15

99 17 6
                                    

Sehun POV

Teringat dibenakku saat Luhan akan mencium Hyoyeon dihalaman belakang rumah tadi. Sampai sekarang aku masih merasa kesal pada Luhan dan ingin menonjok wajahnya.

"Aku benar-benar harus segara menampakkan diriku pada Hyoyeon sebelum Luhan akan melakukan hal yang lebih jauh lagi pada Hyoyeon. Tak akan kubiarkan Hyoyeon diambil Luhan bahkan jika menggunakan cara kasarpun akan kulakukan untuk mencegahnya."

Kearah loker mejaku, kucari buku yang pernah diberikan Hyoyeon padaku dulu. Mungkin bukunya akan terlihat usang karena sudah sangat lama aku tak menyentuhnya. Sedikit lama akhirnya aku menemukan novel yang kucari karena tertimbun dengan buku-buku yang lainnya.

"Tak ada pilihan lain. Aku harus bergerak cepat sekarang. Mungkin dengan novel ini aku dan Hyoyeon akan kembali seperti dulu meskipun akan sedikit susah nantinya karena kesalahanku selama ini."

Kusimpan lagi novel itu ketempat yang lebih muda untuk kuingat. Tak lupa aku mengambil kalung kenanganku dengan Venus alias Hyoyeon waktu dulu. Kugantungkan kalung itu pada patung kecil berbentuk patung liberty diatas mejaku.

"Akan kuberikan kalung ini padanya agar dia mengingatku dan kembali padaku."

Aku tak bisa menahan untuk tak tersenyum saat ini. Tak sabar rasanya untuk segera menemui Hyoyeon dan berkata padanya kalau aku merindukannya begitu banyak.

Aku datang Hyoyeon.


Luhan POV

Pintunya tak terkunci, tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalam dan meriksa hal yang ingin kuketahui. Melihat ada dua kamar yang sama-sama pintunya tertutup kupilih untuk masuk kekamar yang disebelah kanan dan memeriksanya.

Saat masuk kamar itu suasananya begitu gelap. Kuhidupkan lampu kamarnya dan ternyata kamar yang kumasuki sudah bersih tak ada barang apapun. Sepertinya ini kamar milik ibunya Hyoyeon.

Ingin langsung pindah kekamar yang satunya tapi kuurungkan niatku dan berniat untuk melihat-lihat dulu isi kamarnya. Kuhampiri meja yang disebelah ranjang, kutarik loker meja itu.

"Apa itu?"

Kuambil barang yang kutemukan didalam loker meja yang sepertinya itu milik ibunya Hyoyeon yang ketinggalan. Sesuatu yang kutemukan ternyata sebuah foto keluarga. Ada seorang ayah, ibu, dan satu anak perempuan yang sedang tersenyum duduk dibangku taman.

"Sepertinya aku pernah tahu taman itu?"

Kubalikkan fotonya dan terdapat tulisan seperti ditulis oleh anak kecil yang baru bisa menulis. Ada dua model tulisan disana. Berbentuk hangul dan berbentuk aksara cina dan yang kutahu kedua tulisan itu memiliki arti yang sama.

'Dari Luhan untuk Paman, Bibi, dan Yuan yang kucintai.'

"Tak mungkin!?"

Kulihat kembali wajah-wajah dalam foto itu. Wajah yang menghantuiku saat aku tidur tetapi begitu kurindukukan kehadirannya, ada dalam foto tersebut.

"Berarti benar apa yang kutakutkan selama ini. Hyoyeon memang Yuan!?"


Author POV

Hyoyeon menunggu Taeyeon yang masih diam berpikir. Mereka sudah diatas ranjang dikamar Taeyeon sekarang.

"Hyoyeon-ah, aku ingin bertanya sesuatu padamu tapi kau jangan terlalu berpikir keras untuk itu karena aku takut kau kenapa-napa." Taeyeon berusaha untuk berhati-hati saat bicara dengan Hyoyeon.

"Memangnya apa yang ingin kau tanyakan?" Hyoyeon menjadi lebih heran dengan yang dikatakan Taeyeon. Memantapkan hati lebih dulu, akhirnya Taeyeon menanyakan hal yang dikhawatirkannya.

PunishmentWhere stories live. Discover now