Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Hyoyeon segera membersihkan diri untuk langsung membantu bibi Choi memasak dan membersihkan rumah utama serta membantu paman Choi membersihkan halaman."Tuan besar dan Nyonya besar sudah pergi Bi?" tanya Hyoyeon sambil menghampiri Bibi Choi yang sedang membereskan dapur.
"Lho Hyoyeon, kamu tak pergi sekolah? Sekarang sudah jam tujuh kenapa masih dirumah?" Bibi Choi bukannya menjawab tetapi malah balik bertanya pada Hyoyeon.
"Aku sedang tak enak badan Bi, jadi aku ijin tidak masuk sekarang." jawab Hyoyeon ikut membantu mengeringkan piring-piring yang telah dicuci oleh Bibi Choi.
"Kalau lagi tak enak badan lebih baik istirahat dulu aja."
"Tak apa-apa Bibi, Hyoyeon akan bantu Bibi bersih-bersih rumah sama bantu Paman Choi bersihkan halaman."
"Kalau kamu bantu Bibi sama Paman nanti kamu jadi tambah sakit nak."
"Justru karena aku bantu Bibi sama Paman nanti aku akan lebih baik lagi." jawab Hyoyeon dengan senyum lembutnya. Bibi Choi hanya menghela napas kecil tak bisa lebih memaksa lagi karena dia tahu Hyoyeon itu anak yang keras kepala.
"Ya sudah kalau itu mau kamu, bibi tak akan memaksa."
"Tumben Tuan sama Nyonya sudah berangkat, biasanya jam segini baru selesai sarapan."
"Iya.. Tuan besar dan Nyonya besar sudah pergi lebih pagi karena jadwal berangkat pesawat terbangnya pagi. Tuan Xi harus segera sampai ke Amerika hari ini."
"Tuan dan Nyonya ke Amerika? Kenapa? Sampai kapan bi?" tanya Hyoyeon penasaran karena itu terlalu tiba-tiba. Saat ini Hyoyeon sudah beralih merapikan piring-piring itu ketempat semula.
"Mereka sedang mengurus perusahaan mendiang suami Nyonya Oh yang ada disana dan kata Tuan Xi mungkin mereka akan disana paling lama dua minggu."
"Ooh.. Luhan dan Sehun juga ikut bi?"
"Anio. Mereka tak mau ikut katanya masih ada hal penting yang harus mereka lakukan disini."
"Hal penting apa bi?"
"Bibi juga tidak tahu."
Hyoyeon diam berpikir maksud dari hal penting yang dibilang Luhan dan Sehun. Tapi ia tak bisa menebak hal itu. Yang tahu hanya Luhan dan Sehun serta Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ups maaf, aku lupa kalau kalian juga tahu.
"Bibi mau beli bahan-bahan untuk memasak buat nanti makan siang dan makan malam dulu ya Hyoyeon. Kamu bisa jaga rumah sebentar kan?" kata Bibi Choi sambil melepas celemek hijau tuanya.
"Apa tak mau Hyoyeon temani bi?" tawar Hyoyeon yang juga sudah selesai merapikan semuanya.
"Tak perlu Hyo, bibi hanya beli yang kurang saja, tidak banyak kok. Bibi bisa berangkat sendiri."
"Kalau begitu biar Hyoyeon saja yang berangkat kepasar, bibi istirahat saja dulu."
"Memangnya tak apa-apa kalau kamu yang berangkat?" tanya Bibi Choi sedikit ragu karena Hyoyeon tadi bilang kalau dia sedang sakit, jadi Bibi Choi masih khawatir dengan kondisi Hyoyeon.
"Iya bi, biar Hyoyeon saja yang pergi. Bibi tolong catatkan saja apa yang mau dibeli."
"Ya sudah kalau begitu. Tunggu sebentar ya." pinta Bibi Choi lalu pergi untuk mencatat bahan-bahan yang akan dibeli dipasar dan tak lupa dengan uang yang akan dibuat untuk membayarnya nanti
"Ini catatannya. Ini juga uang untuk beli bahannya." kata Bibi Choi sambil memberikannya pada Hyoyeon dan langsung diterima oleh Hyoyeon.
"Iya bibi. Terima kasih." Hyoyeon menaruh catatan dan uangnya kesaku dalam jaketnya.
YOU ARE READING
Punishment
FanfictionSaat jatuh cinta membuat semuanya indah, kuyakinkan diriku bahwa hal itu juga akan terjadi padaku.. Semoga -Kim Hyoyeon- Indah rasanya melihatmu menderita. Tuhan tau siapa yang berkuasa disini, maka bersiaplah untuk mimpi buruk mu. -Xi Luhan- ...