Chapter I : The Book

86 3 2
                                    

Ketika sinar itu datang dan itu merupakan kebiasaan dirinya untuk menyambut hari baru. Tapi berbeda dengan di Kampus Coral Springs, para mahasiswa dan mahasiswi sibuk sendiri dengan kegiatannya, ada yang sibuk dengan tugas dan deadline, ada juga yang santai menunggu sang penyanyi mengeluarkan suara indahnya. Dan itu tiba, penyanyi mengeluarkan suaranya, dan para mahasiswa bergegas memasuki ruang kelas mereka masing-masing.

Di Kelas Blizzzard seperti biasa Val datang berjalan menuju bangkunya dengan hentakan kakinya yang keras bersama temannya yang selalu berada di sampingnya,Aston.

”Hussh, minggir tuanku ingin duduk di singggasananya,Mina” ucap Aston.

”Tapi, aku datang duluan. Jadi, aku yang berhak duduk di bangku ini, Oke?” Ucap Mina.

”Permisi cantik, aku boleh duduk disini enggak?” Tanya Val.

”Oo..ternyata Val. Boleh-boleh” jawab Mina.

”Makasih cantik” ucap Val.

”Sama-sama. Apa sih yang enggak boleh buat kamu” ucap Mina dengan wajahnya yang memerah ketika berbicara dengan Val.

Kemudian, Mina berdiri dan membawa tasnya dengan wajahnya yang tersipu malu, dan Val duduk di bangku yang sebelumnya ditempati Mina.
Lalu, Pak Sherman datang ke kelas mereka dengan gaya yang berbeda tiap harinya.  Dia memakai kemeja bermotif  bunga dengan jas hitam dengan gaya rambut era 90-an.
”Selamat pagi, anak-anak. Seperti biasa ketika bapak datang kalian harus?” Tanya Pak Sherman.

”Nyanyi pak!” Seru Aston.

”Bapak kenapa kok dandan kayak begitu,Pak.Mau ada konser?” Lanjut Aston dengan menahan tawanya.

”Aston, sekali lagi kalau kamu bilang seperti itu saya minta kamu untuk keluar dari kelas” jawab Pak Sherman.
”Oke, pak. Gak usah diperingatkan saya memang ingin keluar dari kelas ini,Pak!!” Ucap Aston dengan percaya diri.
”Oke kalau begitu, dari pelajaran bapak hingga pelajaran terakhir kamu tidak usah mengikutinya. Gampang, bukan?” Ucap Pak Sherman.
”Oke, pak” jawab Aston.
Kemudian Aston berjalan menuju ke arah pintu kelas dengan membawa ranselnya.

”Tunggu, pak!” Seru Val kemudian.

”Iya, nak Val. Ada apa?” Tanya Pak Sherman.

”Tadi, Aston berpendapat kalau hari ini bapak seperti penyanyi era-90. Kayaknya bapak memang seperti Elvis Presley penyanyi yang terkenal di dunia. Masa bapak enggak tau?” Tanya Val.

”Mm..begini nak. Saya tahu bahwa kamu adalah anak terkenal di kampus ini. Bukan berarti saya tidak boleh berpakaian seperti penyanyi yang kamu sebut itu. Kalau kamu mau ikut temanmu disana, silahkan” ucap Pak Sherman.

”Makasih pak!” Jawab Val.

”Sekalian kamu bawa tasmu dan bawa temanmu itu keluar” ucap Pak Sherman.

”Oke pak. Berarti saya juga nggak ikut pelajaran?” Tanya Val.

”Gitu aja masih nanya. Ya iyalah!!” Seru Pak Sherman.
”Oke” jawab Val sambil membawa tasnya dan keluar  kelas bersama Aston.

<<>>

”Kita mau kemana, bro?” Tanya Aston.

”Ya, ke kantin lah. Eh bro, nanti malam di kampus ada bazaar. Nyari cemilan dulu?” Tanya Aston kembali.
”Oke, kali ini aku bayar. Buat lunasin waktu kita ke warnet kemarin” jawab Val.
”Oke” jawab Aston.

Kemudian, mereka pergi menuju kantin kampus. Mereka disambut dengan banyaknya mahasiswa-mahasiswi yang berjualan makanan dan minuman.
”Eh, Val. Itu ada sempolan sama cireng, favorit kita” ucap Aston sambil menunjuk ke arah depan Val.
”Ha?? Oh...itu. Oke, ayo” jawab Val.
Mereka berjalan menuju kedai makanan yang menjual sempolan dan cireng. ”Kak, pesen dua, yang pedas. Jangan terlalu banyak minyaknya terus yang satunya tambahin rasa pedasnya” ucap Aston kepada Kak Becca –penjual sempolan dan cireng- dengan logat khasnya.
”Adiknya terlalu banyak ngomong. Kalau minyaknya gak banyak gimana mau nggorengnya?” Tanya Kak Becca.
”Hehehe bercanda kak” jawab Aston cengengesan.
Kemudian mereka duduk dibangku yang kosong untuk menunggu pesanan.
”Hei, makasih ya” ucap Aston menyenggol Val.
”Oyas” jawab Val sambil meninju lengan Aston pelan.
“Dek, ini pesanannya” ucap Kak Becca sambil meletakan pesanan di atas meja.
”Makasih kak” jawab Val sambil tersenyum.
“Iya dek” jawab Kak Becca dan kembali menuju dapur.
Mereka segera menikmati makanan yang mereka pesan.
“Val lihat arah jarum jam 2 deh” ucap Aston setengah berbisik.
”Apalagi? Lumayan bro” jawab Val sambil menatap seserang.
”Habis ini langsung kesana?” tanya Aston penasaran.
”Kesana lah tapi masa kita kesana dengan tangan kosong” ucap Val dengan raut muka berpikir.
”Emang kita mau bawa apaan?” tanya Aston kepada sohibnya itu.
”Kita keliling dulu aja baru kesana” kata Val setelah seperkian detik.
”Oke-oke” jawab Aston sebelum melahap sempolan.
Setelah makanan mereka habis Val dan Aston segera berkeliling kampus.

The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang