2. Mengetahui Tentangmu

712 30 1
                                    

"Kaum laki-laki adalah pemimpin (qawwam) bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka wanita yang shalihat, adalah yang tunduk dan taat (qanitat) serta mampu menjaga (hafizhat) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (QS. An-Nisa' (4):34).


Aldo dan Annisa sudah sampai di tempat futsal. Belum banyak orang yang datang. Tetapi sudah ada beberapa orang yang duduk di kursi penonton, ada juga yang baru keluar dari kamar ganti, dan ada juga yang sedang latihan di lapangan futsal.

"Do! Weh Alhamdulillah lu dateng. Apa kabar lu?" Seseorang menyapa Aldo begitu melihat Aldo masuk dari pintu utama. Lelaki itu memeluk Aldo dengan erat sebagai tanda rindu. Aldo pun juga menepuk punggung lelaki itu.

"Alhamdulillah bi khoir. Ente sendiri gimana, Dim?" Aldo melepas pelukannya.

"Alhamdulillah baik juga." Annisa berdiri dibelakang Aldo. Dia membiarkan Aldo melepas rindu dengan teman SMA-nya itu.

"Oh iya, Dimas. Kenalin ini istri gue. Namanya Annisa." Aldo mundur selangkah dan berdiri tepat disamping istrinya. Dimas menatap Annisa dari atas sampai bawah. Hari ini Annisa memakai gamis berwarna pastel dan kerudung panjang dengan warna senada. Dimas sampai tak berkedip menatap Annisa.

"Woy. Bini gue nih. Dosa lu liatin kayak gitu." Aldo menegur Dimas yang sepertinya tidak bisa melepas pandangannya dari Annisa. Annisa sendiri hanya menunduk dan menatap kaki suaminya yang sudah mengenakan sepatu bola.

"Astaghfirullah. Maap, bro. Gak sengaja. Abis bini lu cantik bener." Dimas hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya. Langsung saja Aldo memicingkan matanya dan memberikan tatapan garangnya. Dimas semakin dibuat salah tingkah karena itu.

Dimas mengulurkan tangannya pada Annisa, "Adhimas Ilyas. Panggil aja Dimas."

Annisa tersenyum dan menangkup kedua tangannya. "Annisa. Annisa Maryam." Dimas pun menarik kembali tangannya dan kemudian diam.

"Mana yang lain? Gue belum ngenalin bini gue ke kalian semua. Pas nikahan gue aja yang dateng cuma beberapa doang." Aldo kini merangkul lembut pundak istrinya. Kakinya melangkah masuk dan menemui teman-temannya yang lain. Dimas sendiri masih berdiri di depan pintu dengan diamnya yang aneh.

Setelah mengenalkan Annisa ke hampir semua temannya, Aldo mengganti pakaiannya menjadi pakaian futsal. "Kamu gak apa-apa duduk sendirian disini dulu? Anak-anak perempuannya belum pada dateng." Aldo bertanya lembut kepada istrinya yang sudah duduk di kursi penonton seorang diri.

Annisa mengangguk, "Gak apa-apa, Mas. Gak mungkin juga aku duduk gabung sama laki-laki disana. Jadi aku duduk disini aja. Masih bisa liat Mas juga kok." Annisa duduk di kursi penonton podium 2. Di podium 1 diisi oleh teman-teman Aldo yang semuanya lelaki. Sedangkan teman-teman Aldo yang perempuan akan datang terlambat. Jadilah Annisa duduk menyendiri di podium ini.

Annisa memberikan botol minum kepada Aldo yang sudah siap untuk turun ke lapangan. "Kalo udah gak kuat langsung tuker aja ya sama temen yang lain. Jangan dipaksain." Annisa menasehati suaminya yang tengah minum dengan wajah yang cukup khawatir. Dia belum pernah melihat suaminya bermain futsal, dan itu membuatnya cukup khawatir. Aldo tersenyum dan memberikan botol minuman itu kembali.

"Aku udah jago, Nis. Tenang aja. Gawang udah temenan sama aku." Aldo mencoba mencairkan suasana agar Annisa tidak terlalu khawatir dengannya. Annisa terkekeh mendengar jawaban suaminya. Aldo kemudian duduk disamping Annisa dan mengelus kepala Annisa.

ANNISAWhere stories live. Discover now