part 7: Harusnya aku, kenapa dia?

128 16 25
                                    

"Bagaimana kabarmu Kenta? Sudah baikan?", tanya ibu Sanggyun sembari memberikan segelas susu kepada Kenta.

Kenta beserta keluarga Sanggyun sedang menyantap sarapan bersama di hari Sabtu yang cerah. Kenta pun mengangguk. "Aku sudah merasa lebih baik, tapi kakiku agak sakit kalau dipakai untuk jalan"

"Karena lukanya tepat pada telapak kakimu sayang. Lagipula kenapa bisa sampe kayak gitu sih?"

Kenta terdiam. "Umm.. Itu, akuㅡ "

"Dia tuh mau nanya PR ke temennya, tapi kayak orang ngigo gitu. Lagian baru bangun tidur langsung lari-lari", kata Sanggyun.

Ibu Sanggyun tertawa. "Lagian ada-ada kalian tuh, bangun kesiangan, Kenta ilang. Jangan di ulang lagi ya. Ibu sama Ayah sampe panik", kata ibu Sanggyun menasihati.

Kenta tersenyum tipis. Entah kenapa perhatian dari orang tua Sanggyun membuat dirinya kangen rumah. Dan memang Kenta belum sempat memberi kabar langsung, karena malu kalau ingin meminjam ponsel atau telepon rumah milik keluarga Sanggyun, waktu itu hanya orang yang mengantarnya ke Korea yang baru memberi kabar pada ibunya.

"Um, ibu, itu... Apa aku boleh menelpon ibuku?", tanya Kenta ragu-ragu.

"Tentu saja boleh, kan sudah ibu bilang, manfaatkanlah fasilitas di rumah ini, tak perlu malu-malu", kata ibu Sanggyun.

Kenta tersenyum girang. Sanggyun hanya menatap Kenta. Ia pun menghela nafas. Setelah beberapa menit kemudian, sarapan mereka pun tandas dan masing-masing sibuk dengan kegiatannya sendiri. Kenta dan Sanggyun pergi ke kamar.

"Ada acara gak hari ini?", tanya Sanggyun.

"Engga sih, cuma aku mau ngerjain tugas yang kemarin dulu. Lumayan dapet contekan hehe", kata Kenta sambil membawa buku tugasnya ke kasur.

"Dari siapa tuh?", goda Sanggyun.

Kenta tersenyum malu sambil menutup wajahnya, membuat Sanggyun menyernyitkan dahinya. "Dari... Donghan..."

Mendengar nama itu membuat suasana hati Sanggyun hancur berantakan. Entah kenapa.

"Oh, kalian pacaran ya?", tanya Sanggyun lagi, dan dirinya pun berharap jawaban tidak dari Kenta.

"Iㅡ iya, kita pacaran", jawab Kenta dengan bangga.

Degh!

Hati milik Sanggyun hancur berkeping-keping. Jikalau berbunyi pastilah terdengar seperti banyak kaca yang dipecahkan secara bersamaan. Sanggyun menggigit bibir bawahnya dan berusaha menyembunyikan rasa sakitnya itu.

"Oh baguslah. Jangan nangis lagi kalau gitu, kalau sampai nangis biar aku kasih pelajaran si Donghan itu", ucap Sanggyun dan nadanya agak menekan saat mengucap nama Donghan.

Kenta terkekeh. "Tidak akan, ia sangat menjagaku, aku yakin air mataku tak akan mengalir karena sakit", kata Kenta. "Oh iya, besok aku mau jalan-jalan sama Donghan, kamu mau ikut?"

"Cih... Buat apa? Aku juga ada acara sama Taehyun-hyung dan yang lain", kata Sanggyun tak mau kalah.

Kenta mengangguk. "Hm ya sudah kalau gitu, titip salamku pada mereka ya", ucap Kenta dan ia pun mulai sibuk dengan tugasnya.

Sanggyun hanya menatap Kenta. Dan tak lama ponselnya berdering, tanda sebuah pesan singkat telah masuk.

Dari: Taehyun-hyung

Gyun, ayo main. Di tempat biasa. Sekarang.

Waktu yang tepat untuk Sanggyun menjauh dulu dari Kenta. Ia pun bersiap-siap untuk berangkat.

Hoduken's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang