Pagi hari dengan suhu udara yang sejuk membuat Kenta makin bersemangat untuk pergi ke sekolah barunya. Ia baru saja pindah dari Jepang ke Korea karena ia mendapat kesempatan untuk bersekolah di sana selama enam bulan. Ya, semacam pertukaran pelajar, Kenta pun masih tak menyangka bisa mendapat kesempatan ini. Selama tiga bulan ia mempersiapkan dirinya untuk tinggal di Korea. Masalah perbedaan bahasa bukanlah kendala baginya karena ia memang sangat mudah untuk mencerna pembelajaran baru. Ia sudah sangat percaya diri karena guru bahasanya sendiri bilang kalau ia sudah mampu untuk beradaptasi di sana.
Langkah demi langkah ia lewati dengan penuh semangat. Jantungnya berdegub kencang karena semangatnya yang menggebu-gebu, senyumnya sejak tadi ia tahan karena terlalu senang. Akhirnya ia pun sampai di sekolah yang selama enam bulan akan menjadi tempatnya mencari ilmu.
"Yosh! Ganbatte!", gumamnya pelan.
Lantas Kenta pun mempercepat langkahnya dan mencari kelas barunya, namun sesampainya dikelas langkahnya terhenti ketika melihat suasana kelas yang sama sekali tak bersahabat dengannya. Di depan pintu sudah ada beberapa anak gadis dengan gaya tomboy menatapnya dengan sinis. Kenta pun sedikit mengintip ke dalam kelas, oh ya ampun, isinya tak terlalu rapih, ada beberapa kertas bekas yang berserakan serta meja yang tercoret-coret oleh pulpen.
Kenta menghela nafas beratnya, ia menggelengkan kepalanya. Ia pun kembali ke depan pintu gerbang, ia mengecek kembali kertas yang berisikan informasi tentang kelasnya. Tidak sesuai dengan ekspetasinya, apakah ia mendapat kelas yang salah?
Bel pun berbunyi, Kenta dengan lesu berjalan masuk ke area sekolah. Ia bertemu dengan seorang guru, yang ternyata adalah wali kelasnya, Minhyun-ssaem. Guru itu sejenak menatap Kenta dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
"Kau pasti Takada Kenta ya?", tanya guru itu dengan ramah.
Kenta hanya mengangguk. Seketika dirinya bingung harus bagaimana.
"Mari ikut dengan saya, apakah kau sudah melihat kelasmu?", tanyanya lagi dan mulai berjalan.
Kenta mengikuti dari belakang, sambil menunduk, ia mengangguk samar. "Iya- apakah itu benar kelasku, ssaem?"
Sang guru hanya terkekeh pelan. "Apakah kau kecewa dengan suasananya? Memang rata-rata murid yang pindah ke sini suka begitu, kamu pasti bisa melaluinya"
Kenta hanya menelan ludah kecutnya. Dari tadi semua murid sudah masuk ke dalam kelas. Hanya menyisakan guru-guru yang bergegas masuk ke kelas mereka. Sampai di lorong kelas, terdengar suara langkah kaki yang menggema. Tak lama mereka pun sampai di depan kelas.
Mata Kenta membesar sesaat melihat isi kelas yang tak terlalu parah seperti tadi. Seakan merubah pandangan pertamanya terhadap kelas barunya. Kenta hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, alih-alih menyamarkan salah tingkahnya.
"Baik anak-anak, hari ini kita kedapatan murid baru, ia akan bersekolah di sini selama enam bulan. Silahkan perkenalkan dirimu, nak", kata Minhyun-ssaem.
Kenta mengangguk pelan. "Yaㅡ selamat pagi teman-teman. Namaku Takada Kenta, dari Jepang. Maaf jika bahasa korea-ku belum terlalu lancar, aku harap kita bisa cepat akrab. Mohon bantuannya!". Dirinya sedikit meninggikan suaranya akibat terlalu semangat dan juga membungkukkan badannya sebagaimana yang biasa dilakukannya.
Krik...
Tak ada respon apa pun dari warga kelas, membuat pipi Kenta memerah karena malu. Ia pun menengok ke guru dengan ekspresi aku-harus-apa? Guru itu pun hanya mengulas senyum.
"Baik, kita mulai pelajaran kita. Kenta, kau bisa duduk di sana", kata guru sambil menunjukkan bangku kosong berada di samping jendela. Bergegas Kenta duduk di bangku yang sudah disediakan dan berbenah untuk memulai pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoduken's Diary
Fanfiction⚠ bxb pairing ⚠ Takada Kenta, murid baru pindahan dari Jepang mengira waktu enam bulannya ketika belajar di Korea akan menjadi moment paling menyenangkan baginya. Namun ternyata, semuanya tak sesuai dengan apa yang ia bayangkan. Semenjak salah satu...