SAD

35 3 1
                                    

Jogjakarta

Aku berjalan menyusuri taman kota, disana banyak yang sedang menikmati angin di pagi hari. Aku sengaja berjalan menelusuri taman karna rumah renaldi tak jauh dari taman dan aku hanya ing

in memastikan bahwa ira sudah datang.

Suara hp berdering kencang membuatku menepis dan duduk di sebuah bangku taman, kemudian aku angkat telpon yang ternyata dari mamah.

"Ada apa mammm?."

"Kamu cepat pulang, mamah udah sampai." Aku langsung berbalik arah berjalan menuju rumah paman. Disana telah ada papah, mamah dan bibi.

"Rama cepat duduk, mamah sama papah mau ngomong hal penting." Ucapan mamah terlihat sangat serius. Aku duduk di sebelah bibi.

"Rama, kuliah kamu tinggal satu semester lagi tepatnya beberapa bulan lagi. Mamah sama papah ada rencana buat langsung menikahkan kamu dengan anak rekan kerja papah." Ucap papah membuatku binggung dan pusing. Aku tak menjawab apa pun dan langsung berlari ke kamar, kemudian aku mengunci kamar. Terdengar Suara bibi yang mengetuk pintu namun aku tak menghiraukannya.

Kali ini aku benar benar inggin sendiri tak inggin di ganggu siapa pun. Aku benar benar inggin berkata tidak pada papah namun aku tau betul sikap papah yang selalu egois dan tak mau mengalah.

Ceria ku hilang berganti sedih kali ini aku benar benar tak mau menikah dengan orang yang tidak ku sayang. Aku harus mengatakan semuanya pada papah bahwa aku tak mau menikah apalagi dengan orang yang tidak ku kenal.

Dor... suara pintu yang ku banting membuat semua orang kaget, papah dan mamah pun mengeleng kepala bertanda bahwa dia tak suka dengan sikapku dan aku selalu begini jika sedang marah. Aku menghampiri  paman yang dari tadi berada di taman belakang rumah.

"Paman?."

"Ada apa Rama?." Paman menaruh gunting yang tadi digunakan untuk memotong dahan. Kemudian ia menghampiriku.

"Paman, rama kan anak cowo dan rama bisa nyari jodpmih sendiri paman. Rama tidak ingin di jodohkan dengan siapapun." Aku pun berbalik badan dan berjalan masuk ke rumah. Baru tiga langkah berjalan paman berbicara.

"Rama, kamu itu kaya paman." Aku heran maksud kata kata paman, kemudian aku menghentikan langkah dan mendekati paman.

"Maksud paman."

"Paman sama bibi mu ini di jodohkan Rama." Aku terkejut paman mengatakan itu karna biasanya orang yang dijodohkan tak akan tahan lama.

"Dulu itu nenek kamu sama ibunya Risa(bibi) jodohin paman sama Risa. Jadi sebenarnya itu niat mereka menjodohkan kami karna kami itu yang akan meneruskan bisnis mereka. Awalnya paman gak setuju namun nenekmu bersihkeras ingin menjodohkan kami apa boleh buat? Akhirnya paman mau menikah dengan risa walaupun paman harus meningalkan pacar paman. Dan alhamdullilah paman sama bibi kamu bisa sampai saat ini. Karna kita berdua mencoba memunculkan rasa cinta walaupun sulit. Dan asal kamu tau perjodohan itu sudah menjadi adat di keluarga kita rama." Aku langsung masuk ke dalam rumah.

"Kringg... " Suara telpon.

" ya hai."

"Rama kamu dimana aku udah di kampus." Aku langsung menutup ponsel dan membuka chatingan. Aku mengirim pesan pada ira.

Rama : Ira hari ini aku gak masuk kuliah. Maaf hari ini aku gak bisa ketemu kamu. Mungkin besok aku baru mulai masuk kuliah. Jadi kita main besok aja yah. See you tomoroww ira my life. Rama.

TWO TOWERS ( DUA MENARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang