part 4: Harapan.

144 27 6
                                    

Bagai taman bunga yang bunganya baru saja bermekaran, begitulah isi hati Kenta sekarang. Entah kenapa setiap mengingat anak itu Kenta kerap kali tersenyum sendiri.

Oh ada apakah ini? Apakah Kenta mulai menyukai Kim Donghan?

Esok harinya, Kenta kembali menjalani rutinitas hariannya. Pergi ke sekolah, belajar dan tentunya, bertemu denganㅡ ups. Sesampainya di sekolah, Kenta menyapa semua orang yang ia kenal, maupun tidak. Ia ingin menyebarkan kebahagiaan yang sedang ia rasakan.

Langkahnya sudah menginjak lantai kelas. Mata Kenta langsung menangkap Donghan yang tertidur di bangku miliknya sendiri. Sebuah senyum terlukis di wajah Kenta. Namun tetap Kenta tak mau Donghan tahu akan perasaannya yang seperti ini.

Pelajaran di mulai, dan akhirnya waktu istirahat. Namun tak seperti biasanya Donghan yang selalu menggoda Kenta kini dirinya hanya pergi sendiri ke kantin. Kenta hanya menyernyitkan dahinya, mungkin Donghan butuh waktu sendiri.

Tak lama, seorang gadis yang dulu menyuruhnya untuk mengecek laci yang penuh bungaㅡ Kim Nari. Datang menghampiri Kenta. Ia tersenyum dan duduk di hadapan Kenta.

"Namaku Kim Nari, masih ingat denganku kan?", katanya.

"Masih kok, ada apa?", tanya Kenta.

Kim Nari tersipu malu. "Kau tinggal di rumah Sanggyun ya? Kita berada di jalur yang sama, mungkin kita bisa pulang bareng?", ajak Nari.

"Oh begitu? Kok kamu kenal Sanggyun?", tanya Kenta.

"Dia teman masa kecilku. Aku dulu anak yang pendiam. Dan sempat pindah beberapa tahun sebelum akhirnya kembali lagi kesini. Sepertinya Sanggyun sudah lupa denganku", ia tertawa renyah.

Kemudian mereka berdua pun larut dalam perbincangan. Katanya Kim Nari sangat menyukai negara Jepang, ia ingin melihat bunga sakura yang ada di Jepang walau disini juga ada. Ia ingin bermain ski di kaki Gunung Fuji dan berjalan-jalan di Harajuku. Mereka mengobrol sampai waktu istirahat habis.

"Maaf, karena ku kamu jadi gak istirahat", kata Nari.

"Gak apa, aku juga semangat kalau ngomongin soal Jepang, bikin aku kangen rumah deh", kata Kenta sambil tertawa pelan.

Tak lama, Donghan kembali dari kantin. Melihat Donghan, Kenta melirik lelaki itu namun dia hanya diam dan tak berkata apa pun. Entah kenapa dadanya terasa sesak. Baru saja kemarin Donghan memperlakukannya seperti orang yang sangat spesial namun kenapa tiba-tiba dirinya menjadi cuek?

Sampai pulang sekolah, Donghan benar-benar tidak mengucap sepatah kata apapun. Donghan pun langsung pulang, akhirnya pun Kenta hanya pulang berdua bersama Kim Nari.

Kenta pikir, hanya sehari Donghan seperti itu. Tapi nyatanya tidak. Dua hari sampai empat hari selanjutnya Donghan tetap cuek kepadanya. Berbicara pun hanya seperlunya, membuat hati Kenta merasa sakit.

ㅡㅡㅡ

Hari Minggu.

Sanggyun mengajak Kenta untuk bermain ke taman, katanya ada sesuatu makanan lezat yang mau Sanggyun belikan untuk Kenta. Mereka berdua berangkat jam sembilan lewat tiga puluh pagi. Kenta memakai kaus putih lengan pendek serta celana jeans, tak lupa topi berwarna merah. Sedangkan Sanggyun memakai kaus berwarna biru langit dengan celana kain berwarna hitam selutut.

Mereka berangkat dengan menaiki bus. Terlihat raut wajah Sanggyun yang amat senang ketika Kenta meng-iya-kan ajakannya untuk main. Mereka pun tiba di taman, ramai anak-anak dan orang tua yang sedang menikmati taman di sana.

Tamannya yang asri, rapi, sedap di pandang. Tak hanya menyuguhkan pemandangan yang indah, di sana juga di sediakan tempat makan yang di tata sedemikian rupa agar tetap terlihat rapi.

Hoduken's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang