part 13: Sebuah kejujuran

50 7 3
                                    

Sanggyun mengayunkan kedua kakinya di dalam air, sedang Taeguk sibuk berenang, bolak-balik dari ujung ke ujung kolam renang dengan berbagai gaya bak atlet renang yang sedang berlomba. Setelah dirasa lelah, Taeguk pun menghampiri Sanggyun yang sepertinya tak bersemangat itu.

"Gyun", panggil Taeguk.

"Hm?", jawab Sanggyun, matanya sendu, terus menatap air yang beriak.

"Ada sesuatu 'kah? Rasanya kamu gak ikhlas ikut jalan-jalan ini", kata Taeguk.

Sanggyun menoleh, kenapa Taeguk tahu akan suasana hatinya tetapi kenapa Kenta tidak? Sebuah senyum ia paksakan untuk mengembang. "Memang awalnya tak ingin, tetapi Kenta memintaku untuk datang"

Taeguk hanya mengangguk sembari mulutnya yang membulat tanda ia mengerti. Beberapa menit kemudian Taeguk pun beranjak dari pinggir kolam dan mengganti pakaiannya. Sedangkan Sanggyun hanya mengeringkan kaki dan kembali berbaring. Jeju lumayan panas hari ini, di kamarnya tak tersedia pendingin ruangan yang membuat Sanggyun merasa gerah. Ia pun bangun dan melepas baju atasannya yang tak disangka Nari membuka pintu kamar mereka. 

"AAAAAAAA!", keduanya berteriak dan membuat Yerin menghambur keluar kamar untuk memeriksa temannya diikuti Kenta yang ikut menyembulkan kepala dari dalam kamar.

"Ada apa sih!?", kata Taeguk yang juga masih memakai handuk mandi, baru keluar sebentar Nari langsung menyuruhnya untuk masuk lagi, Taeguk menurut.

Yerin menghampiri Nari, "ada apa?", tanya Yerin. 

Nari menggeleng. "Tidak, hanya saja aku terkejut melihat Sanggyun yang menghadapku sambil membuka baju", kedua gadis itu pun melirik Sanggyun, lelaki itu sudah melepas atasannya, hanya terlihat tubuh yang atletis, rupanya Sanggyun memiliki badan yang bagus. Setelah memastikan tidak ada apa-apa Yerin pun kembali ke kamar.

"Membuatku serangan jantung saja", keluh Sanggyun yang kembali berbaring di kasur. Nari mencibir.

"Pesta dimulai jam 8 malam ya, Sanggyun tolong belikan ikan dan ayam untuk dibakar", kata Nari.

Sanggyun berdecak dan menutup wajahnya dengan selimut. "Malas", reaksi itu membuat Nari naik pitam. Gadis itu pun mengambil bantal, menaiki kasur dan memukulnya tepat ke tubuh Sanggyun.

Lelaki itu beranjak bangun dan memegang kedua pergelangan tangan milik Nari dan menatapnya dengan tajam. Seketika Nari menahan nafasnya, pipinya merona merah, tak disangka seperti inilah pesona Sanggyun dari dekat.

"K- kalian sedang apa?", suara yang akrab di telinga Sanggyun itu terdengar dari pintu, Kenta ada disana.

"Bu- bukan maksudku!", ucap Nari sambil beranjak dari kasur dan segera pergi dari kamar Sanggyun dan Taeguk, "aku hanya menyuruhnya untuk membeli ikan!"

Manik hitam Kenta mengikuti Nari sampai gadis itu hilang dari pandangannya dan berbalik memandang Sanggyun. "Oh kalau begitu, belilah ikan bersamaku, aku yakin kau tidak terlalu mengerti jenis-jenisnya, jam 6 kita berangkat ya". Sanggyun tersenyum lebar.

---

Donghan cemberut setelah melihat Sanggyun dan Kenta pergi dari villa, pasalnya Sanggyun juga menggoda Donghan dengan senyum kemenangan. Donghan juga ingin ikut namun Nari melarangnya dan menyuruhnya untuk membantu Taeguk mendirikan api unggun. Setelah semua selesai, kini tinggal menunggu ikan dan ayamnya.

"Mereka lama banget!", celetuk Donghan, padahal baru lima belas menit berlalu.

"Astaga Donghan, mereka baru saja berangkat", kata Yerin.

Pipi Donghan menggembung, alisnya mengkerut, tangannya ia lipat depan dada, ngambeknya seperti anak kecil. "Aku takut Kenta diapa-apakan Sanggyun"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hoduken's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang