part 9: Ayo damai!

105 15 7
                                    

Rutinitas harian Kenta mulai berubah semenjak menjadi kekasih Donghan. Terkadang Donghan menjemput Kenta saat berangkat sekolah, tetapi mengantar Kenta pulang adalah agenda wajib bagi Donghan. Padahal Kenta bilang tak usah diantar, tapi Donghan tetap bersikeras.

Kim Donghan kini berubah menjadi seorang yang overprotective, namun Kenta menganggap itu sebagai kasih sayang dari Donghan, memang benar-benar anak polos yang baru belajar pacaran.

Waktunya istirahat.

Kenta dan Donghan membawa bekalnya masing-masing. Mereka pun makan berdua di kelas. Sesekali teman sekelasnya meledek, 'beda ya yang baru jadian, dunia serasa milik berdua'. Kim Nari pun menghampiri mereka berdua.

"Kalian lupa sama aku ya", ucap Nari.

"Eh, engga kok, aku ga lupa", kata Kenta sambil tertawa pelan.

"Jangan imut depan orang lain, imutnya buat aku aja", ucap Donghan.

"Aku ga imut kok, beneran deh", kata Kenta sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenta itu imutnya alami. Mau gimana pun pasti ada imutnya", ledek Nari sambil menjulurkan lidahnya.

"Kamu juga, jangan rayu-rayu pacar aku", kini Donghan mengomeli Nari.

"Ahㅡ Donghan ga asik nih. Kacang lupa kulit dasar", kata Nari.

"Kalian berdua kenapa sih? Lagian Nari kan cuma bercanda, aku juga paham", ucap Kenta.

"Kok kamu belain Nari sih?", protes Donghan.

"Ehㅡ engga gitu maksudnya...", Kenta pun salah tingkah.

"Udah udah, aku datang kesini kan mau ngasih undangan ini", kata Nari sambil meredakan adu bicara antara Donghan dan Kenta. "Ini undangan buat kalian, oh iya... Kenta, jangan lupa ajak Sanggyun ya?"

Kenta mengambil undangan milik Nari, ternyata itu adalah undangan perayaan ulang tahunnya.

"Bentar... Ini di Jeju?", kata Kenta tak percaya.

Nari mengangguk. "Kalian nanti berangkat sama aku, naik kapal pribadi papa", jelas Nari riang. "Dah ya, aku mau makan dulu", tambahnya dan ia pun pergi.

Kenta mengangguk semangat dan menatap Donghan antusias. "Kita ke Jeju!", ucap Kenta.

Donghan hanya diam sambil terus melahap makanannya.

"Donghan-ie . . .", panggil Kenta.

"Hm?", sahut Donghan.

"Kita mau ke Jeju loh, kok kamu ga senang gitu?"

"Ada Sanggyun. Malas banget berangkatnya"

"Loh kok gitu? Kan dia ga bakal ngapa-ngapain... Lagian Nari sama Sanggyun kan teman main pas kecil"

Donghan berhenti menyantap makanannya. Suasana hatinya pun tak baik. Apakah Kenta tidak sadar kalau dirinya sedang cemburu? Apakah... Apakah Kenta tidak sadar kalau Sanggyun juga menyukainya?

"Sayang... Kamu peka ga sih?", tanya Donghan dingin.

Kenta menggeleng pelan. "Peka apanya?"

Donghan menepuk dahinya. Menurutnya, Kenta terlalu polos dari apa yang ia bayangkan. Tapi Donghan juga bersyukur karena kepolosannya itulah ia tak menyadari perasaan Sanggyun.

Kemudian, tangan Donghan yang lain menyentuh pipi Kenta dan mengelusnya lembut. "Ga tau kenapa aku ga bisa marah sama kamu. Kamu senyum aja bikin aku luluh", kata Donghan.

Kenta memegang tangan Donghan yang ada di pipinya. "Kok gitu?"

"Ya abisnyaㅡ "

"WOY UDAH DONG YANG PACARAN! TAHANLAH! KASIAN PARA JOMBLO!", teriak salah satu anak kelas mereka.

Hoduken's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang