part 2: Aku tidak mau.

193 34 7
                                    

Setelah melempar kertas tadi, Kenta langsung murung bak diterpa badai. Dirinya menyandarkan kepalanya di atas meja. Meratapi dirinya yang sepertinya terlalu cepat untuk menyimpulkan bahwa ia akan baik-baik saja.

Beberapa menit kemudian, Donghan pun kembali dari kantin setelah membeli makanan untuk sarapan. Biasanya ia membeli dua porsi untuk dirinya sendiri namun sekarang, ia mencoba untuk memakan satu porsi, demi menjaga image di depan kekasih barunya.

"Hai Kentaㅡ ", belum selesai berkata, ucapan Donghan terhenti karena suara gebrakan dari meja Kenta.

"Donghan, itu maksudnya apa!?", kata Kenta tak terima. Raut wajahnya sangat menjelaskan bahwa dirinya benar-benar marah terhadap Donghan. Namun bukannya takut, Donghan malah tertawa dan menaruh makanan yang tadi ia beli dan duduk di depan kursi Kenta.

"Ga usah marah-marah gitu dong sayang, kamu imut gitu, ga ada serem-seremnya", katanya santai sambil merapihkan makanan tadi.

Mulut Kenta terbuka lebar ketika mendengar ucapan Donghan. Apa katanya? Sayang? Candaan macam apa ini? Tidak lucu!

Donghan tak menghiraukan Kenta yang terlihat masih kesal. Satu lahapan sandwich masuk ke dalam mulut Donghan, sambil mengunyah, manik hitam itu terus memandang Kenta yang semakin membuat Kenta tak nyaman.

"Kenapa sih liatin terus?", kata Kenta ketus.

"Kan aku yang punya mata, suka-suka dong mau liatin siapa?", ucap Donghan.

Kenta mengerucutkan bibirnya dan ia pun melihat bahwa sandwich yang Donghan bawa itu ada dua porsi. "Dasar rakus", celetuk Kenta.

Donghan menghentikan acara makannya. "Kenapa? Aku ga rakus, ini aku beliin buat kamu, kamu belum sarapan kan?", katanya.

"Apaan sih sok tau banget!ㅡ", tiba-tiba Kenta meringis memegang perutnya. Tapi memang sejujurnya Kenta hanya memakan buah apel tadi pagi, ternyata itu hanya membuatnya kenyang sesaat. Pipi Kenta kembali memerah karena malu perutnya berbunyi.

"Tuh kan, nih makan", kata Donghan sambil membuka bungkus sandwich yang masih utuh.

"Aku ga mau", tolak Kenta.

"Harus makan pokoknya, aku udah beliin"

"Buat kamu aja, aku ga mau"

"Loh kok gitu? Buruan makan aku suapin nih!"

"Aku bilang ga mau!"

"Ga mau apa? Ga mau pake tangan? Yaudah sini aku suapin pake mulut?"

"Gila ya!", teriak Kenta.

Donghan hanya tertawa geli melihat reaksi Kenta yang menurutnya sangat menggemaskan. Rasanya sangat menyenangkan ketika dirinya bisa menggoda seseorang yang menarik perhatian dirinya.

Orang-orang di kelas pun hanya bisa menggeleng melihat sikap Donghan, sebagian ada yang merasa risih dan juga ada yang menganggapnya biasa saja. Pasalnya, memang begitulah sifat Donghan, tak ada yang bisa membantahnya.

Tak lama bel masuk berbunyi, Donghan segera menghabiskan sandwichnya dan merapikan bekas makannya. Terlihat sandwich yang ia buat untuk Kenta sama sekali tidak di sentuh oleh pemiliknya, yang kini malah tertidur.

Donghan terkekeh, timbul perasaan ingin mengelus lembut rambut-rambut itu dengan jemarinya, tapi masih ia tahan. Toh tak perlu buru-buru, kan? Akhirnya Donghan hanya merapihkan kembali bungkus sandwich milik Kenta dan menaruhnya di lacinya.

Kenta masih tertidur dan baru bangun sesaat kemudia ketika ketua kelas menyuruh anak-anak untuk bersiap berdoa.

ㅡㅡㅡ

Hoduken's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang