janji

95 13 13
                                    

Jakarta

Akhirnya aku sampai di Jakarta, namun waktu menunjukan pukul  23:25. Matahari  telah pergi sejak tadi dan bintang telah tiba dengan sejuta cahaya. Aku memilih untuk pergi ke hotel yang  tak jauh dari posisi ku sekarang.

Suara alarm membuatku terbangun tepat pukul 04.00, sepertinya aku tidak bisa tidur nyenyak malam ini. Tak seperti biasanya, mungkin gara gara tadi aku tidur di bus.

Flashback

Ketika aku sedang asik membaca, pundaku terasa berat, ku lihat ke arah pundaku. Disana ada ira yang sedang tidur bersandar. Ingin ku bangunkan dirinya namun hatiku sangat tidak tega melihat dirinya yang kelelah. Akhirnya ku putuskan untuk membiarkannya.

Entah mengapa sandarannya tak menggangguku sama sekali, malah membuatku nyaman pada posisi ini.  Tak biasanya aku seperti ini, biasanya jika ada wanita yang menyentuhku, aku langsung pergi karna terganngu. Sunguh wanita itu benar benar telah melemahkan hatiku.

"Bangun... Udah sampai." supir bus mencoba membangunkan kami.

Aku bangun dan terkejut karena aku dan Ira saling bersandar.

"Maaf ya, aku jadi tidur di pundak kamu."

"Iya gak papa, dan gua juga minta maaf gua udah bersandar di kepala lu. "

"Iya gak papa, makasih banyak yah udah mau jadi sandaran di saat aku lelah."

Aku merasa tersentuh akan ucapnya tadi. Aku senang walaupun ia hanya bersandar sementara. Entah mengapa kejadian itu masih terbayang bayang, aku tak bisa melupakan hal itu.

Mengapa aku masih nemikirkan hal itu, padahal aku bukan siapa siapanya dan aku sudah punya kekasih. Aku sungguh keterlaluan.

"Astaga...aku hampir lupa dengan janji ku hari ini dengan lia. Aku harus menyiapkan segalanya." Aku menyiapkan segalnya hinga selesai.

"Beres juga. Sebaiknya aku segera bergegas ke monumen nasional, semoga lia belum datang." Aku langsung bergegas ke monumen nasional(monas).

Di Monumen Nasional .....

Waktu menunjukan pukul 08.00, keadaan semakin ramai disana, namun aku tak melihat sosok lia. Terlihat wanita dari kejauhan, wajahnya mirip seperti lra, tidak itu bukan lra, aku harap aku hanya salah lihat.

"Hai.... Rama."

Suara itu mengagetkan diriku yang sedang memejamkan mata.

"Iiiiiira."

"Iya, gak nyangka yah kita bisa ketemu lagi. Kamu lagi apa Ram? Nunggu gebetan yah, tumben pake baju rapih."

Aku hanya tersenyum kepada ira, karena aku tak sanggup berbicara satu kata pun pada dirinya. Entah mengapa itu semua bisa terjadi, padahal aku  dengan Ira tak ada hubungan apa  apa, tapi aku gugup sekali didekatnya.

Kulihat ke arah samping, di sana terlihat sosok lia yang sedang duduk di bawah monumen itu.

"Gua duluan ya.... "

Akhirnya aku meningalkan lra menuju lia. Berat rasanya kaki ini  melangkah meninggalkan lra, namun hilang rindu ini ketika aku semakin mendekati lia. Entah dan entah apa yang terjadi pada diriku.

Aku mencoba memberi kejutan pada lia karena tepat hari  ini dia berulang tahun dan tepat hari ini pula adalah hari aniversarry kami.

"Dor..." Diriku mencoba mengkagetkan lia.

Wanita itu langsung menoleh ke belakang, Ternyata itu bukan lia.

"Eh maaf, kirain pacar saya."

"Dasar stres." ujar orang itu.

TWO TOWERS ( DUA MENARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang