PERTEMUAN

12 5 0
                                    


CHRISTIAN

"Halaman web-nya di perbarui lagi, ini terlalu ribet dan kurang menarik. Terus jangan lupa penyebaran informasi pendaftaran kompetisi gadis sampulnya diperluas lagi di social media, radio dan televisi".

"Telivisi juga pak ?" Tanya salah satu staff yang tidak aku ketahui namanya dan jawabanku hanyalah sebuah anggukan karena menurutku ucapanku tadi sudah cukup jelas.

"Bagaimana dengan dana-nya pak ? bukankah anggaran kita sedang minim ?"

"Itu nanti bisa dibahas lagi di meeting khusus keuangan. Dan untuk narasumber untuk halaman utama kalau susah untuk dapat yang bagus nanti saya bisa bantu".

"Bapak mau bantu secara langsung ?"

Aku melirik wanita yang berkacamata itu sambil tersenyum tipis yang seketika membuat dia menunduk "kenapa tidak ? bukankah itu juga tanggung jawab saya ?. Baik kalau sudah tidak ada pertanyaan kita akhiri saja meeting hari ini dan saya tunggu laporan-nya lagi lusa". Tanpa menunggu jawaban yang lain aku langsung keluar dari ruangan rapat dan kembali kedalam ruanganku.

"Waah meeting pertama yang mengesankan" seru dandy sambil membuka pintu uanganku tanpa permisi telebih dahulu "mereka semua membicaran lo".

"Sudah pasti mereka mengagumi ketampananku" jawabku asal.

"Yah itu memang salah satunya, dan apa lo nggak penasaran dengan komentar mereka ?" aku hanya mengedikan bahu sambil menatap dandy yag masih berdiri sambil bersandar pada dinding dekat pintu "mereka bilang lo nggak se bodoh kelihatan-nya".

"Serius ? apa gue terlihat sebodoh itu ?"

"Yang selama ini lo tunjukan pada semua karyawan kan hanya tampang ganteng lo yang suka main-main. Meeting aja selalu gue yang mimpin, lo banyakan main".

"Tapi nyatanya gue nggak sebodoh itu kan ?"

Dendy tertawa sambil melipat kedua tangan-nya di depan dada "lo emang bodoh chris, cukup bodoh untuk menyia-nyiakan kesempatan lo selama ini. Jadi mulai sekarang gue cuma berharap lo bisa lebih serius".

"Apa gue kelihatan lebih tampan kalau gue serius ?" dendy mengangguk sambil menggerutu pelan "oke gue akan lebih serius mulai sekarang".

"Ish dasar kekanakan banget lo. Udah bye gue mau makan siang".

"Lo nggak ngajak gue makan siang ?" teriakku karena dendy sudah keluar dari ruanganku.

"Nanti ada yang jemput lo buat makan siang".

***

Aku menatap perempuan di depanku dengan bingung, bahkan sampai-sampai aku tidak menyentuh makanan di depanku sama sekali. Sedangkan perempuan di depanku ini bisa makan dengan sangat lahap.

"Kenapa kamu nggak makan " Tanya-nya heran.

"Aku terlalu kaget lihat kamu tiba-tiba datang di kantorku".

"Kan tadi aku sudah bilang kalau aku tidak sengaja bertemu dengan papi kamu terus diajak kesini deh".

"Terus kamu mau aja gitu ?" tanyaku dengan heran kenapa dia bisa semudah itu mengiyakan ajakan papi sedangkan dia baru sekali bertemu dengan papi.

"Aku udah di depan kamu berarti yam au dong" jawabnya enteng.

"Ya aku tau, maksudnya kenapa kamu mau".

"Kenapa lagi kalau bukan mau ketemu sama kamu".

"Ngapain mau ketemu aku ?".

"Ini kita mau makan siang apa mau wawancara sih" gerutunya sambil meletakan sendok yang sedari tadi dia pegang.

Sweet escapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang