+bonus chap 2

815 50 4
                                    

Arielle duduk sendirian di sebuah cafe terkenal yang ada di negeri tetangga, Amerika. Cewek itu lagi nunggu kedatangan Kris, sang tunangan, yang katanya lagi otw ke cafe tempatnya sekarang. Selagi menunggu, tentunya Arielle mengisi waktu dengan chattingan dengan teman-temannya yang menetap di Indonesia.

Bibirnya mengulum senyum, kadang juga terkekeh pelan ketika membaca isi pesan gaje dari teman-temannya. Rupanya, sifat humoris sekaligus garing mereka gak lepas dari mereka, walau umur mereka gak lagi bisa dibilang remaja.

Kini, mereka sudah berkepala dua. Sudah memasuki usia yang matang. Gak ada lagi waktu untuk bersantai-santai, seperti masa-masa sekolah dulu. Semua yang ada di depan mata harus dikerjakan saat itu juga, gak ada lagi istilah Sistem Kebut Semalam kayak di bangku sekolah dulu.

Tapi, mereka tetap menyempatkan diri untuk tetap berhubungan. Bertukar pesan juga melakukan video call adalah hal yang wajib dilakukan setiap hari, paling tidak dua jam satu hari.

Gak lama, Arielle bisa ngerasain ada tangan besar yang nutupin penglihatannya. Bibir cewek itu mengembang, sudah bisa menebak siapa pelakunya. Jadi, dia letakkan ponselnya itu di atas meja, lalu menempelkan kedua telapak tangannya pada punggung tangan yang selama ini menjadi objek favorit untuk dielusnya.

"Kak Kris..."

"Kok tau, sih?" Kris menyingkirkan tangannya. Memberikan kecupan ringan di pucuk kepala Arielle, lalu menarik kursi yang berada di hadapan calon tunangannya.

"Ya, mudah ketebak. Siapa lagi memangnya yang mau nutupin mata aku kayak Kak Kris?" Arielle terkekeh di ujung kalimatnya.

"Berarti aku harus cari cara lain biar kamu gak bisa nebak, ya."

"Dih, gak perlu. Aku suka, kok, digituin. Tangan Kak Kris gede, lucu."

Kris tertawa pelan. "Lucu darimananya, hm? Justru tangan kamu tuh yang lucu. Kecil gitu, kayak anak SMP."

"Iiiiiihh berarti kakak doyannya sama anak SMP ya? Pedo, ish," Arielle cengegesan.

"Pedo-nya juga sama kamu doang. Yang lain gak mau."

"TETEP AJA PEDO!"

Kris mengalah. Dia lebih milih diem dan menumpu tangan di dagu dengan mata menatap lurus pada Arielle. Bibir tebalnya tersenyum tulus, tatapan matanya penuh cinta.

Yang dipandangi justru menunduk malu, lalu terkekeh salah tingkah. "Ish! Jangan dilihatin gitulah. Malu akunya, kak!" Arielle jujur-jujuran sama perasaannya sendiri.

Kris tertawa gemas. "Memangnya gak mau dipandangin penuh cinta oleh cogan?"

Narsisnya..

Untung cinta

"Dih, narsis amat, Botak. Nyebelin bener," sahut Arielle lalu menjulurkan lidah, mengejek. Padahal dalam hati Arielle tengah bersyukur ditatapi penuh cinta oleh Kris.

Siapa yang tidak bersyukur mendapatkan lelaki macam Kris? Walaupun sedikit nyebelin dan punya tingkat kenarsisan yang sangat amat tinggi, Arielle benar-benar nemuin seseorang yang bisa ngebantu dirinya sendiri untuk melupakan sosok orang yang pernah ngisi hatinya dulu. Orang yang sepertinya Arielle gak perlu sebut, karena siapapun tau momen dimana cowok itu nembak dia pas liburan.

Kris itu orangnya lucu, terkadang, dan jujur dengan perasaannya sendiri. Maka dari itu, sifat blak-blakan Arielle perlahan muncul ke permukaan dan semakin berkembang ketika makin dekat dengan Kris. Gak, Arielle gak pernah nyesal setelahnya, karena dia merasa sedikit-banyak lebih lega sekarang sebab bisa menyuarakan apa isi hatinya. Ya, tentu aja dalam kata-kata sopan.

SKSD - Byun Baekhyun (bbh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang