AKU INGIN SENDIRI

6 2 0
                                    

NADIRA

Suasana rumah makan ini terlihat mencekam dengan wajah-wajah serius dengan sedikit senyum, aku sangat tdak suka masuk restoran yang seperti ini. Yang kebanyakan digunakan pertemuan penting atau acara makan malam keluarga dan kegiatan-kegiatan yang serius, kalau kata tian sih tempat ini dibuat orang-orang melakukan transaksi gelap karena suasananya yang privat. Tapi aku tau dia hanya melebih-lebihkan untuk menggodaku.

Aku melihat unda yang melambaikan tangan kearahku dan aku langsung berjalan cepat kearahnya.

"Maaf ya kak, jadi balik lagi" sambut bunda sambil menerima uluran smartphone dariku.

"Padahal aku sudah bilang ke bunda kamu kalau nanti pulangnya aku antar aja, jadi nggak perlu handphone, sampai nyuruh kamu balik lagi" sahut seorang wanita anggung, seumuran bunda yang duduk di seberang bunda.

"Hallo tante" sapaku.

"Hallo sayang, kamu sudah besar ya sekarang" aku hanya tersenyum menanggapi karena memang aku tidak ingat pernah bertemu dengan tante ini sebelumnya, "ayo ikut gabung aja".

"Maaf tante, dira ada kerjaan habis ini"

"Duduk minum dulu" sahut bunda sambl menarikku duduk di sebelahnya.

"Dira sudah punya pacar ? ah tante pasti bahagia punya menantu baik dan pintar seperti kamu".

"Dia sudah punya pacar" sahut bunda "ganteng dan baik, mereka pasangan yang lucu" aku tertawa sendii mendnegar komentar bunda tentang hubunganku dengan tian, karena sebelumnya bunda tidak pernah berkomentar apapun tentang kami.

"Ah tante patah hati nih"

Aku tertawa pelan menanggapinya "bunda, tante maaf ya, dira harus pamit dulu"

"Oh iya sayang hati-hati ya"

"Habis dari kantor langsung balik" pesan bunda sambil menepuk pundakku.

"Iya bu, permisi tante".

Aku berjalan pelan sambil menyandang tas kamera yang diberikan tian di pundak sebelah kiri, aku berencana menemuinya setalah pulang dari kantor nanti, semoga dia sudah selesai dengan urusannya dan bisa menemuiku nanti. Entah kenapa aku sangat ingin mengambil gambar dia hari ini, karena sejak dia memberiku hadiah ini aku belum pernah menuuti keinginan dia waktu itu, walaupun itu hanya sekedar candaan tapi aku senang dan aku akan melakukan hal itu untuk dia.

Langkahku semakin pelan karena ada seorang yang berjalan di depanku, kemudian langkahku terhenti ketika melihat siapa yang berjalan di depanku. Aku tersenyum bahagia ketika melihatnya, aku sering berfikir kenapa dia sering tiba-tiba muncul di hadapanku saat aku sedang memikirkan dia. Aku kembali berjalan pelan bebrapa langkah di belakangnya, kemudian mengangkat kameraku, mengarahkan-nya pada Christian loui yang sedang berjalan dengan percaya dirinya di depanku.

"Apa kamu tidak mempunyai sesorang kamu sukai ?" aku menurunkan kameraku ketika mendengar suara tian yang sedang berbicara entah dengan siapa.

"Punya", aku melirik kedepan tian, ternyata ada seorang perempuan tinggi yang berjalan satu langkah di depan dia, dan dari sini aku bisa mendengar suaranya pelan "tapi aku rasa aku tidak pernah bisa berhasil dengan orang itu, jadi aku mengubur perasaanku itu, terlebih karena papa juga menawarkan untuk menikah dengan kamu". Aku benar-benar terkejut mendengar jawaban dari perempuan itu, apakah dia yang di jodohkan dengan tian.

"Apa kamu tidak terganggu dengan tawaran itu ?" Tanya tian lagi, kali ini lebih cepat untuk mensejajarkan langkahnya dengan perempuan di depannya.

"Tidak sama sekali" aku masih berjalan pelan di depan mereka. Aku merasa aneh karena menguping pembicaraan mereka, tapi di sisi lain aku juga penasaran, "karena aku rasa kamu adalah partner yang asik dan aku suka, kita ngobol juga yambung dan kita bisa mengenal satu sama lain dengan cepat karena kita senasib", aku menhela nafas sambil mencengkeram kamera di tanganku. Tian tidak lagi menanggapi ucapan perempuan di sampingnya tapi mereka terus berjalan kearah parkiran

Sweet escapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang