atau-". "Kau menyukai adikku?" tanya Mingyu yang membuat Daniel menatapnya sebentar, seperti membeku karna ada pistol di depan matanya. "Tidak boleh?" tanya Daniel berani.

"Bukan seperti itu, tapi kau akan bermusuhan dengan Mark lagi." Daniel menaikkan alisnya, lalu mengerti apa maksudnya lalu mengangkat pinggiran bibirnya. "Aku tidak takut pada Mark, dan aku rasa dia tidak akan bisa menyentuh Dahyun lagi." Mingyu menatapnya dengan tatapan bertanya. "Dia sudah mempunyai tunangan."

TBC

EMOTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang