Chapter IX : I Need Her

21 1 1
                                    

Di dalam sebuah permainan,
Pasti ada seseorang atau beberapa orang yang terlibat
Menggunakan berbagai cara untuk menang
Baik itu sesuai peraturan maupun tidak

Namun,yang perlu dipahami adalah
Cara menyelesaikan permainan tidak hanya menang
Melainkan bagaimana seseorang bermain dengan bijak
Mengambil sebuah jawaban untuk menyelesaikannya

"Dek,Kakak pulang"Ucap seseorang.
Lalu,terdengar suara pintu terbuka."Kak,Fanya mau ke rumah nenek.Soalnya,nenek sendirian"Ucap Fanya."Oke,kakak antar kamu?"Tanya Val."Engga usah.Aku diantar sama ayah.Dek David sama Nicole juga ikut"Jawab Fanya.
"Jadi,kakak sendirian?"Tanya Val.
"Ya,enggak.Kakak mau ikut,gak?"Tanya Fanya.
"Aku enggak bisa.Nanti aku ikut pengajian di rumahnya Aston"Jawab Val.
"Pengajian?Tumben ikut kayak begituan.Pasti gara-gara Kak Aston"Ucap Fanya.
"Ya,begitulah"Ucap Val.
"Aku boleh ikut,Kak?"Tanya Fanya.
"Boleh saja.Tapi,katanya kamu mau ke rumah nenek"Jawab Val."Pengajian,kan cuma sebentar.Masa kakaknya enggak boleh ikut sama adiknya ikut pengajian?"Tanya Fanya.
"Ya,tapi setelah itu kamu kakak antar ke rumah nenek.Bentar lagi kamu mau ujian,Kan?"Tanya Val."Iya,Kak"Jawab Fanya."Oke,bilang sama ayah dulu"Ucap Val."Jam berapa,Kak?"Tanya Fanya."Nanti sore"Jawab Val."Oke"Ucap Fanya.
Kemudian,Val masuk ke rumah.Saat di dalam rumah,dia melihat ayahnya sedang duduk membaca koran dengan segelas teh di atas meja.
"Yah,nanti ke rumah nenek?"Tanya Val.
"Iya,kamu ikut,Kan?"Tanya Ayah Val.
"Enggak,yah.Nanti sore aku ikut pengajian"Jawab Val."Oke,tadi ayah dengar kalau Fanya juga ikut"Ucap Ayah Val."Iya,enggak apa-apa,Kan?"Tanya Val.
"Pokoknya jaga rumah baik-baik.Jangan ada pesta atau hal-hal lain.Janji sama ayah"Ucap Ayah Val.
"Iya,yah.Val janji"Jawab Val.
"Nanti Fanya ikut kamu atau ke rumah nenek?"Tanya Ayah Val.
"Aku ikut ke rumah nenek.Sekalian nginap.Gapapa,Yah?"Tanya Fanya."Oke,yang penting itu tidak menganggumu untuk belajar"Jawab Ayah Val."Oke,yah.Makasih"Ucap Fanya memeluk ayahnya sambil tersenyum."Iya,Fanya"Jawab Ayah Val.Lalu,Fanya kembali menuju kamarnya untuk mempersiapkan.
"Val,kamu tolong duduk sini.Kita sudah lama enggak berbincang bersama"Ucap Ayah Val.
"Iya,Yah.Kenapa?"Tanya Val sambil duduk bersamanya.
"Ayah sangat bangga terhadapmu,Nak.Akhirnya,kamu berubah"Ucap Ayah Val."Maksud Ayah?"Tanya Val."Maksud ayah akhirnya kamu bisa memperbaiki dirimu menjadi lebih baik"Ayah Val.
"Ayah kira aku memperbaiki diriku sendiri?Diriku yang sebelumnya telah mati.Untuk sekarang,aku lahir menjadi diriku yang baru"Ucap Val.
"Nak,apakah kamu tidak apa-apa?"Tanya Ayah Val.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu,Yah.Ayah adalah seorang pengacara.Kenapa ayah tidak mengatakan yang sebenarnya?Apa pentingnya sebuah kebenaran murni dengan kebohongan yang sangat pahit?"Tanya Val.
"Val,Ayah melakukan semua hal ini hanya untukmu.Ayah hanya tidak ingin kehilanganmu"Jawab Ayah Val.
"Seorang pengacara mencari sebuah keadilan bukan untuk mencari kebebasan dirinya sendiri.Sama saja kalau ayah itu egois"Ucap Val.
"Val,ayah tahu peristiwa itu masih membuat dirimu merasa terancam,tapi,jangan khawatir.Karena,Ayah selalu disini"Ucap Ayah Val."Yah,aku sudah berumur 20 tahun dan ayah masih mengkhawatirkan aku seperti anak balita"Ucap Val."Val,kalau kamu ingin marah.Tolong,lampiaskan saja kepada Ayah.Jangan ulangi perbuatanmu kemarin"Ucap Ayah Val.
"Okay,Val sekarang sudah dewasa.Jadi,tahu apa yang benar atau salah"Sahut Val sambil berjalan menuju kamarnya dengan wajahnya dipenuhi dengan amarah.
Saat Val di kamarnya,Val mengganti pakaiannya.Kemudian,dia langsung terbaring di atas kasurnya.Ketika dia ingin menutup matanya,suara dering HP berbunyi.Ternyata,ada panggilan yang tak terjawab.Lalu,terdengar suara dering HP-nya lagi.Val pun mengangkat panggilan dengan nomor yang sama.
"Halo"Ucap Val."Val,mama tadi kirim sebuah paket buat kamu sama adik-adikmu dari Venesia"Ucap Mama Val.
"Makasih,Ma.Kenapa mama yang enggak kasih barang itu ke kita?Pintu selalu terbuka untukmu,Ma"Ucap Val.
"Val,kamu tahu mama sibuk.Itu juga,buat kalian semua"Jawab Mama.
"Pasti itu alasannya.Kenapa mama enggak tinggal disini.Val menunggu hari itu akan datang"Ucap Val."Sayang,kamu tahu juga kenapa mama seperti ini.Lagipula,mama telah mempersiapkan semuanya untuk kalian."Ucap Mama Val.
"Ma,saat ini yang dibutuhkan kami bukanlah paket yang setiap minggu mama beri.Kami hanya ingin merasakan pelukan hangat ketika kami ketakutan di malam yang dingin.Itu saja,Ma.Tidak lebih cuma satu pelukan saja meskipun itu untuk yang terakhir kalinya"Ucap Val.
"Val,mama bukan seorang peri yang bisa mengabulkan sebuah permohonan.Mungkin,mama adalah ibu yang aneh bagi orang lain.Tapi,mama hanya bisa memberikan itu saja"Ucap Mama Val.
Kemudian,Val mematikan panggilan tersebut.Dia menaruh HP-nya di mejanya.Lalu,berbaring sambil melihat lampu abu-abu kecil.Ketika Val hampir menutup kedua matanya,dia mendengar suara bisikan.Lalu,Val tidak mempedulikannya.Suara itu terdengar kembali,Val masih tidak mempedulikannya.
"Dek Fanya,kalau nyalain musik jangan keras-keras.Percuma,kakak enggak paham bahasanya"Teriak Val sambil menutup telinganya dengan bantalnya.
Suara itu pun terdengar kembali.Sebuah suara yang tak terlihat asing di telinga.Nadanya yang sering membuat orang terpana ketika melihatnya.Val kemudian membuka matanya.
"Fanya,kamu ngapain main piano?"Tanya Val berjalan sambil membuka pintu kamarnya dan menuju ke bawah.
Ketika dia menuruni tangga,dia hampir terpeleset.Lalu,dia melihat seorang perempuan melihat ke arahnya.Dia berjalan menghampirinya.
"Val,bagaimana?"Tanya seorang perempuan.
"Marianet,kenapa kamu disini?"Tanya Val.
"Aku ingin tahu kamu sudah menyelesaikannya"Jawab Marianet.
"Aku akan segera menyelesaikannya.Jangan khawatir"Ucap Val."Apakah kamu membutuhkan bantuan?"Tanya Marianet."Tidak usah,aku bisa mencari bantuan"Jawab Val."Baiklah,kamu hati-hati"Ucap Marianet.
"Tapi ada yang ingin kutanyakan kepadamu..."Ucap Val.
Tiba-tiba Marianet menghilang secara misterius untuk kesekian kalinya."Jangan lakukan itu"Ucap Val sambil berteriak."Kakak kenapa?"Tanya seseorang."Val,bangun"Ucap seseorang."Tunggu..."Ucap Val sambil duduk ketika dia berbaring di kasur."Val,kamu kenapa?"Tanya seseorang."Yah,Dek Nicole.Kalian ngapain disini?"Tanya Val."Kamu tidak ingat,tadi kamu duduk di tangga sambil menutup mata kamu dan anehnya kamu bicara sendirian"Ucap Ayah Val.
"Masa?"Tanya Val.
"Pasti kakak tadi kekurangan tidur.Sampai sleep walking juga"Ucap Nicole.
"Tapi,kamu baik-baik aja,Kan?"Tanya Ayah Val.
"Iya,Yah.Ini jam berapa?"Tanya Val."Jam 4,Kak"Jawab Nicole."Ya allah,aku terlambat.Dek Fanya mana?"Tanya Val.
"Dek Fanya nunggu kamu di depan.Katanya kamu suruh tunggu dia disitu"Ucap Ayah Val."Oke,Yah.Aku berangkat dulu.."Ucap Val.
"Kamu enggak ganti baju dulu?"Tanya Ayah Val.
"Oiya,ya.."Jawab Val.

"Anak ini beneran datang apa enggak sih?"Gumam Aston sambil menunggu Val didepan rumahnya."Aston,sini dulu"Ucap seseorang."Iya,Ma.Sebentar aku masih nunggu Val"Jawab Aston.
"Nanti dulu tunggunya.Bantu mama sini"Ucap Mama Aston.
"Iya,Ma"Jawab Aston menghampiri ibunya.

"Kok gue enggak yakin kalau dia bakal kesini"Ucap Aston dengan nada pelan."Dia beneran tobat apa enggak?"Tanya Aston masih dengan nada yang sama."Dia disini,Bro"Ucap seseorang yang duduk disampingnya."Val,lo bikin gue kaget aja..."Ucap Aston."Sorry,Ton.Gue baru bangun tidur"Ucap Val."Oalah,eh Dek Fanya.Kamu ikut pengajian?"Tanya Aston."Ya,iyalah.Terus kenapa aku kesini kalau bukan pengajian"Jawab Fanya."Mungkin kamu pingin ketemu sama kakak?"Tanya Aston heran."Ihh enggak.Kenapa aku pingin ketemu sama kakak.Seleraku terlalu tinggi"Jawab Fanya."Memang kayak gimana?"Tanya Aston."Kayak..."Jawab Fanya."Hussh,jangan bahas itu.Oke.Uda mulai ini"Ucap Val menyela pembicaraan mereka.

Saat acara telah selesai,Val dan Fanya membantu Aston membersihkan rumahnya.Lalu,mereka beritirahat sejenak di halaman rumah Aston."Kak,setelah ini aku antar ke rumah nenek ya.."Ucap Fanya."Sekarang aja.Kakak juga ada urusan sama Aston"Jawab Val."Oke"Ucap Fanya.
Kemudian,Aston mengeluarkan motornya.Sedangkan,Val dan Fanya menunggunya di luar.Lalu,mereka berangkat."Kak,jangan cepat-cepat jalannya."Ucap Fanya.Val hanya diam."Kak kenapa kakak diam aja?"Tanya Fanya."Kakak agak pusing,Dek"Jawab Val."Berhenti dulu aja"Ucap Fanya."Enggak apa-apa.Rasanya tidak begitu sakit"Ucap Val."Pokoknya berhenti dulu"Ucap Fanya."Iya,ini aku berhenti"Ucap Val menghentikan mesin motornya ketika berada di depan sebuah pom bensin."Val,kenapa berhenti?"Tanya Aston ikut menghentikan motornya."Kakak agak pusing kepalanya,Kak"Jawab Fanya."Jangan-jangan..."Ucap Aston."Apaan?"Tanya Fanya heran.
"Lo belum cerita sama adik lo,Bro?"Tanya Aston.
Val tiba-tiba duduk dan mengusap kepalanya berulang-ulang kali."Cerita apaan?Dongeng?Sinetron?Drakor?"Ucap Val sambil tertawa.
"Bro,ini enggak lucu"Ucap Aston.
"Hahaha...wajah kalian serius amat"Ucap Val tertawa lepas.
"Kak!"Bentak Fanya.
"Kenapa?Sini kamu duduk sama kakak.Kakak mau ceritain sesuatu"Ucap Val menarik tangan adiknya."Mau ceritain apa,Kak?"Tanya Fanya."Tapi bohong"Ucap Val tertawa terbahak-bahak."Val,wajah lo pucat banget.."Ucap Aston."Kak,lepasin tanganku dulu.Aku mau bicara sama Kak Aston"Ucap Fanya.
"Ha..a.Hati-hati Aston itu kadang-kadang telat mikir"Jawab Val.
Kemudian,Fanya menghampiri Aston."Kak,panggil ambulans.Kakak ada yang enggak beres"Ucap Fanya."Mungkin dia tidak membutuhkan itu.."Jawab Aston.
"Terus?"Tanya Fanya.

The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang