RUMOR

8 2 0
                                    

CHRISTIAN

Rumah adalah tempat dimana kita akan selalu kembali dari perjalan jauh kita, rumah adalah tempat terhangat dari tempat manapun, rumah adalah tempat yang paling nyaman dan aman, rumah adalah tempat dimana kita yakin bahwa disana kita tidak akan pernah merasa tersaiki, disana tempat yang akan selalu mengayomi dan melindungi, orang-orang didalam sana yang selalu dapat kita percaya dan andalkan, disanalah tempat dimana orang-orang terkasih yang bebagi darah dengan kita tinggal dan sinalah harta terbesar kita berada.

Tapi semua istilah itu tidak ada yang cocok untuk menggambarkan keadaan rumahku, semua seperti berbanding terbalik, rumahku terlihat normal dari luar tapi begitu aneh di dalam. Kenapa aku bisa bilang aneh ?, kalian bisa lihat bagaimana sikap kedua orang tuaku, bahkan kedua saudaraku.

"Aku dengar dari mami kamu mau di jodohkan sama pewaris stasiun televise ya ?" aku tersentak ketika tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan manampakan sosok perempuan dengan piama sedang berdiri sambil bersidekap di pintu kamarku. Aku meliriknya sekilas kemudian kembali menekuni berkas di depanku.

"Bisa kakak tutup pintu kamar aku ?" perempuan itu tertawa singkat dan lebih terdengar tertawa mengejek dan perempuan yang sedang tertawa mengejek itu adalah kakak pertamaku, dia sering mampr kerumah dan membawa anaknya kesini, terutama saat suaminya pergi keluar kota, dia akan menginap disini dan sepertinya hari ini pun seperti itu. Itu artinya aka nada acara kumpul di ruang keluarga dan aku sangat tidak suka situasi seperti itu itu.

"Turun, ditunggu mami sama papi di ruang tengah".

Aku masih menatap kepergian kakak-ku dengan malas, sama malasnya dengan kenyataan bahwa aku juga harus mengikuti kepergian-nya keluar tengah, karena kalau tidak, pasti semua orang akan memanggilku sampai aku keluar dan bergabung dengan mereka. Akhirnya dengan setengah hati kulempar ipad-ku keatas tempat tidur dengan sembarangan, kemudian keluar dari kamar dan bergabung dengan semua orang yang sudah berada di ruang tengah.

Disana terlihat mammmmi sedang sibuk dengan azka anak kakak pertamaku kak enzy. Azka adalah cucu pertama sekaligus cucu satu-satunya dalam keluarga ini dan kedua orang tuaku sangat menyayangi dia, terutama papi karena azka adalah cucu laki-laki yang sangat dia harapkan.

"Ngapain aja kamu di kamar, kenapa baru keluar ?" tegur mami setelah aku duduk disebelah kirinya. Dan aku hanya menyandarkan punggungku kebelakang tanpa menjawab teguran mami.

"Mau kemana kamu rapi gitu ?" Tanya papi tanpa melirikku.

"Mau keluar".

"Mau keluar kemana kamu" sahut mami "kan ada kakak kamu di rumah, luangkan waktu kamu lah buat kumpul sama keluarga".

"Ini kan sudah kumpul sih mi, aku keluarnya juga masih nanti".

"Kamu nggak ketemu sama nadira lagi kan ?" Tanya papi lagi, kali ini dengan menatap lurus kearahku.

"Papi sudah tau jawaban-nya kan".

"Tian papi serius".

"Tian juga serius pi, dan tian juga tau kalau papi menyuruh orang untuk mengikuti tian. Jadi pasti papi sangat tau kalau tian masih ketemu dira apa enggak".

"Wow emang dasar anak emas" sahut kak enzy dengan sangat sinis "sampai di ikutin pengawal kemana-mana".

"Enzy" tegur mami.

"Jadi kamu sudah menentukan pilihan yang tepat".

"Sekarang boleh tian Tanya sesuatu pi ? dulu papi pernah bilang kalau meu menjodohkan tian dengan sekar karena mereka bisa membantu perusahaan yang sedang menurun. Dan sekarang tian sudah bekerja dengan keras untuk memulihkan perusahaan dan sekarang semua sudah mulai membaik dan stabil. Jadi perjodohan itu tidak harus berlanjut kan".

Sweet escapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang