Berubah

13 2 2
                                    

Jogjakarta...

Setelah beberapa hari aku menemani azka untuk menjaga mamahnya yang sakit. Akhirnya aku pamit kepada azka, karna hari ini aku harus melakukan penelitian untuk bahan skripsi ku. Aku harus mengejar ketertinggalanku selama 3 bulan kemarin. Dan aku juga harus bisa wisuda tahun ini.

"Om, Azka, aku pamit yah. Aku hari ini ada penelitian buat skripsi"

"Hati hati ram". Ucap ayahnya azka, sedangkan azka hanya tersenyum.

Kemudian aku bergegas meninggalkan ruang rawat. Tak berseling lama akhinya Agis, Hilmi, dan Renaldi pun ikut pamit.

*******

Setelah aku bersiap siap, aku langsung bergegas ke Universitasku. Namun ditengah perjalanan menuju fakultasku, ada yang memangilku.

"Ram...". Aku kaget ketika melihat wanita itu.

"Eh ira". Ucapku sambil tersenyum. Rasanya semua masalah yang aku miliki hilang seketika.

"Kamu ada waktu gak, kita jalan yuk." Ucap ira.

"Maaf Ra, aku hari ini ada penelitian". Ucapku dengan tidak enak hati pada ira.

Oh iya...
Umur ira dan aku tidak terlalu jauh berbeda. Begitu juga umur ira dengan renaldi mereka hanya beda satu tahun. Tapi karna Ira dari kecil bersekolah di luar negeri maka dari itu pendidikan yang ia tempuh jauh lebih cepat dari kami. Buktinya semester depan ira akan melanjutkan studi S2 nya di universitasku.

"Baiklah, nanti kalau ada waktu kita main yuk?". Ucap Ira. Aku hanya tersenyum padanya.

Akhirnya aku tiba di lab biologi. Dan aku kaget ternyata disana juga sudah ada renaldi yang sedang melakukan penelitian dengan beberapa rekan temanku yang lain. Dan aku baru sadar ternyata memang hari ini juga renaldi seharusnya  melakukan penelitian.

Aku asyik mengoperasikan mikroskop di tengah lab biologi, sementara renaldi berada di ujung ruangan sedang mengutak ngatik cairan kimia. Saking asyiknya aku bermain dengan mikroskop aku baru sadar bahwa di lab hanya tersisa aku dan renaldi.

"Mungkin ini saatnya yang tepat untuk aku berbicara dengan renaldi". Ujarku dalam batin. Akhirnya aku menghampiri renaldi. Sepertinya renaldi mengetahu jejak langkahku namun ia tidak menghiraukan aku dan ia masih fokus dengan uji larutanya.

"Ren. Bisa kita bicara sebentar?". Ucapku sedikit gugup.

"Jangan gangu gua. Gua lagi sibuk?". Jawabnya dengan tegas dan sinis.

"Tapi kan bentar lagi adzan, Kita udah dulu penelitianya. Please gua mau ngomong penting sama lo gua mau menyelesaikan semuanya". Ucapku dengan penuh harapan. Akhirnya renaldi menyudahi praktikumnya dan dia menghampiriku.

"Mau bicara apa lagi? Udah puas lu mainin hati cewe?". Ucapnya dengan nada marah.

"Ren. Gua mau minta maaf. Iya gua salah". Belum selesai bicara, Renaldi hendak pergi meninggalkanku. Namun aku mencoba menahanya "Please, setelah ini terserah lu mau marah sama gua atau lu mau ngapain gua terserah. Yang penting denger penjelasan dari gua.

"Cepet gua gak punya banyak waktu!". Akhirnya ego nya dapat mereda. Kemudian aku melanjutkan penjelasanku.

"Sebenernya gua gak ada niatan buat nyakitin adik lu. Sumpah gua gak tau itu adik lu. Dan lagi pula gua pas saat itu bilang "iya" sebenernya gua refleks ren. Jadi gua akan bilang yang sebenernya sama ira dan sama lia. Asal persahabatan kita gak hancur Ren. Gua gak mau cuman gara gara percintaan, persahabatan kita ancur begitu aja". Ucapku dengan nada serius. Renaldi diam mulutnya membungkam. Dan ia mengeluarkan air mata. Kemudian dia memeluku.

"Gua juga gak mau musuhan sama lu Ram. Karna kita kenal udah lama,gua gak mau sahabat gua yang paling gua percaya ternyata jadi musuh gua. Gua juga minta maaf sama lu. Tapi gua begitu karna gua sayang sama adik gua. Tapi gua tau Ram elu orang yang bertanggungjawab gua gak akan ikut campur urusan lo. Dan gua pegang janji lo". Aku diam dan Renaldi keluar dari lab.

Entah apa yang ku rasakan saat itu, aku bahagia karna mungkin renaldi telah membukakan pintu maafnya padaku. Dan disisi lain aku juga takut ira dan lia tersakiti oleh ku. Ya Tuhan Tolong lah hambamu ini...

Akhirnya adzan pun tiba. Aku segera pergi ke masjid yang lumayan jauh dari Fakultasku. Aku berwudhu kemudian menunaikan shalat dzuhur berjamaah. Selesai shalat aku curahkan semua unek unek dan semua permasalahan yang aku punya pada Allah. Kamudian tak lama mic masjid menyala aku menatap kedepan, dan orang orang muali merapatkan diri mereka ke shaf depan, sepertinya akan ada pengajian. Kebetulan saat itu ada Hilmi yang menepukku.

"Ram, tumben lu disini?". Ucap hilmi sambil tersenyum.

"Ya elah. Gua juga kan mau ibadah, gua mau menunaikan kewajiban gua. Biasanya juga kan gua ibadah tumben dimananya?". Ucapku membantah ucapa Hilmi.

"Maksud gua. Tumben lu betah disink biasanya abus shalat lu minggat dari masjid gak ikut kajian". Kata Hilmi.

"Ya Elah. Emang gak boleh?". Hilmi hanya tersenyum. Aku juga mulai penasaran dengan kajian yang dimaksud Hilmi. "Mi, tadi lu bilang apa?  kajian? Kajian itu ngaji Al Qur'an?". Tanyaku dengan nada penasaran.

"Bukan, Kalau Kajian itu jadi kita akan diberikan materi mengenai syariat islam dan bagaimana kita hidup layaknya sebagai seorang muslim, tapi masih berlandasan al Qur'an dan Hadist. Jadi cakupan materinya luas banget. Bisa tentang Tauhid, bisa Muamalah atau Tentang ibadah". Ucap Hilmi dengan panjang lebar.

"Gua gak ngerti mi, lu ngejelasinya pake bahasa islami sih jadinya gua gak paham. Kan elu tau gua gak se shaleh elu. Oh iya tadi lu ngomong tentang ibadah? Bulanya shalat yah tinggal shalat kita kan dari kecil uda belajar itu kenapa harus beljara lagi? Terus banyak orang yang bilang kalau orang orang yang sering ikut kajian kaya gini kebanyak jadi kaum gurun, bener gak?". Ucapku dengan nada penasaran.

"Astagfirullah, gak gitu Ram. Nih ibadah itu kan suatu kewajiban yah. Kenapa kita harus memperdalam cara ibadah kita? Supaya amalan?  ibadah yang kita kerjakan bisa diterima oleh Allah. Mungkin diluar sana banyak yang sering beribadah tapi apakah ibadah mereka karna Allah? Terus apahkan bener bener udah yakin tata cara ibadahnya bener. Dan disana juga dengan kita belajar tata cara beribadah kita lebih tau dan bisa lebih toleransi lagi, karna misalnya aja dalam shalat, nah shalat subuh ini ada perbedaan pendapat diantara mahzab mahzab yang ada, ada yang pake doa qunut ada yang ngaa. Nah dengan kita belajar itu kita jadi tahu dan lebih toleransi satu sama lainya".

"Ngomong ngomong tema kajian hari ini apa Mi?".

"Temanya lumayan bagus. Tentang cinta dalam sudut pandang islam. Gimana lu mau gabung gak. Bentar lagi mau dimulai udah jam 12.30". Ajak Hilmi. Rama hanya tersenyum.

Akhirnya ia menghabiskan waktu kuliahnya saat itu dengan kajian dan penelitian....

Thanks Yang sudah membaca
MOHON MAAF BARU UPLOAD LAGI

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWO TOWERS ( DUA MENARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang